Brakk
Gina dikagetkan oleh suara yang entah suara apa. Manik mata yang merah dan berat itu terbuka paksa karena terkejut. Ia mulai menatap kesana kemari mencari keberadaan suaminya. Pandangannya beralih pada jendela yang tertutup gorden. Sepertinya masih pagi, tapi Handit mana?? Apakah Handit sudah berangkat? Sepagi ini??
Tiba-tiba Gina teringat kejadian semalam, membuatnya reflek merapatkan kedua pahanya.
"Handit?" gumannya pelan diikuti rona merah dikedua pipinya. Gina meraih bantal disampingnya lalu menutup wajahnya yang memerah merona. Sialan, kenapa harus malu coba? Handitnya nggak ada disini loh.
"Huxx" sontak Gina langsung bangkit dari atas ranjang dan berlari kekamar mandi sebelum semuanya tumpah. Sesampainya dikamar mandi Gina langsung mengeluarkan isi perutnya. Ia memuntahkan semuanya, sampai tubuhnya terasa ringan karena sudah mengeluarkannya. Ia langsung terperosot duduk. Tubuhnya menjadi lemas namun ringan. Kepalanya masih sedikit pusing. Hanya dalam hitungan detik Gina kembali terlelap dengan kondisi duduk bersandarkan tembok kamar mandi.
***
Gina kembali terbangun disiang hari, tapi kali ini ia terbangun diatas ranjang padahal terakhir kali ia sadar ia berada dikamar mandi. Gina mulai menatap kesana kemari mencari keberadaan suaminya. Tapi tidak ada. Pandangan Gina memusat pada meja yang dipenuhi oleh makanan. Pasti Handit yang menyiapkannya. Gina lapar, tapi ia harus mandi terlebih dahulu. Tubuhnya sangat kotor dan lengket.
Selesai dengan ritual mandinya, Gina memakan makanan yang ada sembari sesekali mengecek ponselnya berharap Handit mengirim pesan singkat. Sampai selesai makan tidak ada notifikasi masuk, Gina berniat untuk mengirimnya pesan terlebih dahulu tapi harus ia urungkan karena takut Handit sibuk dan membuatnya terganggu.
Selesai makan Gina berlalu membuka pintu kulkas untuk mengambil sebotol fanta, tapi tidak ada. Handit pasti lupa tak mengisinya. Dengan berat hati Gina harus keluar. Yaaa, Gina begitu suka meminum minuman yang bersoda apa lagi fanta. Itu minuman yang tidak pernah ia tinggalkan, meski ia tau meminum fanta setiap hari tidak baik bagi kesehatan. Tapi ia suka, dan tidak ada yang melarangnya. So?
Gina meraih ponsel dan beberapa lembar uang sebelum memutar knop pintu. Betapa terkejutnya Gina saat ia melihat sembilan orang yang berbaris rapi didepan pintu kamarnya. Semuanya tertunduk dengan pakaian yang sama serta tinggi yang hampir sama. Semuanya diam menunduk, dengan kedua tangan dibelakang seperti pada posisi istirahat. Gina juga melihat satu orang lagi yang tengah duduk bersandar pada tembok samping pintu kamarnya sembari memejamkan mata. Sepertinya pria itu tertidur. Dan ada dua pria lagi yang badannya sangatlah besar. Ya, dua orang itulah yang dulu selalu mengikuti Gina tapi anehnya dua pria itu tidak masuk kedalam barisan. Ia berdiri diluar barisan dengan kepala tertunduk juga.
"Kalian kenapa disini??" tanya Gina sedikit ragu. Kesembilan anak buah Handit itu hanya diam, ribut memberi kode satu sama lain. Tiba-tiba pria yang tertidur dengan posisi duduk itu terlonjak kaget. Ia menatap kesana kemari dengan kesadaran yang belum penuh. Betapa terkejutnya pria itu saat melihat ibu negera sudah berdiri diambang pintu. Pria itu langsung bangkit dan berdiri tepat dihadapan Gina. Gina terkejut melihat wajah pria itu yang memar. Bahkan pelipisnya sampai mengeluarkan darah. Tangan Gina terangkat ingin menyentuh luka itu, tapi pria itu langsung menggeleng dan melangkah mundur. Ini pasti ulah Handit.
"Handit mana??" tanya Gina ingin memarahi suaminya yang sudah semena-mena dengan anak buahnya. Tak ada satupun yang berani angkat bicara. Gina beralih menatap kesembilan orang yang berbaris rapi tadi, dan ternyata dua sampai tiga dari mereka juga memiliki luka lembam diwajahnya. Fix, ini pasti ulah Handit.
"Handit mana?? Kenapa kalian nggak jawab?" tanya Gina, merasa jika disini dirinya dihormati.
"Boss- boss Handit masih ada meeting" jawab pria yang berdiri tepat didepan Gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...