38

50 5 13
                                    

Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu mencintai sesuatu yang ada didunia, tapi ternyata kamu harus lanjut kealam berikutnya.
.
.
.

"Ma" panggil Rega. Gina yang tengah menata beberapa kanvas pun harus berbalik untuk menatap putranya.

"Kenapa sayang?"

"Rega laper ma" kening Gina sukses dibuat mengerut.

"Kan dimeja makan ada sayang"

"Nggak ada ma" jawab Rega murung, serta bibir yang mengerucut. Gina terdiam sejenak. Masa sih nggak ada makanan?? Gina meraih lengan Rega kecil, menariknya keluar menuruni anak tangga.

Seketika Gina dibuat tercengang melihat tidak ada makanan sama sekali. Perlahan Gina berjongkok didepan Rega, mengenggam jemari kecil putranya.

"Rega mau makan apa?? Mama pesenin atau kita makan diluar??"

***

"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi" ini sudah yang ketiga kalinya nomor Tara tak bisa dihubungi, tapi Gina tak menyerah sampai disitu. Ia terus berusaha menghubungi suaminya.

Tuttt

Tutttt

"Hallo, Gina ada apa??" tanya Tara dari seberang sana. Gina sudah membuka mulut, bersiap mengajukan pertanyaan kenapa pagi tadi ia tak membuat sarapan, tapi-

"Aku sibuk, nanti aja ya?!" potongnya cepat, seiring panggilan yang terputus secara sebelah pihak. Gina berdecak dan kembali menghubungi suaminya, tapi tak ada hasil. Nomor Tara sudah tidak aktif.

"Sebenernya lo tu kenapa sih Tar?? Lo berubah banget akhir-akhir ini" guman Gina cemas dan takut. Sikap Tara benar-benar berubah drastis dalam waktu singkat.

***

Dinginnya angin malam, berhembus menusuk kulit. Waktu terus berjalan. Semakin malam, malam dan malam. Tapi tak ada tanda-tanda kepulangan sesosok pria yang sudah Gina tunggu sedari tadi. Kenapa pria itu?? Sekarang sudah pukul satu dini hari, tapi pria itu belum pulang juga??

Gina sudah menguap entah untuk yang keberapa kalinya. Gina benar-benar sudah ngantuk, matanya sudah terasa berat, seperti tak sanggup untuk terbuka lagi. Akhirnya Gina memutuskan untuk duduk disofa dan menyandarkan tubuhnya. Hanya dalam hitungan detik manik matanya terpejam rapat, dan masuk kealam mimpi dengan mudah.

Pelan-pelan.

Hati-hati.

Tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Ceklek

Ketika Tara sukses masuk, ia langsung mengunci pintu utama.

Deg

"Gina??" guman Tara melihat sang istri yang tertidur disofa dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada. Dengan sangat hati-hati Tara mendekati wanitanya. Melambaikan tangannya didepan wajah Gina, dan sesekali memanggilnya untuk memastikan jika wanita ini benar-benar sudah tertidur.

"Gina nungguin aku?" tanyanya pada dirinya sendiri. Mendadak Gina menggerakkan tangannya, menggesek kedua lengannya seperti orang kedinginan membuat Tara harus sembunyi sejenak takut jika istrinya ini terbangun. Senyum Tara terukir.

Tak mau berlama-lama lagi, Tara segera mengangkat tubuh istrinya yang ternyata lebih berat dari sebelumnya. Ya mungkin, jika dalam keadaan tidak sadarkan diri tubuh Gina menjadi semakin berat.

Pandangan Tara tak bisa lepas dari raut damai istrinya. Kasihan sekali Gina. Sepertinya Tara tidak seharusnya pulang larut malam seperti ini. Ia harus mencari cara lain untuk menjahui Gina tanpa harus pulang larut malam seperti ini. Tapi apa???

My Bride 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang