60. Keputusan Johnny

163 19 33
                                    

Johnny dan Althea udah nyampe di rumah Johnny. Orang tua Althea akan dateng bentar lagi dan ngomongin tentang ini sama keluarga Seo.

Aiden ada di rumah, neneknya juga.

"Fuck, gue gugup banget," gumam Althea yang masih ada di dalem mobil sambil nunggu orang tuanya.

Johnny yang duduk di kursi kemudi juga ngangguk, "Bukan gugup, gue lebih takut daripada gugup. Orang tua gue pasti marah banget."

"Orang tua gue juga kali, apalagi kalo kakak gue tau," ucap Althea pelan.

"Wait, lo punya kakak?"

Althea ngangguk, "Kakak gue di Korea."

"Lo ga pernah bilang kalo lo punya kakak," ucap Johnny.

"Harusnya lo tau, kakak gue kan satu sekolah sama lo waktu SMP."

Hah? Siapa? —Johnny.

"SMP? Siapa nama kakak lo?" tanya Johnny pelan, perasaannya gak enak.

"Lee Taeyong."

Sial.

"Althea?"

Johnny ngangguk pelan, "Namanya Althea Lee, dan ini papanya," ucap Johnny seraya ngelirik orang tua Althea—Lee Donghae.

Aiden senyum tipis, "Jadi, apa tujuan kalian kemari dan ngajak tuan Lee?"

Raline cuma duduk dan diem di samping Aiden, dia belum berani ngomong apa-apa. Sedangkan nenek Johnny, dia ada di kamar dan sengaja ga ikut kumpul karena permintaan Raline.

Raline gamau ibunya sakit karena syok nanti.

"Johnny...mau nikah sama Althea."

Senyum Aiden seketika pudar, mata Raline membulat saking kagetnya, dan Donghae nolehin kepalanya ke arah Johnny.

Aiden ketawa canggung, "Kenapa tiba-tiba banget? Perasaan kamu ngga pernah bilang kalo kamu ada hubungan sama...cewe ini."

Donghae ngangguk, "Kamu juga ngga pernah bilang sama papa kalo kamu punya pacar, Thea," ucapnya seraya ngusap tangan anaknya yang tertaut di atas paha.

Dalam satu tarikan napas, Johnny ngucapin sesuatu yang bikin semuanya kaget ga kepalang.

"Althea hamil dan Johnny mau nikahin dia karena kami saling cinta, dan itu anak kami juga."

Raline nutup mulutnya pake telapak tangan seraya ngegeleng ga percaya, "D-dia hamil?"

Althea ngangguk pelan, "Iya, Althea hamil anak Johnny."

Bagai di samber petir siang bolong, Raline ngerasain hatinya hancur sehancur-hancurnya. Bukan ini yang dia harepin dari Johnny, dan bukan ini pula yang pengen dia kasih ke Doyoung.

"Johnny tau kita masih terlalu muda untuk menikah, tapi setidaknya kita punya ikatan lebih dari pacar."

Aiden tanpa sadar ngepalin tangannya, "What do you want?"

"Johnny mau tunangan sama Althea."

Donghae natap lurus kedepan, "Gugurin."

Althea sontak nolehin kepalanya, "Apa?! Nggak, Althea gak mau ngegugurin bayi ini. Bayi ini ngga punya salah, kenapa harus dibunuh gitu aja?" katanya kecewa.

"Papa gak bisa ngizinin kamu menikah sama dia, Thea. Awalnya saja udah begini, gimana nanti? Yakin dia bisa bertanggungjawab atas kamu dan anak kamu?" tanya Donghae serius.

Johnny ngangguk yakin, "Johnny yakin Johnny bisa, ini juga kesalahan Johnny karena udah kelewatan sampe Althea hamil. Johnny minta maaf, dan Johnny akan bertanggungjawab penuh atas Althea dan anak kami."

"Restui kami, pa," mohon Althea ke Donghae.

Ini salah, bener-bener salah. Donghae mau Althea ngejar mimpinya disini, bukannya berbuat yang ngga-ngga sampe kaya gini. Aiden pun sama, dia gabisa ngerestuin hubungan ini karena Johnny udah tunangan sama Doyoung.

Kedua belah pihak sama-sama ga setuju dan mandang attitude anak-anak mereka yang buruk.

"Saya gabisa merestui hubungan kalian."

Aiden jadi pihak pertama yang nolak permintaan Johnny, "Kamu udah punya tunangan, Johnny. Papa gamau kamu—"

"Batalin rencana pernikahan itu. Johnny mau nikah sama Althea gimanapun caranya."



Hayoloh ‘﹏’

[3] DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang