Jika saja bisa, mungkin aku akan memimpikanmu setiap malam. Karena hanya didalam mimpilah aku bisa bersamamu lagi
.
.Disebuah bukit yang penuh dengan bunga serta pepohonan yang rindang terdapat sosok cowok bertubuh tinggi tegap, dengan anting hitam dikedua telinganya. Ia berdiri tepat diperbatasan. Perbatasan dimana tempat ia berpijak dan dimana tempat yang hanya menyisakan warna putih tanpa ada warna lainnya.
Handit terdiam menatap setangkai mawar putih ditangannya, lalu menatap garis perbatasan yang tepat berada selangkah didepannya. Perlahan kaki besar itu melangkah, berniat masuk kealam yang hanya menyisakan warna putih tanpa ada warna lain sama sekali, namun niat itu ia tahan saat terasa ada yang menahan pergelangan tangannnya.
"Kamu mau kemana??" suara lembut nan lucu itu terdengar merdu ditelinga Handit seiring dengan sesosok wanita cantik yang memeluk lengannya erat. Handit menunduk untuk menatap wajah wanita yang sangat ia cinta. Perlahan Gina pun mendongak membuat iris mata mereka saling bertemu.
"Aku akan pergi" jawab Handit datar sembari memutar-mutar bunga mawar putih ditangan kanannya serta kembali menatap lurus kedepan.
"Pergi?? Kamu mau pergi kemana??" suara lembut itu kembali terdengar merdu ditelinga Handit. Tapi, Handit hanya diam mengabaikan pertanyaan gadisnya.
"Aku mau ikut kamu aja" Gina semakin memeluk lengan Handit kuat membuat Handit menunduk menatap puncak kepala gadis manis disampingnya ini.
"Kamu disini aja, kamu nggak boleh ikut aku"
"Kenapa?? Kenapa aku nggak boleh ikut kamu??" tanya Gina heran menatap manik kekasihnya dalam.
"Kamu harus tetap disini"
"Kalo kamu disini aku juga disini, kalo kamu mau pergi aku juga ikut, aku takut sendirian. Aku mau sama kamu terus" jawab Gina antusias dan semakin memeluk lengan Handit kuat. Handit terdiam sejenak untuk membuat keputusan yang tepat.
Perlahan Handit mengenggam erat setangkai bunga mawar ditangan kananya membuat bunga itu seketika berubah menjadi merah muda. Handit berbalik menghadap gadis cantik yang sedari tadi terus memeluk lengannya.
"Kamu janji kamu akan ikut aku??" pertanyaan Handit diangguki antusias oleh Gina.
"Kamu janji selamanya akan bersamaku?" Gina semakin menganggukkan kepalanya cepat dengan senyuman manis yang tak pernah pudar dari bibirnya.
"Iya aku janji" jawab Gina yakin tanpa merasa ragu sedikitpun. Perlahan tangan kanan Handit terangakat untuk memberikan setangkai mawar yang sedari tadi ia genggam. Gina langsung menerimanya tanpa ragu membuat Handit tersenyum senang. Gina pun langsung melompat dan dengan singap Handit menangkap tubuh munggil Gina. Gina memeluk leher Handit erat dan menenggeramkan wajahnya dileher kekasihnya yang harum.
"Aku sayang sama kamu" bisik Gina tepat ditelinga Handit.
"Aku juga sayang sama kamu"
Meski berat perlahan manik itu terbuka. Gina menatap langit-langit kamarnya kabur sebelum semuanya terlihat jelas. Ia menoleh menatap sekitar yang masih gelap. Perlahan bibir mungil itu terangkat membentuk lengkungan yang sangat indah. Gina mengangkat tangan kirinya dan memandang gelang hitam yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah lama sekali ia tak pernah memimpikan Handit lagi, jika saja bisa mungkin Gina akan memimpikan Handit setiap malam. Karena hanya didalam mimpilah ia bisa bersama Handit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...