32

34 5 0
                                    

Hay guys
Aku update
Kalian apa kabar?
.
.
.

Sudah dua hari Risa tidak ada kabar membuat Rian uring-uringan. Cowok itu tengah mondar mandir di depan kelasnya dengan raut wajah frustasi. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan gadisnya. Ia ingin menghampiri rumah Risa namun sayangnya Rian tidak tahu dimana alamat Rumah Risa. Keberadaan gadis itu seolah-olah ditutup rapat-rapat. Entah kenapa, tapi yang pasti Rian berhasil dibuat khawatir.

Rian mengacak rambutnya sambil mengerang. Matanya memerah menandakan bahwa cowok itu tengah menahan air matanya agar tidak jatuh. Bagaimanapun, ia harus menjaga harga dirinya di depan teman-temannya untuk tidak menangis. Tapi, meskipun Rian sembunyikan dengan baik, teman-temannya tahu apa yang saat ini dirasakan oleh Rian.

"Rian, lo tenang dulu. Kita bantu lo nyari Risa!" ujar Rehan membujuk Rian.

Rian berdecih, "Gue salah apa? Kenapa Risa ninggalin gue gitu aja? Apa Risa marah sama gue? Kenapa?" tanyanya beruntun lalu berlari menuju rooftop sekolah disusul oleh Iqbal, Rehan, Geral, dan juga Fatur.

Sesampainya di rooftop, kelima cowok itu mendudukkan dirinya di kursi kayu yang sudah agak rapuh. Rian menatap gedung pencakar langit yang ada di depannya dengan tatapan kosong, ia seolah hilang arah. Risa, gadis itu membawa separuh jiwa Rian pergi menghilang meninggalkan Rian sendiri.

"Kenapa Risa lakuin ini? apa gue punya salah?" tanya Rian dengan pertanyaan yang sama.

"Mungkin Risa lagi sibuk," ujar Geral mencoba berfikir positif.

"Sesibuk-sibuknya Risa, dia selalu nyempatin dirinya untuk kabarin gue. Gue tahu persis gimana Risa!" kata Rian. Air mata yang sedari tadi ia tahan merembes membasahi kedua pipi cowok itu. Bisa mereka lihat kalau Rian benar-benar mencintai Risa.

"Rian! Jangan kayak gini! Gue yakin semua baik-baik aja. Mungkin Risa lagi melepas rindu sama orang tuanya." Kata Geral diangguki Rehan.

"Yakali! Lo pikir aja, gak ada orang ngelepas rindu selama dua hari. Dua hari bukan waktu yang sebentar, dia juga gak ada kabar." Ujar Rian lirih.

Keempat teman cowok itu mengangguk membenarkan. Benar kata Rian, ini semua terasa aneh. Semenjak Risa ketemu dengan ibu kandungnya, Risa seolah hilang ditelan bumi. Bahkan kabar gadis itu pun tidak mereka dapatkan. Ini benar-benar ada yang tidak beres.

"Lo tenang dulu Rian!" kata Iqbal yang sedari tadi diam.

"Gimana gue bisa tenang? Cewek gue gak ada kabar dua hari belakangan ini, gimana kalau dia kenapa-napa? Gimana kalau dia diapa-apain sama keluarga barunya?" ujar Ran dengan emosi.

Iqbal menonjok Rian membuat cowok itu tersungkur, "Lo jangan kayak gini bangsat! Apa dengan lo kayak gini Risa bakalan kabarin lo? Risa bakalan datang di hadapan lo? Enggak!" kata Iqbal yang diangguki Rehan, Geral, dan juga Fatur.

"Gue harus gimana?" tanya Rian dengan putus asa.

"Bangkit! Kita bakalan bantu lo nyari keberadaan Risa!" kata Fatur. Rian mengangguk, ia benar-benar tidak bisa berfikir sekarang.

Kelimanya bangkit lalu berjalan menuruni tangga rofftop. Mereka melangkahkan kaki mereka ke arah kantin yang ternyata sedang ramai, dapat mereka lihat kalau meja kantin yang tersisa hanya milik mereka saja. Kelimanya berjalan menuju meja itu dengan langkah lebar. Sesampainya disana, Rehan dan Fatur segera memesan makanan untuknya dan teman-temannya.

Rian memainkan ponselnya dengan lesu, ia sedang menunggu kabar Risa, namun nihil, Risa sama sekali tidak mengabarinya. Bahkan pesan yang dikirim oleh Rian dari kemarin belum ada yang terbaca sama sekali.

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang