16. Rasa sakit Rei

228 33 2
                                    

Hello!
***


Rei kembali dari kantor lebih cepat dan itu pasti mengundang tanya orang yang ada di rumah.
" om, kok udah pulang?" siapa lagi yang bertanya kalau bukan Erin karena hanya Erin yang berkomunikasi normal dengam Rei yang tidak normal

Saat melihat Erin, Rei jongkok mensejajarkan tubuhnya
dengan Erin yang sudah tambah tinggi "iya sayang. Om capek mau istirahat" ujar Rei sambil mengusap rambut Erin

" mau Erin pijitin gak?" tawar Erin

" kamu main aja. Om mau tidur. Ngantuk" jawab Rei lalu mengecup pipi Erin dan pergi masuk ke dalam kamarnya. Tak peduli tatapan keluarganya.

Rei merebahkan badannya diatas ranjang miliknya. Dia masih belum percaya melihat Queen setelah begitu lama. Dan dia lebih tidak percaya Queen yang tak mengenalnya. Apa yang terjadi? Apa Queen telah melupakannya kalau itu emang terjadi. Dia menyesal telah membiarkan pergi dan percaya kalau dia akan datang 3 tahun lagi. Apa ini maksudnya, pergi untuk melupakan dirinya?

Rei saking pusing memikirkan hal itu, tanpa sadar dia tertidur dengan keadaan masih memakai pakaian kerja bahkan dasinya saja tak sempurna lepas.

Sedangkan diluar kamar saat jam makan malam semua orang sudah berkumpul, hanya Rei saja yang belum datang " Erin, minta om Rei turun gabung makan malam sama kita" pinta Erick

Erin mendengus kesal " kenapa semuanya selalu minta Erin sih, capek tau naik turun tangga" keluh Erin

" karena om kamu itu CS cuman sama kamu. Kalau nyuruh om Erick, nanti om Erick malah dibentak oleh om ganas kamu itu" ujar Reihan papa Erick.

Sejak Erin mulai pandai berbicara Erick memang jadi penghubung antara mereka dengan Rei karena hanya Erin yang akan didengar oleh Rei

" Erin sayang bantu panggil om Rei ya" pinta mamanya. Erin pergi melangkah meninggalkan ruang makan dengan mulut yang tak henti mengerutu dan itu tak luput dari pandangan orang dewasa.

" oh ya Erick, Rei kenapa? Mama lihat dia aneh tadi saat pulang. Ditambah dia pulang cepat. Gak biasanya?" tanya mamanya

" salahin Mala ma" ujar Erick yang menunjuk Mala yang duduk di sebelahnya. Mala yang ditunjuk pasti bingung karena dia merasa tidak melakukan apa-apa

" kok nyalahin istri kamu?" tanya Reihan.

Mala dan Erick adalah suami istri mereka menikah kurang lebih 6 bulan yang lalu namun di tempat kerja mereka berlaku sebagai rekan kerja. Dan pertanyaan kenapa mereka masih tinggal disini itu karena aturan rumahnya anak-anak laki tetap tinggal di rumah. Meskipun dia mampu menyediakan rumah untuk istrinya.

" emangnya mbak Mala ngapain?" tanya Raina anak bungsu dalam keluarga itu dan satu-satunya anak perempuan. Dan karena itulah dia dipaksa kerja di tempat Rei dengan status tak diketahui sebagai syaratnya. Dan karena itulah Mala dan Raina terlihat bukan karena mereka sama-sama general maneger di perusahaan yang dipimpin oleh Rei

Mala yang dapat pertanyaan dari Raina mengangkat bahunya karena dia tidak tau dimana salahnya " emangnya aku bikin salah apaan?" kini Mala yang bertanya kepada suaminya

" kamu akan tau nanti. Oh ya, kalian juga akan tau karena Rei sendiri yang akan bicara walupun aku tak tau itu kapan" ujar Erick yang membuat semua orang makin penasaran. Sebelum salah satu dari mereka ingin bertanya, kedatangan Erin jadi mereka melupakan pembahasan itu dan melihat kebelakang Erin mencari keberadaan Rei

" Erin, mana om Rei?"

" masih tidur ma. Kataknya makan aja duluan, om masih capek" jawab Erin

" seperti masalah Rei jauh lebih sulit dari biasanya? Kamu gak niat ngasih tau kita?" tanya Reihan yang hanya membalas dengan cengiran saja karena dia emang tak punya hak untuk bicara dan kalau dia berani berbicara maka dia akan dibungkan dengan kejam oleh sipemilik masalah.

Stranger Marriage [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang