Stranger Marriage [End]

4. Matenya Sang Alpa

Warning!

Cerita ini bukan tentang Wolf

Erick

Jangan Lupa Vote!

Reiki Kean Alviano, sekarang tengah berada di dalam ruangan miliknya tempat dia bekerja. Dan dia baru saja datang saat jam telah menunjukan pukul 10.00 dan ini adalah rekor terlambat yang terlama yang pernah dia lakukan. Dan itu semua terjadi karena perempuan yang baru saja dia temui beberapa hari yang lalu di atas kereta. Kesan pertama Rei saat melihat Queen adalah menyusahkan. Dan itu benar adanya tapi tanpa ada alasan yang jelas Rei membawanya pulang bahkan sampai saat ini masih menahannya di rumah. Kalau saja tadi pagi dia membiarkan Queen pulang maka Rei tidak akan terlambat datang ke tempat kerjanya. Rei harus melakukan beberapa hal agar Queen tak ingin lagi pergi dari rumahnya.

Saat baru saja duduk, Rei langsung menarik salah satu tumpukan yang ada diatas mejanya. Setelah matanya meneliti beberapa hal Rei langsung menelpon asistennya

" Rini, datang ke ruangan saya sekarang!" suruhnya setelah menghubungi nomor sekretaris. Rei adalah orang yang tegas dan menakutkan, tadi pagi dia sudah dibuat pusing dengan kelakuan Queen dan saat ini baru saja dia membuka beberapa dokumen dia langsung dihadapkan dengan pekerjaan yang jauh dari keinginan. Dan dia tidak akan membiarkan hal ini begitu saja.

" ada apa, pak?" tanya asisten Rei mencoba untuk berlemah lembut. Bukan untuk menarik perhatian seperti asisten lainnya melainkan untuk menyelamatkan dirinya dari amukan Rei.

Siapapun di tempat kerjanya tidak akan ada yang berani menyukai Rei, jangankan menyukai, kakau bisa mereka tak ingin bertemu dengan Rei yang berwajah datar dan menakutkan itu

" panggil orang yang mengerjakan ini. Saya kasih waktu 20 menit orang itu sudah ada di ruangan saya" suruh Rei tanpa basa-basi.

" ba-baik pak" jawab Rini dengan gugup lalu izin keluar ruangan tersebut. Bagi Rini jika bosnya sudah meminta seseorang untuk datang itu artinya akan ada bahaya, sesuatu akan terjadi. Dan seatu itu jelas bukan hal yang baik.

Di tempat Rini bekerja memang tak banyak orang jadi tak butuh waktu lama untuk menemukan orang yang namanya tertera di kertas yang diberikan oleh bosnya

" Faris, ini pekerjaan kamu?" tanya Rini mencoba untuk profesional dengan pekerjaannya

" iya buk, ada apa ya buk?"

" pak bos, minta kamu untuk menemuinya. saya sudah bilang, kalau mau bekerja disini itu harus dengan tekat yang kuat, selain berminat kamu juga harus memiliki bakat juga" ujar Rini kepada Faris. Faris yang mendengar hal itusibuat takut.