59

139 6 3
                                    

Meski rumahnya tak semegah rumah Sam, tapi cukuplah untuk mereka berempat. Dibelakang juga terdapat kolam renang seperti apa yang Rega mau. Semoga tidak ada masalah lagi setelah ini.

Gina benar-benar memerankan apa peran seorang wanita dan ibu rumah tangga. Dimana ia harus bisa masak, membersihkan rumah dan lain sebagainya. Dengan adanya oma Raya dirumah ini membuat Gina lebih mudah untuk belajar menjadi istri dan ibu yang baik. Aah manjadi wanita itu melelahkan, tapi tidak begitu rumit. Yaa lumayan lah.

Selain belajar memasak, Gina juga belajar menghafal dan memilih bahan masakan. Itu adalah bagian yang paling sulit. Apa lagi jika ia harus berdesak-desakan dipasar oh tidak. Tapi untuk pagi ini Gina tak mau ikut masuk kepasar ia akan menunggu omanya diluar saja.

Disaat Gina hendak mencari parkiran yang teduh tiba-tiba saja ada wanita tua yang menyebrang tanpa melihat, Gina yang terkejut langsung menginjak remnya.

"Bukan gue yang salah" gumannya sedikit memundurkan mobil. Orang-orang mulai berdatangan untuk menolong wanita tua itu, sedangkan Gina masih diam didalam mobil. Apa ia lari saja? Ini bukan salahnya, wanita itulah yang menyebrang tanpa melihat.

Belum juga mobil Gina bergerak banyaknya tukang angkot dan becak sudah mengetuk-ngetuk kaca mobil. Gina panik sekaligus takut. Apa yang harus ia lakukan?

"Keluar lo!!"

Teriakan itu terdengar sampai dalam. Karena Gina tak kunjung keluar juga, semua orang semakin marah, bahkan ada yang menggebrak mobil Gina tanpa ragu.

"Keluar lo keluar!!" mobil Gina semakin dikerubungi banyak orang, dengan ekspresi menakutkan. Sampai datanglah dua orang satpam. Satpam itu berusaha menenangkan orang sekitar, dan berusaha menyuruh Gina agar keluar. Tapi Gina tak mau, ia takut diamuk masa. Tak lama ada sekitar lima orang berseragam datang. Ia langsung mendorong dua satpam itu mundur. Bahkan hampir terjadi perkelahian karena lima orang itu terkesan mengamankan Gina.

Didalam Gina merasa lebih aman tapi rasa cemas dan takutnya tak kunjung menghilang. Bagaimana jika ia dituntut lalu dipenjara? Dengan pikiran buruk yang tidak bisa hilang Gina berusaha menghubungi suaminya.

"Gina?!"

"Handit aku takut" ucap Gina menatap banyaknya orang yang mengepung mobilnya.

"Iya aku udah deket" panggilan tertutup. Gina menggenggam ponsel kuat menatap orang sekitar was-was. Mereka berusaha menerobos tapi kelima pria berseragam itu begitu kuat. Mereka tak bisa menerobos dengan mudah.

Pintu terbuka, Gina sempat kaget mengira itu adalah orang-orang pasar yang mengamuk.

"Kamu nggak papa kan?" tanyanya, Gina menggeleng. Handit menarik istrinya keluar dan seketika suasana menjadi semakin gaduh, Gina yang takut hanya bisa bersembunyi dibalik punggung suaminya. Jumlah anak buah Handit yang semakin bertambah membuat pertahanannya semakin kuat. Tak ada satupun orang yang berhasil menerobos.

"Woyy tanggung jawab lo"

"Biadap"

"Nggak usah sok berkuasa" dan masih banyak lagi umpatan orang pasar, melihat Gina yang seolah tak merasa bersalah telah menabrak nenek-nenek. Handit dibuat jengkel karena mereka benar-benar tak bisa diam. Ia mulai merogoh saku celananya untuk menenangkan keadaan, tapi Gina berhasil menahannya.

"GUE AKAN TANGGUNG JAWAB" teriak Handit sukses mendinginkan suasana.

"Alah sok sokan"

"Gitu dong"

"Pakaian aja rapi" dan lain sebagainya. Entah apa yang mereka mau Handit tak faham.

"Aku nggak salah Handit aku nggak salah"

My Bride 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang