HAPPY READING!!!!
ADA TYPO KOMEN YA
........
Risa, Fatur, dan juga Rian sudah berada di apartemen milik Rian. Sesuai kata Rian bahwa Risa boleh menginap disini sampai orang tuanya ditemukan. Rian juga akan selalu mengunjungi Risa dan akan pulang bila malam hari. Sedangkan Fatur, ia menatap prihatin Risa yang saat ini berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Fatur tahu, di dalam hari Risa, gadis itu merasa sangat sedih, tapi Risa mencoba untuk terlihat baik-baik saja.
Risa menoleh menatap Rian yang sedang sibuk membereskan barang-barangnya. Ia tersenyum. Lalu menatap Fatur yang juga sedang sibuk memindahkan barang-barang yang akan mengganggu penglihatan Risa. Risa kembali tersenyum. Ia merasa bahagia, karena masih ada orang yang peduli padanya. Entah dimana keempat sahabatnya berada, ia tidak tahu. Mungkin saja sahabatnya itu tidak tahu tentang Risa yang diusir. Tapi, bukankah mereka ada di rumah Radit tadi? Entahlah. Risa tak mau ambil pusing.
Risa menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 12 siang. Pasti jenazah mamanya sudah dimakamkan. Ia menatap Fatur, "Bang Fatur, mama dimakamin dimana?" tanyanya dengan sendu.
Hati Fatur meringis, ia tidak tega melihat Risa serapuh ini, "Di TPU Pondok Jati." Jawabnya.
"Temenin gue kesanaya!" tutur Risa yang diangguki oleh Fatur.
...........
Sementara di sisi lain, yara sedang duduk di sudut ruangan. Bahu gadis itu bergetar menandakan bahwa ia sedang menangis. Seorang laki-laki yang berumur satu tahun lebih tua darinya berjalan menghampirinya, cowok itu menarik paksa tangan Yara.
"Tatap mata gue!" tekan laki-laki itu.
Yara yang takut menatap orang itu hanya menunduk sambil sesekali terisak lalu menggeleng.
"LO TULI?!" bentak orang itu.
"Yara minta maaf bang," kata Yara dengan lirih.
Laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah kakak Yara itu berdecih, "Gue bukan abang lo!" ujarnya dingin.
"Abang kenapa? Yara salah apa sama abang sampai abang tega giniin Yara? Yara benci kenapa harus hadir di keluarga ini. Yara benci!!!!" teriak Yara.
Devan, kakak Yara menampar pipi adiknya dengan keras, "Yang ada gue yang benci sama lo! Gue benci gara-gara lo, perhatian mama teralihkan. Gara-gara lo, mama gue jadi lupa kalau dia masih punya anak yang harus dia cari!" katanya dengan emosi yang meluap-luap.
"Orang yang lo cari udah mati 16 tahun yang lalu! Dan lo masih mau nyari dia?" kata Yara dengan kekehan sinis.
"Kalau bukan karena mama, gue udah usir lo dari rumah gue!" kata Devan lalu berlalu meninggalkan Yara.
............
"Rian, temenin aku belanja! Dapur kamu kosong banget!" Ujar Risa dengan sinis.
Rian terkekeh, "Yaudah ayo!" jawab Rian sambil mengelus rambut Risa.
Risa lalu bangkit dari duduknya, ia segera berjalan mendahului Rian keluar apartemen. Setelah sampai di supermarket, Risa segera mengambil keranjang belanjaan lalu berjalan menuju rak-rak yang berisi kebutuhan dapur. Setelah dirasa cukup, ia segera berjalan menuju kasir diikuti oleh Rian tentunya. Risa meraba sakunya saat kasir itu sudah menyebutkan harganya, tapi Rian menahannya.
"Biar aku aja!" katanya dengan lembut.
Kasir itu menatap Rian tanpa berkedip. "Mas baik banget sama adiknya gimana sama pacarnya ya!" katanya membuat Risa mendengus.

KAMU SEDANG MEMBACA
R I S A (COMPLETED)
Teen Fiction~Kehadiranmu adalah bahagiaku~ Risa Saraswati D. Gadis cantik nan manis yang menjabat sebagai Ketua Osis di SMA Rajawali. Awalnya kehidupannya baik-baik saja apalagi ditambah dengan kehadiran kapten basket yang di kenal dengan keplayboyannya. Fahri...