44

65 4 2
                                    

Menyesal, dan berharap bisa dicintai olehnya lagi? Ya itulah manusia. Berbeda dengan Gina yang bisa mendapatkannya dengan mudah:)
.
.
.

Bayangan, dan setiap kata yang keluar dari mulut Tara terus terngiang dibenak Gina. Air matanya pun sepanjang perjalanan masih mengalir. Hatinya yang kesal membuat Kakinya terus menancap gas dengan kecepatam tinggi.

Dipukul 02.00 dini hari, Gina sudah berada di Jakarta. Tapi masih membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk sampai rumah omanya.

Tiba-tiba ada sebuah motor yang menyalipnya, Gina sempat terkejut karena menurutnya laju mobilnya ini sudah cukup kencang. Gina semakin dibuat terkejut saat dua orang pria yang berponcengan itu seperti memberi Gina isyarat agar menepi. Tapi karena hatinya masih dipenuhi amarah, Gina semakin menancap gasnya. Dan anehnya lagi, orang itu tak mau kalah. Ia melajukan motornya tak kalah kencang.

Semakin lama, ekspresi orang itu semakin menakutkan. Perlahan Gina memelankan laju mobilnya, dan dengan mudah dua pria berbocengan itu menghadang jalannya. Sontak Gina menginjak rem.

"Turun" meski pelan Gina masih bisa mendengar bentakan pria berambut panjang itu. Tangan Gina dibuat bergetar saat pria itu mengetuk kaca mobilnya.

Gina mulai menatap sekitar yang sangat sepi. Ya mungkin karena sudah pukul dua dini hari. Meskipun Jakarta kota yang sangat padat, ada jalan-jalan tertentu yang akan sepi ketika malam hari.

Pria berambut panjang itu kian mengetuk kaca mobil Gina beruntal karena Gina tak kunjung keluar juga. Gina semakin dibuat takut, dan bingung harus bagaimana. Tak ada orang yang bisa menolongnya disekitar sini. Jika Gina keluar dan begal ini membawa kabur mobilnya, lantas bagaimana nasip Gina??

Gina masih terus diam didalam mobil.

"Keluar? Atau gw pecahin kacanya" ancam orang itu. Tangan Gina semakin dibuat bergetar hebat. Jantungnya berdetak tak karuan seperti ini lepas dari tempatnya. Pria itu terus mengetuk pintu mobil Gina membuat Gina semakin ketakutan.

"Siapapun tolongin gue" lirih Gina menatap pria itu takut. Tak tinggal diam. Karena merasa diabaikan pria itu mengeluarkan sebuah pistol dari sakunya dan menodongkannya dari luar. Detakan jantung Gina semakin bruntal. Ia paniknya bukan main.

Dess

"HANDITTT" pekik Gina reflek seraya menutup kedua telinganya kuat mendengar suara tembakan lepas. Tubuh Gina bergetar hebat. Jantungnya berdetak cepat. Tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja.

Seketika Gina dibuat terdiam saat samar-samar mendengar suara deru mesin motor menjauh. Sontak Gina membuka mata, dan melihat pria bertubuh tinggi yang berdiri didepan sana sembari menatap kepergian begal tadi. Ditangan kiri pria itu terdapat sebuah pistol berwarna silver yang mengarah kebawah.

Deg

Gina mengenali benda itu. "Handit??" sontak Gina keluar dari mobil, dan seketika diperlihatkan penampakan begal berambut panjang yang tadi membuatnya ketakutan setengah mati. Begal itu sudah tergeletak diatas aspal, dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah.

Seolah tak peduli, Gina melewati mayat itu dan pergi menghampiri kekasihnya. Kok kekasihnya sih?? Ya nggak papa biar gampang nyebutnya.

"Handit" panggil Gina. Sontak pria berbadan tinggi tegap itu berbalik. Seketika senyum Gina terukir indah. Terakhir kali Gina melihat Handit, rambut Handit masih panjang. Dan kini rambut itu sudah terpotong rapi. Handit tersenyum tipis. Hati Gina dibuat menghangat hanya dengan melihat senyum tipisnya.

Tiba-tiba Handit mendongak menatap beberapa sudut jalan. Gina mengikuti arah pandang Handit dan menemukan cctv disetiap titik yang Handit tatap. Gina langsung meraih tangan kiri Handit yang masih memegang senjata api itu. Dan kalian tau, raut wajah Handit sangatlah tenang tidak merasa takut atau pun panik padahal ia baru saja merengut satu nyawa dan dapat dipastikan aksi gilanya itu terekam cctv.

My Bride 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang