Cie cie yang lagi pegang tusuk sate wkwk🤣
Selamat hari raya Idul Adha ya. Selamat makan enak juga. Eh btw tahun ini kalian kurban apa?? Kambing?? Sapi? Unta? Atau mungkin ada yang korban perasaan nih🤣🤣 Aduh sama dong kaya Handit yang harus korbanin perasannya hiks hiks. Aaa nggak papa, aku tau kalian kuat kok hehe. Semangat ya yang lagi korbanin perasaan, jan putus semangat. Handit aja kuat masa kalian enggak:)Selamat membaca:*
Perlahan tapi pasti manik itu terbuka.
"Aaaw" rintihnya merasakan pening dikepalanya belum sepenuhnya hilang. Perlahan pandangannya turun, menatap sosok pria yang tertidur disampingnya. Ia tak mau membangunkan Tara tetapi ia haus, ia butuh minum.
Pandangannya beralih kesegelas air diatas nakas. Karena tangan kirinya yang terinfus, Gina memutuskan untuk mengambil segelas air itu menggunakan tangan kananya.
Tapi apa boleh buat, gelas itu terlalu jauh. Tangan Gina tidak sampai. Tak ada pilihan, ia harus membangunkan Tara. Perlahan tangan kanan Gina membelai rambut suaminya lembut.
Tara yang merasakan ada sesuatu menyentuh kepalanya, ia mengerjapkan mata beberapa kali lalu menegakkan tubuhnya. "Gina" panggilnya setengah sadar.
"Gue haus" ucap Gina serak. Sontak Tara meraih kaca matanya dan mengambil segelas air itu dengan tergesa-gera. Gina tersenyum tipis menatap suaminya yang panik.
Perlahan Tara membantu Gina duduk, dan membantunya minum juga. Hanya dua teguk air yang masuk ketenggorokan Gina namun rada pahitnya seperti bukan air.
"Masih sakit??" tanya Tara setelah Gina selesai minum.
"Sedikit"
"Ya udah kamu tiduran lagi aja" saran Tara namun dengan cepat Gina menggelengkan kepalanya.
"Gue mau pulangg" rengeknya menatap Tara penuh harap.
"Kamu istirahat disini dulu bentar, nanti kalo udah sembuh baru pulang" ucap Tara lembut berharap Gina faham. Namun Gina tak mau, mengingat semalam Tara rela memaksanya hanya untuk diinfus. Gina tidak mau hal lain, sudah cukup sakit diinfus, Gina tak mau yang lebih.
"Gue mau pulang Tar, gue mau pulang hiks hiks hiks" Gina kembali menangis. Raut wajah Tara meredup, menatap istrinya sendu. Ini semua salahnya, seharusnya tadi malam ia tidak menonton film itu. Ini semua salahnya.
"Kita disini sebentar lagi sampai kamu sembuh"
"Enggak, gue mau pulang Tar gue mau pulang hiks hiks" Gina memeluk leher suaminya erat sembari kembali terisak. Tara tertegum dibuatnya, apa yang harus ia lakukan?? Apa ia harus membawa Gina pulang?? Lalu bagaimana jika Gina kembali sakit lagi???
Tara menarik kedua tangan Gina agar ia bisa menatap wajah istrinya. "Kalo kita pulang, terus nanti kamu sakit lagi gimana hmm?" tanya Tara menatap manik Gina yang terus mengeluarkan air mata.
Seketika Gina berhenti menangis. Ia menatap manik suaminya dalam. Apa ini?? Semalam ia melihat Tara bersifat seperti Handit, tapi mengapa sekarang Tara berubah?? Apa mungkin semalam yang ia lihat itu bukan Tara, melainkan Handit. Aahh nggak mungkin, bagaimana bisa Handit masuk kerumahnya, itu tidak mungkin. Atau mungkin semalam itu hanya mimpi saja???
"Akhh" Gina kembali menggerang merasakan sakit dikepalanya.
Sedangkan diruangan cctv rumah sakit terdapat dua orang pria berbadan besar yang tengah mengamati setiap gerak gerik Gina bersama Tara.
Salah satu dari mereka mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.
"Boss, sepertinya bu boss Gina sakit lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...