Keesokan paginya.
Swara Bangun lebih pagi hari ini.Dia bersiap-siap dan turun kebawah untuk membantu ibunya di dapur.
"Selamat pagi ibu."sapa swara.
"Pagi sayang"balas sharmista tersenyum simpul.
"Sharmista..tolong buatkan aku teh.!!"teriak shekar dari ruang tv yang tak jauh dari dapur.
"Baiklah."
"Ibu..biar aku saja yang buat teh ayah.."
"Baiklah"
Swara mulai membuat teh yang biasa diminum shekar setiap pagi.Yaitu teh masala dengan 2 sendok gula.Swara membuatnya dengan teliti dan berhati-hati.
"Ibu..aku akan mengantarkan teh ini pada ayah."
"Swara..Tapi..."ucap sharmista terpotong karena swara sudah pergi meninggalkan dapur.
"A-ayah..ini tehmu."ucap swara grogi.
Shekar menatap wajah swara dengan tatapan tajam miliknya.Dia sengaja menyenggol gelas yang berisikan teh diatas meja.
Tarrrr
Sharmista keluar dari dapur dan menghampiri mereka berdua.Mata swara mulai berkaca-kaca.
"Apa kau tidak bisa membuatkan aku teh ha.?,apa harus wanita ini yang membuatnya.?"tanya shekar pada sharmista.
"Ayah..sebegitu marahnya dirimu..sehingga kau tidak mau meminum teh buatan putrimu ini.?Ayah..cobalah untuk mengerti..sanskar bukanlah pria yang kau bayangkan..Dia sudah berubah..Mengapa kau terus melihat sisi buruk dari dirinya..cobalah lihat sisi baik dari dirinya.."
"Sharmista..suruh wanita ini untuk diam..dan tolong hentikan semua omong kosongnya itu."ucap shekar menatap sharmista dan tidak melihat kearah swara.
Shekar meninggalkan mereka berdua.
Swara membersihkan kaca beling gelas yang pecah.
Sharmista menatap swara dari kejauhan.Matanya mulai berkaca-kaca melihat keadaan swara saat ini.
Ruang Kerja
Sharmista datang ke ruang kerja shekar dengan membawa teh yang shekar inginkan.
"Ini tehnya"
"Letakkan saja disana."ucap shekar singkat karena dia masih sibuk membaca berkas.
Tanpa Basa basi,sharmista pergi meninggalkan shekar yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.
"Kenapa akhir-akhir ini..perusahaanku menurun.?,apa masalahnya.?"
"Kenapa ini bisa terjadi..Semuanya sudah aku kerjakan dengan baik.Tapi kenapa bisa menurun seperti ini.?"
"Ini tidak benar..Aku harus bicara pada pak malhotra."gumam shekar
Shekar meminum teh yang sharmista buat.Lalu pergi ke kantor.
Swaragini Company
"Saya juga tidak tahu pak..Baru saja saya ingin menanyakan semua ini pada bapak..Tapi bapak sudah bertanya terlebih dahulu."
"Apa kau sudah memeriksanya.?"
"Iya pak saya sudah memeriksanya dengan teliti..beberapa hari ini..perusahaan kita mengalami penurunan..Pemasukan kita yang mulai sedikit..Dan pengeksporan kita juga mulai sedikit."
"Yaampun"shekar mengusap wajahnya dengan kasar.Dia memijit keningnya guna menghilangkan rasa pusing.
"Yasudah..kau kembalilah ke ruanganmu.!"pinta shekar.
"Apa yang harus aku lakukan.?"gumam shekar.
Kediaman Gadodia
Ting nongggg
"Iya sebentar"Sharmista berjalan kearah pintu dan membukanya.
"Salam bibi."sanskar membungkuk dan menyentuh kaki sharmista guna meminta berkat.
"Semoga kau panjang umur.Masuklah nak."
Sanskar masuk.
"Bibi..apa swara ada.?"
"Ada.."
"Swara"teriak sharmista
"Iya ibu."sahut swara.
Swara berjalan menuruni anak tangga.
"Kau sudah siap.?"
"Tentu saja."
"Kalian ingin pergi kemana.?"
"Emm ibu..aku dan sanskar ingin pergi jalan-jalan sebentar..Kami akan cepat kembali.Iyakan sanskar,?"
"Iya..itu benar bibi."
"Yasudah..jangan pulang terlalu lama yah."
"Iya ibu..kami pergi dulu..sampai jumpa."
*****
Di perjalanan.
"Kita mau pergi kemana.?"tanya swara memulai obrolan.
"Nanti kau akan tau.."
"Iya setidaknya katakan kita mau pergi kemana.?..Itu akan menghilangkan rasa penasaranku."
"Kau memang tidak berubah..Jika aku memberitahumu maka itu tidak akan menjadi kejutan bukan.?"
Swara mengerutkan keningnya.
"Yausudah jika tidak mau memberitahu..Aku juga tidak rugi."ucap swara kesal.Dia mamaanyunkan bibirnya.
"Nah..itu..ekspresi wajah yang aku tunggu darimu..aku sangat merindukan ekpresimu itu."ucap sanskar memandang swara.
"Sudah tidak usah menggodaku..fokus saja ke depan.."
Sanskar tertawa kecil.Dia menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah swara yang sangat menggemaskan menurutnya.
Tempat Tujuan.
"Nah kita sudah sampai "sanskar mematikan mobilnya.
Swara hendak turun tapi di cegah sanskar.
"Ehhhh..tunggu..kau jangan turun dulu..pakai ini."sanskar memberikan kain berwarna merah pada swara.
"Untuk apa ini.?"
"Kau pakai saja..jika tidak bisa aku akan memakaikannya."
"Yasudah pakaikan saja."
Sanskar menutup mata swara dengan kain berwarna merah tadi.
Sanskar turun terlebih dahulu.Dia membukakan pintu mobil swara dan menuntunnya berjalan ke tempat yang mereka tuju.
"Sanskar..kita mau kemana.?,Kenapa harus menutup mataku.?"
"Sssttt..diamlah..dan kau akan tau."
Swara diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge and Love (Dendam dan Cinta)
Roman d'amour*** Sebuah kisah cinta antara Swara dan Sanskar.Kisah cinta yang diawali dengan rencana pembalasan dendam terhadap keluarga Swara,akibat suatu tragedi yang membuat keluarga Sanskar sangat membenci keluarga Swara dan berupaya untuk membuat hidup anak...