20

48 6 0
                                    

Malam ini Risa dan Rani sedang belajar bersama, mengingat olimpiade yang akan ia ikuti bersama Rani sudah dekat. Malam ini mereka belajar di rumah Risa karena Risa sedang mager untuk keluar rumah maka alhasil Rani hanya bisa mengalah.

"Ris, kira-kira kita bisa menang gak sih?" tanya Rani pesimis.

"Ran, gak boleh pesimis gitu yang penting kita udah usaha, jangan terlalu mikirin sesuatu yang belum tentu terjadi." Peringat Risa pada Rani.

"Ya tapikan apa kata guru-guru sama siswa sekolah kalau kita gagal bawa pulang piala itu ke sekolah kita." Ujar Rani lesu.

"Ran, denger ya. Kita ditunjuk wakilin sekolah itu karena kita dianggap mampu untuk bersaing disana, jangan pesimis gitu. Inget apapun hasilnya nanti, kita harus bangga karena dari sekian banyaknya siswa di SMA Rajawali cuma kita berdua doang yang ditunjuk sama Bu Rini. Dan satu lagi, kita ikut lomba ini bukan untuk ngejar juara tapi untuk belajar, juara itu cuma bonus atas pencapaian kita dan kerja keras kita. Kalaupun kita gak menang nanti gue yakin semua orang di Sekolah gak bakalan musuhin kita." Kata Risa menyemangati Rani.

"Aku cuma takut ngecewain mereka Ris." Kata Rani.

"Kalau lo gak mau ngecewain mereka maka kita sekarang harus belajar, jangan banyak main dulu oke."

"Oke makasih ya Risa." Ujar Rani memeluk Risa yang langsung dibalas oleh Risa.

"Kheemmm bahagia amat perasaan." Suara Radit menghentikan aksi pelukan mereka berdua.

"Apaan sih Bang." Ujar Rani menggaruk keningnya yang tidak gatal.

"Lo berdua normal kan?" tanya Radit memastikan.

"Apaan sih lo Bang, lo pikir kita lesbian apa?" ujar Risa tak terima.

"Ya kan yakali lo sama Rani khilaf." Kata Radit dengan muka polosnya.

"Keluar aja deh lo ganggu tau gak, gue sama Rani mau belajar." Usir Risa pada Radit.

"Yaudah gue suruh aja tuh si Rian pulang." Ujar Radit santai lalu berbalik.

"Rian?"

"Iya sama Iqbal."

"Ngapain Iqbal disini?" tanya Risa heran.

Bagaimana tidak heran karena Iqbal sama sekali tidak punya urusan sama Risa maupun Radit malam ini. apakah lelaki itu hanya menemani Rian saja? Rasanya tidak mungkin karena Risa yakin Rian bukanlah cowok yang mengajak temannya ke rumah pacarnya hanya dengan alasan menemani karena dirumah ini juga sudah ada Radit yang sudah ia anggap abang Rian sendiri.

"Gak tau, mending lo berdua turun." Perintah Radit lalu berbalik meninggalkan mereka.

"Eh Ran, lo tau gak alasan Iqbal ada disini?" tanya Risa pada Rani.

"Eh? i...itu anu.. akuu.. aku gak tau." Rani gugup sambil menggigit bibir bawahnya.

"Santai aja kali Ran, gak usah gugup gitu kayak mau ketemu gebetan aja lo." Kekeh Risa. "Turun yuk." Ajaknya pada Rani.

"Eh iya ayo."

'Rani kenapa sih?' batin Risa.

Sesampainya mereka di ruang tamu mereka melihat Radit, Rian dan Iqbal sedang mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan Risa tak tau dan tau mau tahu.

"Khem" deheman Risa menghentikan obrolan mereka bertiga membuat ketiga cowok itu beralih menatap kedua anak manusia yang sedang berdiri didekat mereka.

"Eh udah ada kalian, sini duduk." Ajak Radit.

"Ria sama Rasya mana tumben gak nempel." Tanya Rian basa basi.

"Mereka berdua gak kita ajak karena aku tau Ria kalau diajak nginep alasannya mager mulu." Jawab Risa.

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang