Pagi itu matahari bersinar dengan teriknya. Membuat semua orang enggan untuk memulai aktivitas mereka. Sama seperti Risa pagi ini, sudah jam 6 pagi tapi ia masih bergelung Dalam selimut tebalnya.
Kringg kringg
Bunyi alarm begitu menggema dalam sebuah kamar bernuansa biru muda itu. Membuat si empu mau tak mau harus bangun dari tidur nyenyaknya. Ia tidak boleh malas, mengingat dirinya adalah Ketua Osis di sekolahnya.
.........
Kringgg. Bel masuk pertanda jam pelajaran pertama berbunyi dengan nyaringnya.
"Assalamualaikum, Selamat pagi anak-anak. Sekarang tutup buku kalian, kumpul di depan, kita ulangan" kata Bu Ina—guru Fisika Risa.
"HA?! ULANGAN BU? ADUH IBU INA YANG CANTIKNYA KELEWATAN, SAYA BELUM BELAJAR BU" Pekik Rasya. "Minggu depan aja ya bu, plissss" lanjutnya dengan muka memelas.
"Oke kita ulangan minggu depan, tapi soalnya tiga kali lebih banyak dari soal hari ini" Ujar Bu Ina sambil memperbaiki letak kacamatanya.
"Yah, gak usah deh bu, kita ulangan aja hari ini"
"Ya sudah kumpul buku kalian".
Setelah mengumpul buku mereka, Bu Ina pun menuliskan soal ulangan di papan tulis.
"Anak-anak, silahkan kalian kerjakan ulangan ini dengan tenang, waktu kalian 3 jam dimulai dari sekarang" ujar Bu Ina.
"Baik Bu"
30 menit berlalu
Risa sudah menyelesaikan soal ulangannya. Ia menengok ke arah teman-temannya. Rasya yang mengacak rambutnya bak orang frustasi, Ria yang mulutnya sedang komat-kamit, dan Rani yang mengerjakan soalnya dengan tenang.Huftt! Risa menghela napas kasar. Ia menatap kosong jendela yang ada didekatnya. Entah kapan orang tuanya peduli padanya. Entah kapan orang tuanya pulang. Entah kapan orang tuanya sadar bahwa Risa tidak butuh materi melainkan kasih sayang.
...........
Bel istirahat berbunyi, membuat Risa tersadar dari lamunannya. Ternyata sudah 150 menit ia melamun. Ha? Selama itu?
"Ris, yuk ke kantin" ajak Rani sambil beranjak dari bangkunya.
"Yuk"
Di kantin.
Setelah memesan makanan, mereka makan dengan diselingi canda tawa. Sampai tiba-tiba seseorang datang dengan menumpahkan segelas es teh pada kepala Risa membuat Risa terkaget bukan main.
"HE?! KAMU APA-APAAN SIH!. GAK JELAS BANGET TAU GAK" Bentak Rani pada orang itu
"He! Lo diem deh" Sentak orang itu
"LO YANG SEHARUSNYA DIEM, GUE NGGAK SUKA LIAT SAHABAT GUE DIGINIIN, SALAH RISA APA SAMA LO? JAWAB! LO BUDEG?" Teriak Rasya di depan muka Orang itu.
"Ran, Sya, udah. Gue nggak apa-apa kok" ujar Risa menenangkan keduanya.
"Nggak usah teriak-teriak, gue denger lo ngomong apa. Gue cuma mau bilang sama temen lo ini, sadar diri lo itu siapa, lo cuma orang baru yang hadir dalam kehidupan Rian. Lo nggak pantes sama Rian. Lo itu cuma dijadiin mainan sama Dia. Lo tau kan kalau dia itu playboy? Jangan sok baik lo di depan orang-orang gak guna tau nggak." Ujar Yara dengan muka marahnya.
Ya, Yara Orang yang menumpahkan Es teh itu. Cewek yang katanya cinta sama Rian. Yara ini sebenarnya cantik, tapi jika dilihat-lihat dari dandanannya Yara lebih parah dari tante-tante.
"Gue nggak suka sama Rian" kata Risa dengan tegas. "So, lo nggak usah marah-marah depan gue. Karena itu sama aja lo nunjukin sama semua orang kalau lo kalah. Lo takut Rian suka sama gue? Hey sayang, perasaan gak bisa dipaksa. Kalaupun nantinya Rian suka sama gue, bukan salah gue dong. Gue nggak bisa larang orang lain buat suka sama gue. Itu hak mereka" lanjutnya dengan sikap tenang. Dan itu justru membuat Yara geram. Namun saat ia hendak menjambak rambut Risa sebuah suara berat menginterupsinya.
"Jangan sentuh dia!" Kata Rian.
"Rii...Rian, dia jahat sama aku. Dia numpahin es tehnya ke rambut aku" adu Yara dengan nada yang dibuat manja. Hal itu lantas membuat orang-orang di kantin berdecih jijik.
"He kunti! Bukannya kebalik? Lo emang pinter akting tapi akting lo gak bagus, lihat baju Risa udah basah karena lo tumpahin es teh, lo malah nuduh dia yang numpahin es tehnya ke lo? Lo kalau ngomong harus ada buktinya. Dasar Mak Lampir" Ucap Ria dengan pedasnya. Membuat orang yang ada di kantin melongo tak percaya dengan ucapan si kutub yang begitu pedasnya.
"Lo. Sentuh. Dia. Hidup. Lo. Nggak. Bakalan. Tenang" ujar Rian dengan penuh penekanan.
Sedangkan Risa sudah menggigil kedinginan, melihat itu, sontak membuat Rian melepaskan seragamnya sehingga menyisakan kaos hitam oblongnya kemudian memberikannya pada Risa lalu menuntun Risa keluar dari kantin. Hal itu membuat cewek-cewek yang menyaksikan menjerit iri. Iri pada Risa yang bisa bisa mendapat perlakuan istimewa itu. Bahkan, mantan-mantan Rian pun tak pernah mendapatkan perlakuan semanis itu.
...........
Setelah membelikan Risa seragam di koperasi, Rian kembali ke toilet dengan seragam dan minuman digenggamannya.
"Nih minum dulu"
"Makasih"
"Lo ganti baju lo, gue tunggu disini"
5 menit kemudian
"Udah?"
"Iya. Makasih ya Yan"
"Sama-sama princess" ujar Rian sambil mengacak rambut Risa.
Mendapat perlakuan seperti itu, membuat pipi Risa memanas dan seperti ada kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. Oh ayolah, Risa juga perempuan yang bisa baper walaupun cuma perlakuan kecil seperti yang dilakukan Rian.
"Abang Rian mah gitu, mentang-mentang udah ada Risa. Aku dicuekin. Abang Jahattt!!. Aku nggak bisa diginiin bang, kamu duakan cinta aku" Kata Geral—yang entah sejak kapan berada disana—sambil menghentakkan kakinya dan mengerucutkan bibirnya.
"Alay lo ah, jijik gue dengernya" kata Rian sambil menjitak kepala Geral dengan kesal.
"Ihh kasar ih. Ris liat noh Rian kasar banget jadi cowok" adu Geral pada Risa.
"Gue kasar sama lo doang. Lagian gue kan cowok wajar kalau gue kasar. Gak kayak lo badan doang yang gede tapi hatinya hello kitty" cibir Rian.
"Aduh udah deh jangan berantem" lerai Risa.
"Taunih sih Rian" Kata Geral Ngegas.
Sementara Rian mengedikkan bahunya acuh. Kemudian menggandeng tangan Risa meninggalkan Geral yang masih diliputi kekesalan itu.
........
Hello guysss!!!
Kira-kira gimana yaah takdir mereka? Akankah mereka bersatu? Atau justru sebaliknya? Akankah cinta Rian terbalas? Atau justru bertepuk sebelah tangan?Ikuti terus ya, tunggu aku up lagi.
Salam hangat
KAMU SEDANG MEMBACA
R I S A (COMPLETED)
Teen Fiction~Kehadiranmu adalah bahagiaku~ Risa Saraswati D. Gadis cantik nan manis yang menjabat sebagai Ketua Osis di SMA Rajawali. Awalnya kehidupannya baik-baik saja apalagi ditambah dengan kehadiran kapten basket yang di kenal dengan keplayboyannya. Fahri...