"Mama kenapa ngomong gitu sama Althea?! Dia itu ga salah!"
Johnny ngerang frustasi, "Ma, mama tau kalo Johnny ngelakuin ini untuk apa! Kenapa mama ngga ngebiarin Johnny ngejalanin ini sih?!"
Raline dengan sabarnya dengerin kata-kata Johnny sambil ngeratin pegangannya ke stir mobil, "Kamu jangan macem-macem Johnny, mama udah pernah memperingati kamu."
Johnny ngepalin tangannya, "Tapi mama gak bisa seenaknya ngelarang hubungan Johnny! Ini urusan Johnny, hak Johnny!"
Dengan napas yang memburu, Johnny ngelanjutin kalimatnya, "Johnny berhak bahagia, dan Johnny bahagia dengan hubungan ini."
Tepat setelah kalimat itu selesai, Raline ngeberhentiin mobilnya di depan garasi. Dia natap nyalang si anak yang natap dia ga kalah marah.
"Jaga bicara kamu, Johnny. Semua orang tua mau yang terbaik untuk anaknya, harusnya kamu tau itu."
"Tapi Johnny punya hak, ma! Kenapa mama ngekang Johnny, ha? Mama gak suka sama Althea?" tanya Johnny pake nada rendahnya.
"Iya! Mama gak suka kamu berhubungan sama jalang haus sentuhan kaya Althea. Kamu juga sadar dong, gimana kalo Doyoung tau semuanya?!" teriak Raline marah.
Jujur aja, selama ini Johnny lebih sedikit mencurahkan perhatiannya ke Doyoung. Dia ngabarin, rutin, cuma ya seadanya atau kadang ga niat.
Althea bener-bener nyita seluruh atensi pikirannya selama mereka ngejalanin hubungan ini.
"Doyoung nggak akan marah. Johnny yakin dia orang yang baik, dia ngga akan ninggalin Johnny dalam keadaan apapun. Doyoung setia sama Johnny, dan semuanya akan baik-baik aja," jawab Johnny yakin.
Raline ngegeleng heran, "Otak kamu lari maraton ke Korea? Atau hati kamu udah beku di dasar lautan?"
"Justru karena kebaikannya, kamu harus mempertahankan kesetiaan kamu!"
"Pikir, Doyoung selalu ngabarin kamu dan ngga nanya apa-apa tentang siapa aja yang kamu ajak ngobrol atau siapa yang lagi deket sama kamu kan?"
Johnny ngangguk pelan. Emang bener kalo Doyoung ngga secerewet itu tentang temen. Kadang Johnny suka jengkel kalo Doyoung nanya dia mau pergi kemana, padahal ga nanya sama siapa dia pergi.
"Itu karena dia percaya sama kamu! Bukannya dia gak peduli, gak perhatian, gak takut kamu diambil orang—tapi karena dia percaya! Percaya, Johnny!" ucap Raline lagi.
"Jadi mama minta, akhiri hubungan kamu sama Althea gimanapun caranya."
Johhny ngatur napasnya dan mejamin mata sebentar kemudian menjawab, "Gak bisa."
Raline ngebuka seatbeltnya dan ngusap rambutnya frustasi, "Kenapa gak bisa?! Kamu mau terus-terusan sama cewe gatau diri kaya dia?!"
"IYA! JOHNNY CINTA SAMA ALTHEA!"
Teriakan keras Johnny itu bikin sisi tergelap Raline terusik, dan itu akan jadi mimpi buruk untuk Johnny.
"Kamu bener-bener pembangkang, Johnny."
Netra cantik mamanya berubah makin kelam. Sadar akan keadaan mencekam ini, Johnny ngulurin tangannya untuk ngegenggam tangan sang mama.
"Suatu saat, kamu akan mengerti kenapa mama ngelarang kamu. Dan saat itu juga, kamu akan bersujud untuk minta maaf sama mama."
"Camkan itu, Johnny Seo."
Hari berakhir, selesai dengan dramatis. Ada sejarah baru yang Johnny tulis di memorinya, tak mungkin terlupakan.
Adalah Raline yang nampar pipinya kemudian masuk ke rumah dengan air mata yang mengalir deras.
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Distance
Fanfiction[Angst, Romance] "Jarak emang bisa ngelatih kesetiaan dan ketulusan, tapi jarak ngga ngejamin ketenangan dan kebahagiaan." -Jaehyun. • Completed • Trilogy of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • Hope you enjoy it, don't forget...