37. Same question

129 17 62
                                    

"OH! DAMN!"

Althea ngedongak keatas, "Fuck me harder!"

Johnny nganggukin kepalanya pelan, mempercepat gerakan pinggulnya demi nyari kepuasan. Sebelah tangannya bertumpu di dinding shower yang licin dan tangannya yang lain megang pinggang Althea.

Yes, they are having sex in shower.

"Eunghh! God—"

Desahan Althea di bungkam sama bibir Johnny yang ngelumat kasar penuh nafsu. Tangan Althea di paksa ngusap perut Johnny, dan sebelah tangannya lagi bergetar hebat nahan berat badannya sendiri ditambah tekanan dari Johnny.

Sedikit lagi, pelepasan Althea akan datang. Air matanya bercampur jadi satu sama air yang ngalir dari shower, ngebasahin semua tubuh mereka dan nyiptain sensasi dingin yang menusuk.

Tapi nafsu mereka lebih besar dan bikin diri masing-masing terbakar akan gairah.

"I'm close," bisik Johnny setelah ngelepas tautan bibir mereka.

Althea ngangguk kuat. Kakinya mati rasa, tangannya masih bergetar, bibirnya bengkak, miliknya penuh.

"Sedikit lagi sayang, sedikit lagi."

Geraman rendah Johnny di telinga bikin Althea semakin hilang akal. Dahinya nempel sama dinding shower, ngebiarin gimana Johnny ngehancurin dia dengan cara apapun.

Sepersekian detik kemudian, Althea merasa dirinya makin penuh dan penuh. Perutnya membuncit samar, Johnny bener-bener menuhin dia.

Terhitung, itu ronde ke-7 mereka hari ini dan tiap kali selesai—Althea selalu ngerasa penuh.

"Thank you."

Johnny ngecup punggung Althea, bahunya masih naik-turun dan ngehirup oksigen dengan rakusnya di bawah guyuran air. Tangan Johnny ngelingkar di pinggang si kesayangan, sebelahnya di pake ngusap perut Althea dengan pelan.

"Cape, break dulu ya," kata Althea pelan.

"Sure babe, take your time."

Mereka saling senyum dan mutusin untuk beneran mandi kali ini.

"Johnny! Pake baju dulu, heh!"

"Gamau, shirtless gini kan enak. Lagian, cucian lo ga akan nambah lagi."

Althea muter matanya, "Stupid."

Johnny cuma ketawa dan meluk Althea dari belakang dengan manja, "Nanti gue pulang jam 8 aja ya."

"Dih? Tumben, biasanya juga jam 7 juga udah pulang," jawab Althea acuh bikos lagi asik scrolling.

Johnny sekarang ngedusel ke lehernya, "Pengen lebih lama sama lo aja."

"Oh ya," Althea tiba-tiba matiin hapenya dan balik badan jadi madep Johnny. "Lo belum jawab pertanyaan waktu kita telfonan."

"Lo udah punya tunangan?"

Johnny auto nahan napasnya untuk beberapa detik, "Ngga kok, siapa bilang?"

"Mark Lee, temen lama lo itu. Dia bilang sama gue kalo lo udah lama tunangan sama cowo," jelas Althea, sorot matanya makin tajem.

"Is that true?"

Johnny ngegeleng pelan, "No, itu gak bener."

Mark bangsat, batin Johnny.

"Ah, bener. Harusnya gue gak pecaya gitu aja sama Mark, sorry daddy," kata Althea dan ngerapetin badannya ke badan Johnny.

"Lalu...kalo seandainya gue hamil, lo mau tanggung jawab?"

Mengingat mereka enggak pernah make pengaman pas main, jadi bisa aja dong Althea hamil. Kenapa ga pake pengaman? Males.

Sa ae lo botol kecap.

"Gue mau tanggung jawab."

Althea ngedongak, "Beneran?"

Johnny ngangguk dan ngulas senyum andalannya, "Tentu, lo bisa pegang kata-kata gue."

Cewe cantik itu senyum manis, "Thanks!"

Bibir Johnny di kecup lembut sama Althea, bikin empunya tersadar dari lamunan beberapa detiknya.

Tunggu, dia bilang apa tadi? Mau tanggung jawab?

Oh, God.



[3] DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang