20. Erick and Queen?

206 33 2
                                    

Pagi hari, seperti biasa mereka berempat pergi sarapan di tempat yang sama. Queen yang dipaksa bangun oleh Mala masih merasa ngantuk " masih ngantuk?" tanya Erick

" aku lebih suka sendirian ditengah keramaian dari pada sendirian di kamar" lirih Queen yang masih ngantuk karena dia belum lama terlelap karena dari semalam gak bisa tidur

" kamu takut tidur sendirian?"
Queen menganggukan kepalanya.

Erick yang melihat itu terkekeh
" tau takut, kenapa malah nyaranin Rei mesan kamar lagi buat kita?"

" aku lupa kita di Jepang"

" emangnya kenapa kalau Jepang?" Queen tidak menjawab karena pasti 3 orang yang ada di depannya mentertawakan dirinya.

Queen adalah penyuka anime Jepang sejak kecil jadi banyak film yang dia tonton termasuk film pembunuhan dan dia takut akan hal itu kalau sendirian, dia takut hilang dan tak ada yang tau kalau dia hilang. Alasan yang tak masuk akal memang tapi itulah yang ada dalam pikiran Queen. Queen menggelengkan kepalanya, jangan sampai dia bicara untuk menggelengkan kepalanya.

" ya udah makan. Habis ini kembali tidur. Gak tega saya lihat kamu jelek kayak gini"

" telinga aku berdengung mendengar ke formalan kakak" sindir Queen saat mendengar kata saya keluar dari mulut Mala, meski mereka berada didekat Rei tapi bukankan biasanya dia pernah berbicara santai dan Rei tak mempermasalahkan hal itu. Mala yang tersindir menatap ke arah Rei yang terlihat santai saja

Queen yang merasa tak tahan menahan kantuk berdiri dari duduknya dan berjalan pergi " mau kemana?" teriak Mala

" aku baru ingat kalau aku bawa mie instan dari kampung" jawab Queen sambil melambai namun tanpa membalikan tubuhnya

Queen berbohong masalah makanan yang dia bawa, emangnya dia menyimpannya dimana? Big miliknya kecil. Dia berbicara seperti karena hanya ingin kembali ke kamarnya. Sesampai di kamar Queen langsung merebahkan badannya dan tak butuh lama terlelap.

Ditempat Rei, setelah menghabiskan sarapan mereka memutuskan kembali ke kamar.
" Mala, berikan akses masuk kamar Queen!" ujar Rei meminta kartu akses masuk ke dalam kamar yang didiamjn Queen, selain Queen, Mala juga memiliki karena dia pernah juga menginap disana. Mala terlihat bingung mendengar suruhan Rei.

" kasih aja!" suruh Erick yang paham apa yang akan dilakukan oleh Rei. Dia merindukan istri bar-bar nya itu.
Mala mengambilkan kartu itu dan memberikan kepada Rei enggan.

" udah ayok masuk" ajak Erick kepada Mala yang masih bingung dan untuk menghilang rasa penasaran istrinya dia mengajak Mala pergi. Sedangkan Rei berjalan ke pintu kamar Queen. Untuk beberapa saat Rei memilih berdiri di depan pintu kamar itu. Dia berharap Queen benar-benar terlelap agar dirinya tidak mengambil resiko makin dibenci oleh Queen.

Rei menguatkan hatinya, lalu membuka pintu kamar tersebut. Di dalam kamar Rei menghembuskan nafasnya, dia bersyukur karena melihat Queen sedang terlelap di atas ranjang.

Rei berjalan mendekat ke ranjang dan duduk di bibir ranjang. Kurang lebih 2 tahun dia tidak menatap wajah Queen. Dia rindu tapi tak bisa berjalan mendekat. Rei tau salahnya, dia sadar apa yang dia lakukan salah maka dari itu membiarkan Queen memilih pergi dan dia percaya karena ikatan dirinya dengan Queen akan membuat mereka kembali bersama dan saat sekarang semua itu terjadi meski masih ada jarak antara mereka.
" apa segitu benci kamu sama saya? sampai-sampai kamu berlaku seolah tak mengenal saya" lirih Rei sambil mengelus rambut Queen " kamu tau, saya cemburu setiap mendengar nama laki-laki yang keluar dari mulut kamu, apalagi mendengar kalau kamu sudah bertunangan. Rasanya sesak, Queen" lanjutnya

Rei menundukkan wajahnya mendekat ke wajah Queen. Saat sudah dekat, dia mendaratkan kecupan dipucuk kepala Queen " aku merindukanmu my Queen" bisik Rei sebelum dia beranjak dan keluar kamar Queen

Stranger Marriage [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang