19

37 4 0
                                    

.

.

.

.

.

.

...........

"Gue suka sama lo Risa, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Risa mematung di tempatnya. Apa ini? apakah ini cobaan dalam hubungannya dengan Rian? Jika ia menolak cowok yang ada dihadapannya ini ia takut pria ini yag tak lain dan tak bukan adalah Arkan yang merupakan musuh Rian akan merusak hubungannya sedangkan jika ia menerimanya apa kata Rian? Ia sangat menyayangi Rian.

"Maaf Ar, gue gak bisa. Gue udah punya Rian." Tegas Risa.

"Apa sih yang lo liat dari Rian? Rian itu playboy Ris."

"Gue sayang sama Rian Ar. Gue harap lo ngerti itu." Tekan Risa.

"Gue juga gak kalah ganteng dari Rian, Gue gak playboy, Soal harta? Harta gue juga banyak, kurang apa gue?" tanya Arkan.

"Lo kurang etika." Ujar Risa santai.

"Kurang etika lo bilang?" Tanya Arkan bingung.

"Iya, menurut gue orang yang berusaha menjadi yang ketiga dalam hubungan orang itu kurang sopan. Permisi waktu gue gak banyak buat ladenin lo." Ucap Risa sambil berlalu meninggalkan Arkan.

Arkan mengacak rambutnya frustasi. "Liat aja Risa gue bakalan buat lo ngemis-ngemis jadi pacar gue." teriak Arkan marah.

"Apa lo bilang? lo mau Risa jadi pacar lo? Langkahi dulu mayat gue." Ujar seseorang dari belakang Arkan.

Arkan menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ia menunjukkan smirknya.

"Oh jadi ini pacar Risa yang katanya penuh dengan etika itu? Terkadang gue heran sama Risa, kenapa sih dia milih lo. Iingat Rian, seorang playboy gak pantes bersanding sama ketua OSIS." Ejek Arkan.

"Gue gak pernah ilang kalau gue pantes sama Risa. Tapi gue gak kayak lo" ujar Rian tenang.

"Wow! gue yakin Risa macarin lo karena harta lo doang." Ujar Arkan sedikit emosi.

"APAPUN YANG ORANG LAIN KATAKAN JAWABANNYA ADALAH........." teriak Geral dari arah belakang.

"IRI BILANG BOSSS" ujar Rehan dan Geral sambil tertawa lepas.

Muka Arkan memerah menunjukkan bahwa ia tengah menahan emosinya. Sedangkan Rian sudah menahan tawa di tempatnya. Ada-ada saja teman-temannya ini.

"Urusan kita belum selesai." Ujar Arkan sambil menunjuk ke arah Rian.

"Woy santai dong mas bro. Gak usah nunjuk-nunjuk gitu." Kata Gerak tak terima.

"Sekarang gue tau kalau seorang Rian bersembunyi di balik teman-temannya." Lagi dan lagi Arkan mengejek Rian yang dibalas dengan senyum miring Rian.

"Itu karena gue gak mau ngotorin tangan gue hanya demi orang kayak lo" kata Rian dengan wajah datar.

Mendengar itu Arkan mulai emosi ia hampir saja menonjok Rian jika saja ia tidak ingat bahwa ia baru saja keluar dari BK. "Jadi maksud lo gue itu menjijikkan?" ujarnya tak terima.

Iqbal yang sedari tadi diam hanya bisa menahan tawanya, Rian hanya tersenyum meremehkan, sedangkan Rehan dan Geral saling pandang lalu tersenyum miring seakan mereka merencanakan sesuatu yang sama. "ITU LO TAU HAHAHAH" Ujar mereka berdua lalu bersembunyi diablik Rian dan Iqbal.

R I S A (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang