Bangs*t gw dibuat nangis cok. Maknanya ngena banget tapi sayangnya gw kagak jago oleh kata:(
.
.
.Beberapa detik setelah mendengar deru mesin mobil berhenti. Rega berlari kencang menuju kamarnya dengan mata yang memerah seperti selesai menangis. Gina yang bingung menghentikan langkah putranya.
"Rega, kamu kenapa sayang?" tanya Gina sembari menghapus jejak air mata yang tersisa. Bukannya menjawab atau menjelaskan Rega justru menggelengkan kepalanya cepat dan berlalu melewati Gina begitu saja. Gina semakin dibuat bingung. Kenapa??
Sontak Gina membalikkan tubuhnya berniat untuk menyusul suaminya yang mungkin masih diluar. Tapi ternyata Tara sudah berdiri tepat dibelakangnya, sampai membuat Gina terpental kaget. Mendadak nyali Gina untuk menanyakan pasal Rega yang menangis menciut seketika. Ia merasa canggung pada suaminya sendiri.
Selama beberapa menit keduanya hanya saling diam berdiri berhadapan. Tidak ada satupun dari mereka yang bersuara. Tara yang terus menatap Gina lekat tak lupa dengan senyum manisnya membuat Gina salah tingkah. Gina semakin bingung harus ngomong apa, dan harus apa.
"Udah malem, tidur!" ucap Tara menengahi kecanggungan yang ada. Gina tersenyum, menganggukkan kepalanya cepat, dan berjalan mengekori suaminya dibelakang. Jantung Gina kian berdetak tidak karuan. Rasanya aneh, canggung, takut, semuanya didominasi menjadi satu. Bagaimana tidak, setelah konflik yang sangat panas sekarang seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.
Disaat sudah sama-sama terbaring pun keduanya masih sama-sama diam. Jantung Gina sampai ingin copot rasanya padahal ia tak melakukan apa-apa. Karena tak ada perbincangan apapun, Gina memilih untuk memunggungi Tara saja dari pada ia semakin dibuat gugup tak jelas.
Meskipun sudah mengambil posisi yang aman, Gina susah sekali untuk tertidur. Gina pun juga tak tau, Tara sudah tertidur atau belum. Jika belum kenapa ia tak berusaha untuk mengatakan apa atau apa. Gina benar-benar takut dan canggung. Entahlah.
Karena merasa cemas pada putranya, perlahan Gina memberanikan diri untuk berbalik dan memastikan jika suaminya ini sudah tertidur.
"Tar" panggil Gina setengah berbisik. Saat tak ada respon sama sekali, Gina beringsut untuk duduk dan mengecek keadaan putranya namun tiba-tiba Tara mendekat dan memeluknya. Gina menahan napas. Jantungnya kian tak tertahan.
"Oke tenang Gina tenang" gumannya untuk menenangkan kegugupan yang ada. Perlahan Gina berusaha untuk melepas lengan Tara dari tubuhnya. Bukannya terlepas, Tara justru semakin menguatkan pelukannya.
Helaan napas putus asa Gina hembuskan saat hal yang sama terus terulang. Udahlah besok saja. Gina mendongak untuk menatap manik suaminya yang terpejam rapat. Gina terus saja menatapnya, dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Sebenarnya ada apa?? Kenapa Gina merasa sangat ganjil, dan aneh.
"Tar" panggil Gina.
"Tara" panggilnya lagi.
"Tar lo be-"
"Kenapa??" Gina langsung terdiam. Perlahan Tara membuka mata membuat iris mata mereka saling menatap. Sontak Gina menggelengkan kepala cepat. Tara hanya bisa tersenyum melihat respon dari sang istri tercinta. Ia tau, pasti Gina merasa tidak nyaman setelah apa yang sudah terjadi pada mereka.
"Udah malem. Tidur!" tanpa mengucapkan sepatah katapun Gina langsung memejamkan mata rapat. Tara tersenyum melihat istrinya yang menjadi penurut seperti ini. Lucu dilihatnya.
Perlahan Tara mendekat. Mendekatkan bibirnya kekening Gina. Sontak Gina membuka mata kaget, merasakan ada bibir yang menyentuh keningnya. Tak bisa dipungkiri. Terasa ada banyak kupu-kupu didalam tubuhnya, yang membawanya terbang membelah awan. Hanya dengan ciuman singkat, yang sudah lama tidak pernah Tara berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...