HAPPY READING
ADA TYPO KOMEN YA!!!
.
.
.Seperti janji Rian pada Risa tadi, cowok itu benar-benar mengantar Risa ke cafe Darma. Saat ini, ia sedang menunggu gadisnya yang sedang interview di ruangan manager. Cowok itu kini duduk dengan tenang ditemani oleh secangkir kopi dan ponsel yang ada di genggamannya. Tatapannya yang tajam setajam silet membuat orang-orang mengurungkan niatnya untuk mendekatinya atau hanya sekedar menyapanya.
Tapi siapa sangka dibalik semua orang yang takut untuk menghampiri cowok tampan itu ada seorang gadis yang dengan berani menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Rian lalu duduk dengan senyumnya yang sangat sangat manis. Rian yang terperangah langsung menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh tergoda. Ia sudah punya pacar dan pacarnya jauh lebih cantik daripada gadis yang ada di hadapannya sekarang.
Saat Rian hendak beranjak untuk mencari meja lain yang kosong, ia melihat Risa yang berjalan menuruni tangga bersama seorang cowok yag nampaknya seumuran dengan Radit. Mereka terlihat sangat akrab. Rian menghampiri kedua orang itu dengan rahang mengeras.
Setelah sampai, Rian menatap nyalang pria yang ada di samping kiri Risa lalu menatapa Risa dengan pandangan sayu. "Udah interview-nya?" tanyanya pada Risa yang dibalas anggukan senang gadis itu.
"Aku udah bisa mulai kerja sekarang!" balas Risa dengan raut wajah yang sangat-sangat bahagia.
"Kok?" tanya Rian heran.
"Iya dong, Bang Devan ini baik banget loh. Dia anak pemilik cafe ini." puji Risa membuat Devan tersenyum namun Rian yang melihatnya mendengus. Ia tidak suka jika ada orang lain yang dipuji oleh gadisnya.
"Kok manggil abang?" tanya Rian tak suka.
"Bang Devan sendiri yang mau di panggil abang!"
Rian menghela napas. Ia harus sabar. "Sekarang duduk dulu, kita makan. Kamu harus punya tenaga buat kerja!"
"Tapi gak bisa lama ya!" ujar Risa memperingati.
"Iya, asal kamu udah kenyang, kamu bisa langsung kerja!"
"Oke," jawab Risa dengan semangat.
Melihat antusias Risa membuat Rian tidak mau melarang gadis itu untuk bekerja. Kehadiran Risa menjadi kebahagiaan untuk Rian. Risa beda, Risa istimewa, dan Risa spesial. Itu alasan mengapa Rian mau bertahan dengan hubungan mereka. Risa begitu berarti untuknya. Ia tidak mau menyesal karena telah menyia-nyiakan orang setulus Risa. Kasih, sayang, dan cinta Risa sangat tulus untuknya.
Setelah lima belas menit, makanan yang ada pada piring Risa sudah habis begitupun dengan minumannya yang sudah tandas. Risa melirik Rian yang sedang menatap Devan. Bisa Risa lihat kalau saat ini Rian tengah cemburu apalagi saat cowok itu tahu kalau anak pemilik cafe tempat Risa bekerja adalah cowok yang satu tahun lebih tua darinya.
Setelah berpamitan pada Rian dan juga Devan, Risa segera menuju loker untuk mengganti bajunya dengan seragam yang disediakan oleh cafe itu. Ia lalu memulai pekerjaannya.
Sementara di meja tempat Rian dan Devan duduk, suasana begitu canggung. Rian yang diam dengan ponsel di tangannya terus memperhatikan Devan yang juga tengah menatapnya. Devan berdehem membuat Rian mengalihkan pandangannya.
"Lo pacarnya Risa?" tanya Devan membuka suara, sementara Rian menjawabnya dengan sekali anggukan.
"Dia gadis yang baik!" puji Devan dengan muka meledek.
"Maksud lo?!" tekan Rian.
"Weits, santuy bro! Gue gak suka kok sama Risa. Dia gue anggep adek gue sendiri." Ujar Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
R I S A (COMPLETED)
Teen Fiction~Kehadiranmu adalah bahagiaku~ Risa Saraswati D. Gadis cantik nan manis yang menjabat sebagai Ketua Osis di SMA Rajawali. Awalnya kehidupannya baik-baik saja apalagi ditambah dengan kehadiran kapten basket yang di kenal dengan keplayboyannya. Fahri...