episode 47

402 18 5
                                    

Keesokan paginya

Sang mentari mulai terbit dari sebelah timur,mengisi belahan dunia ini dengan sinarnya yang terang. Sinar silaunya bahkan menerobos masuk melalui celah-celah tirai jendela. Sinar silau itu rupanya telah mengganggu seorang gadis yang tengah tertidur nyenyak. Gadis itu mengerjapkan matanya yang indah. Dia menoleh ke sampingnya.

Terlihat pria yang masih tertidur dengan nyenyak sambil memeluk pinggang gadis itu.

Swara tersenyum,tangannya mulai mengelus pipi suaminya yang ditumbuhi dengan bulu-bulu yang halus sampai di dagunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Swara tersenyum,tangannya mulai mengelus pipi suaminya yang ditumbuhi dengan bulu-bulu yang halus sampai di dagunya.

"Kau sangat tampan saat tidur."gumamnya.

"Emang aku tampan."jawab pria di sebelahnya. Swara mengerutkan keningnya.

"Kau mendengarnya.?"tanya swara.

"Tentu saja nyonya. Aku masih memiliki telinga."sanskar membuka matanya.

"Ya tuhan pria ini."umpat swara.

"Kau mengatakan sesuatu."

"Tidak. Sudahlah aku ingin ke kamar mandi."swara beranjak dari tempat tidur.

"Baiklah."sahut sanskar.

KAMAR RAGINI DAN LAKS

"Sudah aku katakan bahwa kau harus duduk disini. Pagi ini aku yang akan mendandanimu."ucap laks membawa ragini duduk di depan meja rias.

"Oh ya. Memangnya kau bisa?"tanya ragini.

"Tentu saja nyonya. Kau terlalu meragukan kemampuanku ini. Aku akan pastikan hari ini kau akan terlihat sangat cantik"laks memegang kedua bahu ragini.

"Baiklah tuan. Sekarang mulailah apa yang ingin kau lakukan."

Laks mengambil kalung dan memakaikannya di leher ragini. Tak hanya itu, laks juga mengatur tata rambut ragini. Dia membuat rambut ragini tetap terurai, dia membentuk sedikit gelombang pada ujung rambut ragini.

Setelah itu laks memakaikan mangal sutra di leher ragini beserta bubuk merah di belahan rambut ragini.

"Bagaimana?,cantikkan?"tanya laks.

"Yah lumayan."jawab ragini.

"Baiklah kalau begitu,mari kita turun kebawah"ajak laks.

Ragini menganggukkan kepalanya.

MEJA MAKAN.

"Swara tolong hidangkan kareenya padaku"ucap sanskar.

"Baiklah."jawab swara.

Swara berjalan ke kursi sanskar yang bersebelahan dengan uttara.

Swara berjalan ke kursi sanskar yang bersebelahan dengan uttara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Swara menuangkan karee di piring sanskar. Swara hendak pergi tapi sanskar berhasil menarik tangan swara. Swara berusaha melepaskan cengkraman dari suaminya itu,tapi tetap saja tidak bisa karena tenaga sanskar lebih kuat dari swara.

"Swara ragini hari ini karee dan paratha kalian sangat lezat. Aku jadi ingin tambah lagi."puji sujata.

"Terima kasih ibu."sahut keduanya.

"Tentu saja enak ibu, swara memasaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Pasti masakannya selalu enak,iyakan swara?"

"Kau berlebihan sanskar."swara terus mencoba melepeskan tangannya.

"Sanskar lepaskan aku"bisik swara.

"Swara,ragini berikan karee dan paratha kalian."ucap sujata.

"Baik ibu."ragini memberikan paratha pada sujata.

"Sanskar lepaskan aku."bisik swara lagi. Tapi sanskar tak menghiraukannya.

"Swara berikan kareenya. Kenapa kau masih di dekat sanskar saja.?"tanya sujata heran.

"I-i-ya ibu."

Uttara melihat sanskar memegang tangan swara. Uttara tersenyum melihatnya.

"Ibu. Seharusnya ibu meminta kak sanskar untuk melepaskan tangan kak swara,karena kak sanskar tidak mau jauh dari kak swara,iyakan kak?"

Sanskar langsung melepaskan tangan swara. Swara dan sanskar tersenyum malu.

"Ohh jadi begitu."sujata terkekeh.

Swara berjalan ke kursi sujata dan memberikan kareenya pada sujata.
______

Bersambung

Revenge and Love (Dendam dan Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang