24. ?

185 25 1
                                    

Saat sampai dalam kamar tempat Queen menginap Arta bukannya duduk, dia malah melihat kesegala sisi ruangan tersebut, memperhatikan kualitas tempat tinggal Queen, dan tempat ini termasuk tempat yang mewah.

" sepertinya suami kamu kalangan menengah keatas?" tanya Arta yang sekarang sudah duduk di sofa yang ada di kamar tersebut

" dia memiliki perusahaan sendiri yang dia rintis kurang lebih 7 tahun yang lalu bersama sahabat sekaligus saudara angkatnya. Dan perusahaan itu sudah jadi salah satu perusahaan yang ternama disana" jelas Queen yang memang sudah tau akan hal itu karena sejak bertemu kembali Queen mencari tau siapa yang jadi suaminya itu

" apakah dia tau kamu adalah keturunan Prianata?"

" entah dia yang tidak mencari tau atau orang suruhan aku berhasil menyembunyikan identitas aku dan mungkin dia berpura-pura tidak tau. Aku tidak tau" ujar Queen santai karena memang sejak awal dia tidak mempedulikan orang lain yang tau maupun tidak tau siapa dia sebenarnya termasuk Rei dan antek-anteknya

" susah ngomong sama kamu. Sana pesanin saya makanan. Lapar"

" sisih ngiming simi kimi. Nyolot aja pak. Lapar? Pesan makan sendiri noh!"

" kamu lupa saya adalah tamu?"

" aku rasa gak ngundang tuh. Situ aja yang datang sendiri" sindir Queen tapi tangannya tetap memainkan hp mencari menu yang cocok dimakan.

Setelah lama menghabiskan waktu di kamar Queen dan juga istrinya sudah bilang kangen. Mau tau mau Arta izin pulang kalau gak mau istri salah paham. Meski tak puas dengan rencananya memanas-manasi tapi setidak melihat reaksi Rei tadi pagi saja sudah cukup.

Arta berjalan keluar dari kamar dengan Queen yang mengikutinya. Saat diluar kamar mereka melihat Rei, Erick dan Mala berada di depan kamar.

" kalian ngapain disini?" tanya Queen bingung

Arta yang tersenyum senang melihat hal itu. Ternyata pekerjaannya belum selesai "jangan urus urusan mereka sayang" ujar Arta yang sengaja mengatakan kata sayang " aku pulang dulu, makasih untuk waktunya, aku merasa puas dan jangan lupa untuk istirahat, aku tau kamu capek" lanjutnya sambil mengecup Queen lalu berlalu pergi meninggalkan Queen dan yang lainnya.

Queen hanya tersenyum melihat tingkah Arta. Lalu dia juga tersenyum kepada tiga orang yang menyaksikan apa yang dilakukan Arta lalu kembali masuk ke dalam kamarnya tanpa menyapa.

Setelah ucapan Arta dan kepergian Arta semua orang masuk ke dalam kamarnya termasuk Queen yang kembali masuk kembali ke kamarnya. Beberapa saat dalam kamar, Rei kembali keluar dari kamarnya, ingin pergi, ingin menenangkan perasaanya. Perasaannya begitu kacau setelah kejadian dia mendengar ucapan Arta yang menguras tenaganya untuk memikirkan Queen yang notebenya istrinya. Meski tak percaya sama apa yang dia dengar tapi melihat kontak fisik mereka membuat Rei sulit untuk mencaritau yang sebenarnya.

Rei berjalan keluar untuk menyegarkan pikiranya. Tak berapa lama dia kembali ke hotel. Bukannya masuk ke dalam kamarnya, Rei malah berdiri di depan kamar Queen dan dia membunyikan bel kamar itu, berharap Queen membukakan pintu untuknya. Tak begitu lama pintu kamar Queen terbuka, memperlihatkan Queen. Rei tak menyangka Queen akan membukakan pintu. Lebih parahnya penampilan Queen, Queen hanya mengenakan handuk yang hanya mentutup tubuhnya sampai setengah paha dan bahu terbuka. Terlihat dia baru saja selesai mandi

" bodoh lo Rei, dia mana tau lo orang yang ada disini, kalau tau dia gak akan membukakan pintu" batin Rei

" pa-pak Rei, ada apa ya?" tanya Queen sebiasa mungkin walaupun dia begitu deg-degkan melihat siapa yang berdiri di depan kamarnya, terlebih dengan penampilan yang bisa dikatakan sangat kacau

Stranger Marriage [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang