Hari udah berganti pagi lagi. Doyoung sama Yuta sempet bertengkar kecil setelah pulang dari supermarket kemaren.
You know lah.
Yuta, hari ini gatau kenapa bangun pagi, langsung cuci muka dan bahkan ke dapur. Ngapain lagi kalo bukan buat sarapan.
"Doyoung, wake up."
Yuta ngedeketin mukanya ke muka Doyoung—nepuk pelan pipinya, dia senyum ngeliat muka tenang si manis yang lagi tidur.
"Dotokki," katanya lembuuuut banget.
Si manis ngebuka matanya dengan terpaksa bikos Yuta ngecapit hidungnya, otomatis dia gabisa napas.
"Bangsat," umpat Doyoung.
Astaga, baru juga bangun udah nyumpah aja.
"Ini udah jam 8, ngebo mulu lo."
Doyoung natap Yuta males, "Lo tau ini liburan, ye bebas lah."
Yuta ngecup bibir Doyoung tanpa permisi, "Gue mau nagih hutang, boleh gak? Ya jelas boleh dong."
Doyoung ngelenguh pelan, "Utang apaan njing? Gue gak merasa punya utang sama lo."
"Shower sex, masa lo lupa?"
Doyoung auto nampol pipi Yuta, "Jingan, gak mau gue!" katanya trus balik munggungin Yuta dan meluk guling.
Sumpah, mau tiduran aja dia.
"Itu utang lo, sewaktu-waktu bisa gue tagihin lagi," ucap Yuta yang masih setia di posisinya.
Doyoung gak peduli, mejamin mata lagi dan ngeduselin mukanya ke bantal guling.
"EH ANJING LO!"
Doyoung jelas kaget lah! Badannya di gotong kek karung beras ama Yuta, diajak ke kamar mandi. Si manis mukul-mukul punggung Yuta kuat, sialnya ntu nyawa belum terkumpul betul.
"BANGSAT, YUTAAAA!"
•
Doyoung nyandarin punggungnya ke dada Yuta, dan tangannya ngusap pelan sepasang tangan yang ngelingkar posesif di pinggangnya.
Di kamar mandi ngabisin waktu hampir setengah hari, badannya udah kembang kali tuh. Sarapan gajadi, jadinya makan sore bukan makan siang.
Sinting.
"Masih sakit, ya?"
Doyoung ngangguk polos, "Banget."
Yuta ngecup puncak kepala si manis, "Maaf."
Si manis cuma berdeham singkat untuk ngerespon, mata buletnya itu fokus nontonin film yang di tayangin.
"Young, lo ngerasa ngekhianatin Johnny gak? Secara gue yang ngebobol dan jadi your first sex partner, lo ada rasa bersalah?" tanya Yuta tiba-tiba.
Doyoung ngangguk lagi, "Ya pasti ada lah, Yut. Lo emang ngga merasa ngekhianatin Johhny?"
"Ngga. Aneh, kan? Makanya gue nanya begitu sama lo."
Doyoung cemberut, "Dasar sahabat gatau diri."
"Dih? Bukan salah gue dong. Salahin nih cinta, minta di manjain mulu sama lo," jawab Yuta datar.
"Lo aja yang nafsuan."
"Lo yang bikin gue demen."
"Lo yang haus belaian."
"Lo yang minta dijamah."
"Lo yang mikir kotor mulu."
"Lo yang ngerangsang gue."
"Ah bangsat lo."
Yuta ketawa kecil, "Ya maap atuh, gue kan udah ngomong jujur."
Doyoung ngedengus males tapi makin ngenyamanin posisinya di dekapan hangat Yuta.
"Jangan tinggalin gue, ya?"
Si cowo dominan senyum penuh arti, "Engga akan, Doyoung."
"Ga akan."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Distance
Fanfiction[Angst, Romance] "Jarak emang bisa ngelatih kesetiaan dan ketulusan, tapi jarak ngga ngejamin ketenangan dan kebahagiaan." -Jaehyun. • Completed • Trilogy of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • Hope you enjoy it, don't forget...