36

52 4 0
                                    

Hay guys

Aku kambek

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian supaya cerita Risa makin banyak yang baca👉👈

Aku sayang kalian❤️

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hari ini, hari dimana Risa sudah dinyatakan menjadi demisioner OSIS, ia benar-benar sudah lengser. Pelantikan dan serah terima jabatan sedang dilaksanakan di lapangan upacara saat ini. Hari dimana beban Risa seolah terangkat sedikit. Saat ini ia harus memfokuskan diri untuk UN dan SNMPTN. Risa ingin lolos di Universitas impiannya melalui jalur undangan, dan kalaupun tidak lolos, ia masih bisa memanfaatkan jalur SN, makanya saat ini, ia harus belajar dengan tekun tanpa memikirkan masalah yang sudah berbulan-bulan lamanya.

Hari ini, tepat dua bulan yang lalu hubungan Risa dan Rian kandas. Dimana keduanya memutuskan untuk hidup masing-masing. Berat memang, tapi Risa hadapi semuanya dengan senyuman. Kehadiran Arkan dalam hidupnya akhir-akhir ini membuatnya bisa tersenyum meskipun hanya lengkungan tipis. Arkan memang bisa membuatnya tertawa namun tidak selepas dulu.

Kenangan bersama Rian masih Risa simpan dengan baik. Tidak seharusnya ia seperti ini, tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Risa tidak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah. Kehidupannya sekarang bertambah rumit, apalagi ditambah dengan keluarganya yang terus-terusan menyuruhnya bekerja.

Setelah serah terima jabatan selesai, Risa berjalan menuju pinggir lapangan sambil menyeka keringat yang ada pada pelipisnya. Gadis itu terlihat sangat lelah.

Arkan yang melihat Risa duduk sendirian di tepi lapangan langsung saja menghampiri gadis itu. "Hem!" Arkan berdehem pelan sambil tersenyum pada Risa.

Risa menoleh, "Eh, Arkan," kata Risa sambil membalas senyuman Arkan.

Arkan menyodorkan sebotol air mineral pada Risa, "Capek?" tanyanya lembut.

"Enggak! Biasa aja!" ujar Risa sambil tertawa pelan.

"Kita sekelas?" tanya Arkan.

Risa mengangguk, "Iya! Lo, gue, Anya, Vio, Tasya, Arjuna, Bisma, sama Brian, kita sekelas!" ujar Risa dengan riang.

"Lo masih sering kangen sama Rian?" tanya Arkan hati-hati karena tidak ingin menyakiti hati Risa.

Risa mengangguk pelan, "Kadang, tapi kalau gue sama lo, gue lupa sama Rian!" kata Risa dengan jujur.

Arkan tertegun lalu menatap Risa dengan tidak percaya, "Kenapa?" tanyanya heran.

"Gak tahu!"

Arkan bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada Risa bermaksud untuk membantu cewek itu berdiri. Risa yang bingung hanya menerima uluran tangan itu dengan kening berkerut.

"Mau kemana?" tanya Risa.

"Kantin! Gue tahu lo lapar!" ejek Arkan membuat Risa mendengus.

"Gak mau!"

"Lo gak boleh gini terus, Ris! Lo harus bisa lawan semua yang lo rasain sekarang! Kalau Rian juga bisa bahagia sama Yara, lo juga harus bisa bahagia meskipun tanpa Rian. Lo harus tunjukin kalau lo mampu, Ris!" kata Arkan dengan manapa teduh mata Risa.

"Gue coba, Ar!" putus Risa.

Arkan tersenyum, "Yasudah, sekarang kita ke kantin. Gue yang traktir lo!" kata Arkan sambil tertawa pelan.

"Serius?" tanya Yara dengan senang.

Arkan mengangguk, "Lo boleh beli apa aja yang lo mau hari ini!"

"Gak mau ah!"

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang