Pagi ini Tara kembali tidak membuat sarapan lagi, dan tanpa memberi tahu Gina seperti hari sebelumnya. Gina kesal?? Pasti. Rega sekolah, dia butuh sarapan. Jika memang Tara tidak bisa membuat sarapan setidaknya beri tahu Gina, jangan biarkan Rega kesekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
Pagi tadi Tara juga menelfon, memberi tahu jika ia tak bisa menjemput Rega hari ini. Oke Gina yang akan menjemputnya, tapi disaat Gina berusaha untuk menanyakan kenapa pagi tadi Tara tak memberi tahunya jika ia tak bisa membuat sarapan Tara lebih dulu mematikan ponselnya. Sabar Gina, kamu jadi perempuan harus lebih kalem dikit. Oke??
Siang ini Gina akan menjemput Rega, lima belas menit lebih cepat dari semestinya. Gina menghentikan mobilnya yang lumayan dekat dengan halte sekolah. Gina hanya terdiam saja didalam mobil, karena ia tak begitu mengenal para ibu-ibu yang juga tengah menunggu sang buah hati pulang sekolah.
Gina hanya diam didalam mobil, mengamati sekitar sampai tanpa sengaja ia melihat bu Yossi yang duduk dihalte dengan senyuman manisnya serta mengelus perut ratanya. Gina bergegas keluar. Dari pada ia disini sendirinya dan bosan, mending Gina keluar kan??
"Loh?? Jeng Gina?? Tumben jemput Rega" kalimat itu menyambut kedatangan Gina. Gina tersenyum sembari duduk disebelah wanita paruh baya itu. Belum sih, belum begitu pantas untuk dibilang wanita paruh baya. Emang paruh baya tu maksutnya apa sih?? Gw juga kagak tau, biasanya gue kalo baca cerita gitu. Ya ngikut aja lah. Awok awok.
"Iya nih, Tara nggak bisa jemput Rega katanya. Jadi terpaksa gue deh yang jemput" jawab Gina terlihat begitu kesal dan murung.
"Ya nggak papalah jeng sekali-kali, yang namanya anak kan juga bosen kalo dijemput papanya terus" ucap bu Yossi mampu menenangkan hati Gina. Gina tersenyum tulus, wanita ini selalu saja bisa mencairkan kekacauan didalam dirinya.
Ketika Gina hanya diam saja tak menanggapi kalimat Yossi. Yossi terus saja tersenyum sambari memegangi perut ratanya. Biasanya ketika Gina diam seperti ini, wanita ini akan kembali berbicara untuk membuka topik pembicaraan tapi kenapa kali ini tidak?
Gina yang melihat tingkah aneh bu Yossi pun memilih untuk menanyakannya.
"Lo kenapa sih?? Sakit perut??" tanya Gina yang sudah bisa dipastikan jawabannya adalah tidak. Kenapa?? Karena bu Yossi memegangi perutnya sembari tersenyum. Kan nggak mungkin kalo sakit perut tapi malah senyum.
Yossi yang mendengar pertanyaan yang sedari tadi ia tunggu-tunggu pun menggelengkan kepalanya cepat.
"Saya hamil jeng" jawabnya begitu antusias.
Deg
Hamil??
"Saya nggak sabar sampein ke mas Arlan"
"Dua bulan kemarin Vino bilang katanya pengen punya adik, eh taunya mas Arlan iyain. Dan alhamdulilah langsung dikasih dongg" curhatnya. Gina pun ikut dibuat senang.
"Wahhh, selamat ya?! Semoga dede bayinya nggak nakal, semoga sehat sampai lahiran nanti"
"Aminn" jawab bu Yossi setuju akan apa yang Gina katakan. Gina dibuat terdiam seketika. Apa yang baru saja ia katakan tadi?? Kenapa ia mendadak bisa mengucapkan kalimat itu?? Kalimat itu benar-benar keluar dari mulutnya secara reflek. Gina pun sampai tak menyadarinya.
"Jeng Gina, nggak nambah sekalian?? Biar nanti anak kita seumuran lagi" Gina tersenyum malu dibuatnya.
"Ahh enggak ah, satu aja udah cukup" jawab Gina.
"Ayolah jeng, pasti Reganya juga seneng kalo dia tau bakalan punya adik. Nanti langsung ngomong ke pak Aksanya ya?! Biar cepet" ucap bu Yossi setengah berbisik karena takut didengar orang sekitar. Seketika wajah Gina dibuat memerah. Aaaa kenapa jadi seperti ini sih?? Tapi- tunggu-tunggu! Ide bangus juga tu. Siapa tau jika Gina hamil nanti, Tara tidak akan pulang larut malam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...