Sebuah senyuman manis tak pudar sedikitpun sedari tadi, begitu juga dengan wanita cantik yang berdiri dibelakangnya.
"Ma, Rega udah ganteng belum?"
"Udah, ganteng banget lagi" dengan percaya dirinya bocah laki-laki itu menyisir rambutnya kebelakang dengan gaya-gaya songong seperti tokoh didalam novel-novel.
"Nanti, Rega mau cari cewek yang banyak"
"Hah??" kaget Gina mendengar ucapan putranya yang diluar logikanya.
"Kamu itu masih kecil, nggak boleh main cewek, belajar aja yang pinter"
"Belajarnya nyusul ma, yang penting tu harus punya cewek dulu" Gina menepuk jidatnya tak habis pikir dengan putranya yang satu ini. Bagaimana Rega bisa paham mengenai cewek??? Siapa yang mengajarinya??
"Hey kamu diajarin siapa?? Nggak boleh kaya gitu" Rega mengerutkan keningnya seperti orang yang tengah berfikir keras.
"Diajarin siapa ya?!!" sebelum Gina kembali membuka suara, kedatangan Tara mencegah suara yang akan keluar dari mulut Gina.
"Udah siap belum??"
"Udah dongg" jawab Rega antusias sembari berlari kecil menghampiri papanya. Tara tersenyum menatap putranya yang sudah rapi mengenakan seragam, sepatu serta tas.
"Mama nggak ikut??" pertanyaan Tara sukses membuyarkan lamunan Gina.
"Eh, nggak usah. Mama dirumah aja" jawab Gina. Tara mengangguk mengerti lalu menarik tangan kecil Rega membawanya menuruni anak tangga. Gina bangkit, menghela napasnya berat. Dari mana Rega tau soal cewek?? Gina tak pernah mengajarkan seperti itu.
"Omaaaaa" teriak Rega sembari berlari kecil menghampiri omanya yang baru saja datang. Marisa tersenyum dan langsung memeluk cucunya erat. Mengunjungi cucunya setiap pagi, itu adalah kebiasaan Marisa mulai dari Rega bayi sampai sekarang.
"Loh cucu oma mau kemana kok udah rapi??" Rega tersenyum mendengar pertanyaan dari omanya.
"Rega mau sekolah Oma"
"Sekolah??" Rega mengangguk cepat.
"Berangkatnya oma anterin ya?!" tawar Marisa membuat Rega kecil mendongak untuk menatap papanya.
"Pa, Rega berangkat sama oma aja ya?!"
"Ya udah hati-hati"
"Ayo oma, nanti Rega tunjukin jalannya" ucap Rega antusias sembari menarik tangan omanya keluar setelah mendapat persetujuan dari sang papa. Tara hanya bisa tersenyum menatap kepergian putranya.
"Loh kok lo masih disini?? Reganya mana??" pertanyaan itu sukses membalikkan badan Tara.
"Udah berangkat tadi sama ibuk" Gina hanya ber oh riya sembari menganggukkan kepalanya mengerti.
"Tar"
"Hmm"
"Lo tau nggak, tadi tu Rega bilang kalo dia mau cari cewek disekolah"
"Loh bagus dong"
"Kok bagus sih" kaget Gina mendengar pendapat suaminya.
"Atau jangan-jangan, dulu lo waktu sekolah suka main cewek ya?!" tuduh Gina menaruh curiga. Tara mengerutkan keningnya dalam mendengar tuduhan dari sang istrinya.
"Enggak kok, aku nggak pernah main cewek"
"Alah nggak usah bohong deh lo, kalo lo nggak suka main cewek nggak mungkin Rega punya sifat playboy"
"Kok jadi aku yang disalahin, kan Rega anak kamu"
"Iya tapi bibitnya dari elo kan?" sengit Gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...