21. Kencan?

214 33 3
                                    

Queen merasa kesal sama tiga orang yang sedari tadi mengikuti dirinya seperti penguntit terang-terangan. Rasanya langkah Queen terhalang saay sadar mereka mengikuti dia dengan taxi tadi. Gagal rencana mau jalan-jalan sambil nyari oleh-oleh.

Queen yang sudah jengah akhornya membalikan badanya melihat tiga orang yang juga menghentikan langkah mereka " awalnya saya pikir saya salah kaena menganggab kalian mengkuti saya. Tapi ternyata saya lebih salah lagi karene berfikir salah. Kalian benar-benar mengikuti saya. Ada apa? Apa atasan saya gak punya kerjaan sehingga mengikuti bawahanya?" seru Queen yabg akhirnya mengeluarkan kata-katanya

" anggab saja kamu gak kenal kita. Habis cerita" balas Erick berjalan duluan menarik tangan Mala melewati Queen

" tapi saya bukan bawahan gak kenal dengan wajah atasan saya pak" balas Queen tak kalah sengit dan itu dapat menghentikan langkah Erick dan berjalan mendekat ke arah Queen

" apa segitu tersinggungnya kamu sama ucapan aku? Kalau iya aku minta maaf"

" bapak tidak salah tapi sa..."

" Queen, gila gue debat sama lo. Untung saja lo bukan istri gue. Bisa mati muda gue" sentak Erick yang lama-lama tidak tahan menahan kekesalan sama ucapan Queen

" siapa juga yang mau debat sama pak Erick? Dan juga buk Mala gak akan mau dimadu. Jadi saya dan bapak gak akan jadi suami istri"

" Rei, lo urusin bini lo tuh! Lama-lama gue kubur juga. Lo gak mau jadi duda muda kan?" sentak Erick. Erick kali ini menarik Mala pergi benar-benar pergi. Dia gak mau lagi dekat dengan Queen. Jangan sampai dia tidak bisa menahan amarahnya. Dan memperbesar masalah.

Saat ini hanya ada Rei dan Queen " bapak mau kemana?" tanya Queen kepada Rei yang masih diam di tempat

" kemana kamu pergi. Bukankah mereka tak ingin saya ikut sama mereka" ujar Rei sambil menjuk ke arah Erick dan Mala yang sudah pergi. Queen mengangguk-angguk. Memang benar, tapi kenapa harus ikut sama dirinya. Apa gak bisa jalan sendirian aja?

" kamu mau kemana?" tanya Rei yang melihat Queen masih berdiri di tempat yang sama.

"eh?" respon Queen " bapak mau kemana?"

" saya ikut kamu aja"

" tapi saya gak tau mau kemana kalau bapak ikut saya" jawab Queen apa adanya. Sebenarnya dia punya tujuan tapi tak mungkin dia akan pergi kalau Rei membuntuti dirinya

" tadinya kamu mau kemana?"

" menjauh dari kalian" jawab Queen jujur

" kamu ada masalah apa sama Erick?" tanya Rei yang mulai berani berbicara banyak dengan Queen. Meski tak sebagai pasangan. Itu sudah buat lebih baik dari tidak seperti sebelumnya.

" sama kak Erick sih gak ada pak. Tapi sama mulutnya tuh. Rasa kek mau saya cabein" gerutu Queen.
Rei yang mendengar gerutuan Queen tersenyum meskipun sekilas

" jadi lagi dalam mood gak baik?" tanya Rei. Queen mengangguk menjawab pertanyaan Rei

" mau dibantuin bikin mood nya baik lagi?" lupa sama status, Queen mengangguk antusias. Bahkan sudah melingkarkan tangannya di tangan Rei. Reipun tak mempermasalahkan hal itu. Bahkan dia senang dan ini akan jadi kencan pertama mereka meski sebenarnya ini hanyalah jalan biasa saja.

Mereka berdua jalan-jalan melupakan kepura-puraan yang beberapa waktu ini mereka jalani. Dan sekarang mereka berlaku seolah sepasang kekasih yang menjalani kencan dengan senang.

🍒🍒🍒

Sekarang Queen sudah berada di kamarnya lagi. Sungguh jantungnya tak berhenti berdebar kencang. Pergi berdua dengan Rei membuat jantungnya rasa mau meloncat keluar. Apalagi saat dikeramain agar mereka tak terpisah. Rei menggenggam tangan Queen. Untung dia bisa mengendalikan diri.

Stranger Marriage [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang