Stranger Marriage [End]

1. Me Vs Mommy

Dilraba Dilmurat

Pernikahan? Ya, zaman sekarang melakukan menikah bukanlah hal yang sulit lagi. Bahkan banyak yang menikah disaat umur mereka masih belum patut untuk menikah atau nikah muda dan itu bertentang dengan pendapat dari seorang anak tunggal dari keluarga yang lumayan dikenal di dunia bisnis.

Menurutnya dunia pernikahan sama halnya dengan memilih jalan hidup yang rumit dalam waktu yang cepat. Akankah lebih baik kita hidup sendiri tanpa terbeban akan orang yang lain?. Jangankan untuk menikah menghadiri pernikahan saja menurutnya hal yang membosankan dan saat ini dia akan pergi ke acara yang membosankan itu. Dia dipaksa oleh mamanya untuk menghadiri pernikahan sepupunya yang baru dia tau kalau selama ini dia memiliki sepupu, datang dari mana? Dan yang lebih parahnya pestanya seminggu lagi dan dia desak untuk berangkat hari ini.

Dia belum lupa sama perdebatan antara dirinya dengan mamanya beberapa hari yang lalu dengan papanya yang duduk diam diantara perdebatan mereka.

" mama gak mau tau. Pokoknya kamu harus pergi kesana karena mama gak bisa hadir" ujar sang mama

" jika aku pergi aku dapat apa ma?" tanyanya yang tak menerima maupun menolak suruhan mamanya itu

" jangan banyak tanya kamu ya? Kalau kata mama pergi ya pergi. Gak peduli kamu dapat apa?" omel sang mama

" ma, aku gak suka ya pergi ke acara yang membosankan seperti itu? Kalau mama gak bisa datang. Bilang maaf aja karena gak bisa datang" ucapnya dengan santai memberikan saran sebaik mungkin agar dia tidak dikirim pergi mewakili nama orang tuanya itu

" sayangnya mama udah bilang kalau kamu akan pergi. Gimana tuh?" ucap sang mama santai dan itu langsung merubah raut wajahnya.

" emangnya mama sama papa mau kemana sih? Bikin aku ribet aja" gerutunya

" mama sama papa mau pergi bulan madu"

Uhuk uhuk..

Seketika dia terbatuk, tersedak air liurnya sendiri karena mendengar jawaban itu. Dia akan baik-baik aja kalau yang jawab mamanya tapi ini sang papanya yang bicara setelah sekian lama diam ketika perdebatan antara dirinya dan mamanya.

Dia mendelik kearah mamanya bertanya apakah benar yang diucapkan papanya, tanpa jawaban yang keluar dari mulut mamanya dia sudah tau jawaban dari senyuman yang ditampilkan oleh mamanya.

" aku akan pergi dengan sarat sekembalikan kalian, kalian bawakan aku adek" ujarnya setelah dia berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkankan orangtuanya.

Percayalah kalau apa yang diucapkan olehnya itu bukanlah hal yang benar-benar dia inginkan. Dia hanya asal bicara karena kesal dengan alasan orangtuanya itu.

👪👪👪

Disinilah dia sekarang, duduk diam dalam kereta api dengan perasaan yang masih kesal. Dia belum sepenuhnya memutuskan untuk pergi tapi mamanya sudah menyiapkan pakaian yang akan dia bawa dalam koper kecil miliknya. Dan siap mengantarkan dirinya ke stasiun bersama papanya itu. Mau tak mau dia pergi berangkat ke tempat yang tak dia tau tempat tapi dia mengantongi alamatnya.