5

130 10 0
                                    

Malam ini kedua insan itu sudah sampai rumah. Meski Gina belum pulih seutuhnya, dokter sudah mengizinkan Gina untuk pulang.

"Udah Tar, gue bisa jalan sendiri"

"Aku takut kalo kamu jatuh" Gina hanya menghembuskan napas berat sembari duduk disisi ranjang.

"Gue mau mandi"

"Eh jangan, sekarang sudah malem. Mandi besok aja ya"

"Ish, enggak ah. Gue bau tau, nanti lo nggak bisa tidur lagi gara-gara gue bau"

"Enggak kok, kamu nggak bau" Tara tersenyum manis membuat Gina ingin tersenyum juga rasanya.

"Apaan sih lo. Nggak usah senyum kaya gitu juga kali, gue tau emang gue nggak bau kok, cuma gue pengen mandi aja, lengket rasanya"

"Jangan ini udah malem, nanti kamu kedinginan loh. Mendingan kamu ganti baju aja" saran Tara karena ia tak mau jika nantinya Gina kedinginan hanya karena mandi malam malam seperti ini.

"Ya udah kalo gitu lo keluar bentar, gue mau ganti baju" pinta Gina seraya mendorong tubuh Tara agar segera bangkit dan keluar.

"Lah?? Kenapa mesti keluar??"

"Ya kan gue mau ganti baju"

"Ganti aja, emang kenapa coba?"

"Iihh dasar lo otak mesum. Udah gih keluar sana, gue mau ganti baju nih" rengek Gina seraya terus berusaha mendorong tubuh Tara yang tak bergerak sedikitpun.

"Enggak, aku mau disini aja" Tara melipat kedua tangannya didepan dada.

"TARAA IHHHH" geram Gina karena Tara benar-benar tak mau keluar.

"Lo nggak takut dosa apa??"

"Enggak dosa kok, kan kita udah sah"

"Ihhh ngeselin banget sih lo. Tau ah, keluar gih!! Bentar aja, gue mau ganti baju nihhh"rengek Gina berharap Tara mau menuruti apa katanya.

"Ganti aja nggak papa, aku nggak bakal apa-apain kamu kok"

"TAPI GUENYA YANG MALU BANGSAT" teriak Gina geram dengan sikap Tara yang senaknya jidatnya sendiri. Tanpa tau malu Tara justru merebahkan tubuhnya keatas ranjang.

"TARAAAAAA"

"Kenapa sih sayang?? Aku disini kok, nggak usah teriak aku udah denger" Gina mengepalkan kedua tangannya kuat karena gemas ingin mencakar-cakar watados suaminya.

Gina bangkit dan mengambil piamanya didalam almari. "Tar lo keluar bentar napa"

"Enggak"

"Ckk, tapi lo jangan liat ya" perintah Gina namun tak mendapat jawaban apa-apa dari Tara.

"Awas aja lo kalo sampe ngintip, gue cekek nggak bisa napas lo" ancam Gina membuat Tara yang terbaring harus terbahak mendengar ancaman yang menurutnya sangat lucu.

"Iya iya, aku nggak bakalan ngintip kok" Gina bergegas melepas pakaiannya dan menggantinya dengan piama.

Setelah selesai berganti pakaian, Gina mengambil piama untuk Tara. "Nih mandi sana" pinta Gina seraya meletakkan sepasang piama bermotif sama dengan yang ia pakai. Tara tersenyum dan bergegas bangkit dari tidurnya dan berlalu masuk kekamar mandi dengan membawa piama itu.

Lagi lagi Gina menghela napas berat saat pintu kamar mandi itu sebuah benar-benar tertutup. Tapi kali ini Gina menghela napasnya berat bukan karena Tara, melainkan karena bayangan hitam yang ia lihat dirumah sakit tadi. Entah mengapa instaingnya mengatakan jika itu benar-benar Handit, ia tidak mungkin salah lihat, mengingat Handit begitu suka menggunakan pakaian hitam hitam.

My Bride 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang