1

167 15 8
                                    

HAPPY READING

...............


Pagi itu, cahaya matahari yang biasanya bersinar dengan terang kini ditutupi dengan awan hitam yang sewaktu-waktu siap untuk menumpahkan airnya. Risa, gadis itu kini terbangun dari tidur nyenyaknya karena deringan ponsel yang mengganggu pendengarannya, tanpa melihat nama dari si penelepon, Risa menggeser tombol hijau yang ada pada ponselnya.

"siapa sih pagi-pagi udah nelpon?" gumam Risa.

"Halo... siapa sih? Anda salah sambung, ganggu orang tidur aj..." gerutu Risa

"Jadi, kamu masih tidur jam segini?" sahut si penelepon.

MAMPUS! Ternyata yang menelepon Risa adalah Farah, mamanya. Kenapa bisa dia tidak mengecek ponselnya saat ada panggilan masuk? Hah, Risa memang ceroboh.

"Heh! Denger ya, anak gadis jam segini masih tidur itu gak baik, ya ampun Risa Risa, udah berapa kali mama bilang sih? Kamu itu harus terapkan hidup disiplin! Sekarang bangun, mandi, sarapan terus berangkat ke Sekolah. Mama matikan teleponnya, karena klien papa udah nunggu" Titah Farah.

Tut

Setelah sambungan telpon terputus, Risa bangkit meraih handuk kemudian berlalu ke kamar mandi. Setelah 15 menit, Risa sudah lengkap dengan setelan rapi seragam sekolahnya. Risa menenteng sepatu dengan tangan kiri dan berjalan menuruni tangga.

"Good morning Bi" sapanya saat sudah sampai di meja makan.

"Haduh Non, jangan pakai Bahasa Inggris atuh, Bibi mah gak ngarti" keluh Bi Ijah.

"Ah iya maaf Bi lupa" kata Risa sambil mengangkat jarinya membentuk huruf v.

"Gak papa atuh non. Sekarang non sarapan ya, nanti telat lagi sekolahnya" peringat Bi Ijah.

Jduaarrrr

"Copot eh copot" latah Bi Ija.

Mendegar itu, Risa tertawa kencang lalu berkata "Aduh Bi, diluar hujan lagi, aku gak usah sekolah dulu ya?" bujuk Risa.

"Gak bisa Non, nanti Tuan Adi marahin Bibi kalau Non gak sekolah" kata Bibi.

"Tapi diluar hujan Bi" keluh Risa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kan pakai mobil Non"

"Iya ya, ya sudah Bi, Risa berangkat dulu ya. Jangan rindu Bi. Assalamualaikum" kata Risa sambil mencium tangan Bi Ijah.

"Waalaikumsalam. Hati-hati non, jalanan licin" kata Bibi sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anak majikannya itu.

"iya Bi" kata Risa.

"Semoga di sekolah non, non gak ngerasa sendiri ya" gumam Bi Ijah setelah melihat kepergian Risa.

Sendiri? Kesepian? Ya, itu sudah jadi kebiasaan Risa sejak dia berusia 13 tahun. Kemana orang tua Risa? Adi dan Farah harus bekerja mengurus perusahaan yang terletak dimana-mana yang mengharuskan mereka meninggalkan Risa di rumah dengan Bi Ijah. Tapi, Adi dan Farah selalu mengusahakan pulang setiap hari sabtu dan minggu hanya untuk melihat perkembangan anaknya. Tapi, Risa sadar, orang tuanya banting tulang hanya untuk menghidupinya. Jadi, Risa gak mau membebani orang tuanya dengan bersikap cuek pada mereka jika mereka pulang. Karena Risa tahu, orang tuanya itu pasti capek bekerja hanya untuk mendapatkan uang.

Tapi sebenarnya bukan uang yang diinginkan oleh Risa. Ia juga mau merasakan bagaimana rasanya dibangunkan langsung oleh mamanya dipagi hari untuk ke sekolah bukan lewat telepon. Tapi lagi-lagi, Risa hanya bisa bersabar dan menunggu orang tuanya pulang saat hari libur.

..............

Ditengah derasnya hujan, Risa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia takut terjadi apa-apa yang harus merepotkan orang tuanya.

Sialnya, dijalan yang bisa dibilang sunyi ini, ban mobilnya kempes. Dengan payung yang ada ditangan kirinya, Risa turun dari mobil dan mengeceknya.

"Sial, bannya kempes lagi. Aduhhh, sepi banget ya. Gue harus gimana? Gak lucu kalau gue jalan kaki ke sekolah. Yang ada sampai sekolah bukannya gue disuruh belajar malah disuruh pulang sama si Cipto" gerutunya pada diri sendiri.

Ting ting

"

Siapa sih, lewat mah lewat aja kali. Gak usah gitu, gak liat apa gue udah berdiri di pinggir, bahkan mundur satu langkah gue udah nyungsep ke got" ujar Risa kesal.

"Woy Ketos kok jam segini masih dijalan? Mau jadi penunggu hujan lo" tanya si pengendara yang membunyiksn klakson mobilnya tadi.

"LO?!"

"Iya gue, gue Fahrian Alexander Dirgantara. Pria dengan ketampanan diatas rata-rata mampu menggoyahkan iman cewek-cewek hanya dengan sedikit senyuman gue yang paling manis ini" kata Fahrian dengan gaya yang super PD nya itu.
"Trus?"

"Nah berhubung gue baik, lo boleh deh numpang di mobil gue" kata Rian

"Ogah. Nanti fans-fans lo yang alay itu mati di tempat kalau tau idolanya berangkat bareng cewek cantik kayak gue" tolak Risa sambil menekankan kata idolanya.

"Yakin? 10 menit lagi pagar ditutup loh. Yaudah, apa kata siswa sekolah yah kalau lihat Ketua Osisnya telat?" tanya Rian pada dirinya sendiri.

Damn it! Batin Risa. Entah kebetulan atau apa, sebuah taksi melaju dari arah yang sama.

"Taksi pak" kata Risa memberhentikan Taksi itu.

"Ke SMA Rajawali ya pak" lanjutnya.

Supir itu menunjukkan sikap bingungnya. Bagaimana tidak bingung? Sudah ada cowok dengan mobil mahalnya siap untuk mengantar Risa, Risa malah memilih berangkat dengan taksi.

"Tapi Neng, pacarnya kan udah ada" kata pak supir sambil menunjuk Rian.

"Dia bukan pacar saya pak, dia orang aneh" kata Risa sambil menekankan kata pacar dan orang aneh.

"Oh, Orang aneh? Yaudah ayo Neng" kata Pak Supir.

Setelahnya, Risa langsung menaiki taksi itu meninggalkan Rian dengan muka cengonya. Sial, orang aneh katanya? Cowok setampan Rian dikatakan orang aneh? Baru kali ini pesonanya ditolak oleh cewek. Ah, rasanya pengen tenggelam ajalah.

"Cepat atau lambat, gue akan buat lo jatuh cinta sama gue Risa Saraswati" Katanya sambil menunjukkan senyum miringnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata meninggalkan jalanan yang menjadi saksi penolakan penumpangan oleh si Ketua Osis.

Jangan lupa vote yah guys

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang