26. Romance sesaat

222 26 3
                                    

Hai 😔

Aku ingin tau kalian suka gak sih sama cerita ini?

Kalau suka? Kenapa pada gak nyadar kalau ada satu chapter yang ketinggal?

Huufff. Sabar aku

SELAMAT MEMBACA

Saat ini Queen sudah berada dalam pesawat yang sudah berisiap akan terbang. Queen mengutuki dirinya yang melupakan kebiasaanya sebelum naik pesawat dan dia juga lupa dimana dia menyimpan obat tidur yang biasa dia bawa saat akan menaiki pesawat. Dan saat ini Queen sudah sangat ketakutan bahkan tangannya saja sudah basah karena keringat takutnya.
Ya.
Rei yang melihat keadaan Queen, dia menggengam tangan Queen dan berharap dapat menyalurkan ketenangan. Tapi itu semua hanya harapan Rei saja karena dari genggaman tangan Rei dapat merasakan ketegangan Queen.
" mau dipeluk?" tawar Rei. Sebelum mendapatkan jawaban, Rei sudah terlebih dahulu membawa tubuh Queen kepelukannya.

"takut kak. Aku takut" lirih Queen dalam pelakan Rei. Hati Rei tarasa terenyam mendengar lirihan Queen.

" Rei, cepat temukan obat tidur, bagaimanapun caranya" suruh Rei kepada Erick yang duduk tak berapa jauh dari tempatnya sekarang. Erick yang dapat perintah mustahil itu tetap berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati pramugari berniat mempertanyakan obat yang disuruh cari oleh Rei. Tapi Rei mendapatkan jawaban yang membuat dia makin pusing karena tidak adanya obat tidur. Rei tak dapat menyalahkan pesawat yang dia naiki karena tidak menyediakan obat tidur.

" mohon tolong bantu saya mendapatkannya. Saya akan bayar dengan harga sepuluh kali lipat" pinta Erick

" 10 kali lipat? Benarkah?" tanya seseorang yang pasti bukan pramugari tapi salah satu penompang pesawat

" iya 10 kali lipat"

" saya punya, tapi apakah kamu akan menggantinya 10 kali lipat" ujarnya membuat Erick bertanya-tanya untuk sesaat. Dia tidak lupa kalau dia menaiki pesawat kelas atas tapi kenapa ada orang kaya yang sedang memalaknya.

" saya akan lihat dulu. Kalau benar. Maka saya akan membayarnya 10 kali lipat" ujar Erick. Lebih baik dia membayar 10 kalo lipat dari pada tak mendapatkan obat tersebut. Erick melakukannya tidak saja karena suruhan Rei tapi dia kasihan sama keadaan Queen yang langsung drop saat baru saja menaiki pesawat.

" nih" kata Erick menyodorkan obat yang baru saja dia beli dengan harga yang sangat tidak sesuai

" dapat dari mana?" tanya Rei bingung karena begitu cepat Erick menemukannya

" aku bilang akan bayar 10 kali lipat kalau ada. Salah satu penompang menawarkan obat yang dia punya tapi bayar 10 kali lipat" jelas Erick

" terus kamu bayar?"
Erick memilih untuk tidak menjawab karena pasti akan ada perdebatan yang terjadi jika dia mengangguk menjawab pertanyaan itu. Bukankah yang terpenting dia mendapatkan obat tersebut dan Queen nyaman dalam tidurnya.

Beberapa jam kemudian, pesawat yang mereka tumpangi mendarat dan jam sudah menunhukan larut malam karena mereka berangkat jam 9 malam.

" masihnya nyeyak aja si Queen?" tanya Erick saat mereka sudah di mobil dalan perjalanan pulang

" hm"

" emang kamu kasih obat yang efeknya berapa lama?" tanya Mala

" satu butirnya kurang lebih 3 jam" jawab Erick " lo kasih berapa butir tadi?" tanya Erick kepada Rei

" sebanyak yang lo kasih"

" Wah, parah lo. Kenapa kasih semua? Bisa gak bangun tu si Queen"

" saat itu terjadi. Maka nyawa lo akan melayang juga. Lagian salah lo ngapain lo beli sebanyak itu?"

Stranger Marriage [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang