38

49 5 0
                                    

Hai guys

Apa kabar?

Aku gak tahu ini feelnya dapat apa enggak. Yang jelas aku ngetiknya sambil nangis wkwk

Selamat membaca❤️

Pagi ini seperti biasa, Risa menjalankan rutinitasnya sebagai anak sekolahan. Gadis itu sudah rapi sedari tadi. Bukan dengan pakaian sekolah, namun dengan kebaya yang melekat cantik pada tubuhnya. Risa memoleskan sedikit bedak dan juga liptint agar tidak terlihat pucat. Setelah memastikan penampilannya, Risa segera beranjak turun menemui keluarganya. Sudah terhitung lima hari Risa tinggal di rumah ini, dan semenjak itu pula Risa merasakan kasih sayang kembali.

"Pagi semua!" sapa Risa saat sampai di pintu dapur.

Terlihat bahwa Astrid, Awan, dan juga Devan sudah duduk manis di di kursi meja makan. Devan terlihat begitu tampan dengan setelah tuxedo berwarna biru navy dan juga celana kain yang dipadukan dengan tuxedo itu.

"Mau bolos kan, lo, bang!" kata Risa pda Devan.

Devan menatap Risa dengan sinis, cowok itu lalu mendengus, "Di kampus gue lagi ada acara! Gue bukan lo yang suka bolos terus berduaan sama cowok!" cibirnya.

"Maksud lo?"

"Gue pernah lihat lo berduaan sama cowok di taman dekat rumah lo dulu, mana jam sekolah lagi, terus lo nangis."

"Oh, itu si Arkan!"

"Pacar lo?" tanya Devan.

Risa menggeleng, "Dia teman gue!"

Setelah menghabiskan makanan mereka, Risa dan Devan segera pamit pada Astrid dan juga Awan. Devan sekarang punya rutinitas baru, yaitu mengantar Risa ke sekolah gadis itu.

"Hati-hati, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya, Bang!" peringat Astrid yang diangguki oleh Devan.

"Abang pergi dulu, ya, Ma, Pa!"

"Adek juga pergi dulu, Ma, Pa!"

"Hati-hati di jalan!"

"Iya, Ma, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Devan melangkahkan kakinya menuju garasi rumahnya diikuti oleh Risa. Mereka segera memasuki mobil. Di dalam mobil, Risa menyalakan lagu yang menurutnya sangat pas untuk suasana hatinya sekarang.

"Lo beneran udah putus sama Rian?" tanya Devan tiba-tiba.

Risa menatap Devan sekilas lalu kembali fokus pada kegiatannya, "Iya."

"Siapa yang mutusin?"

"Rian!"

"Atas dasar?"

"Gak tahu! Katanya dia punya alasan, tapi sampai sekarang gue gak tahu alasan yang dia maksud apa!"

"Rian pernah nangis gak karena lo?" tanya Devan.

Risa mengingat, "Pernah!"

"Beneran?"

Risa mengangguk, "Waktu dia bilang dia masih sayang sama gue!"

Devan tersenyum, "Cowok yang udah meneteskan air matanya buat lo adalah cowok yang benar-benar sayang sama lo!"

"Dia gak ngata-ngatain lo, kan?" tanya Devan.

Risa menegang. Ia bingung, antara jujur atau tidak. Kalau ia berbohong, cepat atau lambat Devan pasti akan mengetahuinya juga. Tapi kalau ia jujur, bisa-bisa Rian habis di tangan Devan. Risa menarik napasnya, "Enggak!"

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang