Gue bolos sekolah biar bisa ketik ini, padahal gue ketik atau enggak tu sama-sama nggak dapet uang. Dapet vote pun syukur kalo yang baca mau vote:(
.
.
.Suara ponsel bergetar membangunkan Handit dari tidurnya. Pria itu meraih ponsel diatas meja lalu mematikan alarm yang sengaja ia pasang semalam agar tidak kesiangan.
Handit dibuat terkejut melihat sang istri yang terbaring disampingnya. Seingat Handit semalam ia tidur diranjang yang berbeda, kenapa sekarang bisa satu ranjang?
Tangan Handit terangkat untuk menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah cantik gadisnya. Gina menarik napas panjang saat Handit mencium keningnya. Yaa, Gina sudah terbangun tapi ia sengaja berpura-pura tidur.
Perlahan Handit terduduk, menurunkan kedua kakinya, merasakan betapa dinginnya lantai. Pria itu bangkit berniat untuk mengambil pakaian sebelum pergi kekamar mandi. Tapi Handit dikagetkan oleh sepasang celana, kemeja, jas, lengkap serta dasi diatas meja. Handit beralih menatap Gina yang masih memejamkan mata. Apa Gina yang menyiapkannya??
Handit tersenyum, dan segera mengambil pakaian itu. Ia menatap dasi berwarna pink yang Gina pilih untuknya. Sebenarnya Gina tidak terlalu menyukai warna pink, tapi Gina menyukainya ketika Handit memakai sesuatu yang berwarna pink. Entahlah, padahal Handit sangat membenci warna pink. Menurutnya warna pink itu terlalu alay, tapi karena Gina menyukainya Handit harus memakainya.
Selesai membersihkan diri, serta menggunakan pakaian yang Gina pilih untuknya, Handit kembali menghampiri sang istri yang masih memejamkan mata. Handit membelai rambut Gina pelan lalu mengukir senyum manisnya.
Gina mulai berubah.
***
Meski tidak ada dialog panjang atau pun candaan, keduanya kembali dekat. Gina sudah tidak memusuhi Handit dan menyalahkannya lagi. Tapi Gina juga belum banyak bicara seperti biasanya, ia lebih suka diam lalu menggunakan kode sebagai media komunikasi. Handit juga selalu menangkap kode yang istrinya berikan dengan mudah membuat Gina semakin engan untuk berbicara. Tapi meski begitu Handit bersyukur, setidaknya Gina tidak membencinya lagi.
Pagi berikutnya, Gina kembali bangun lebih awal dari Handit. Seperti pesan Tara sebelum meninggal, Gina harus menjadi istri yang baik untuk Handit. Dan seperti apa yang dulu pernah Tara katakan, bahwa istri yang baik akan bangun lebih awal dan menyiapkan kebutuhan suaminya.
Kali ini Gina tengah membuat nasi goreng andalannya. Ya iya lah orang cuma bisa masak nasi goreng doang wkwk.
Karena masih satu ruangan, aroma nasi goreng yang Gina buat tercium ke hidung Handit. Handit yang awalnya masih terlelap pun terusik akan bau nasi goreng yang sangat menyengat itu. Handit terduduk menatap ranjang yang kosong. Dimana Gina?? Handit beralih menatap pintu kamar mandi yang terbuka, itu artinya tidak ada orang. Lalu Gina dimana??
Bau harum nasi goreng semakin menggila. Handit menatap kearah dapur penuh tanya. Apakah Gina ada didapur?? Dengan segera Handit bangkit untuk memastikannya. Dan benar saja, bau harum ini ulah Gina.
Perlahan Handit mendekati Gina yang tengah sibuk menggoreng nasi. "Hmmm, udah jago bangunin orang ya sekarang?" Gina tersenyum.
"Enggak bangunin orang kok, tapi bangunin kebo" jawab Gina membuat kening Handit mengerut kaget.
"Kebo?? Siapa kebonya? Ini??"
"AHAHHAHA GELI HANDIT AHAHAAHA" tawa Gina terbahak-bahak karena efek geli dari ulah Handit.
"Ini kebonya? Hm? Kebo cantik ini!!"
"HANDITT UDAH AHAHAHAHHA, AK-KU AHAHAHAH UDAH HANDITTT" Handit segera menyudahi aksinya lalu melingkarkan kedua tangannya dipinggang Gina. Sedangkan Gina berusaha untuk mengatur napasnya yang memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride 2 (Tamat)
Romance(Tahap revisi) 15++ Sequel yang bisa dibaca secara terpisah Satu takdir sepasang manusia yang sama-sama dibuat gila karena Cinta. Takdirnya yang tertukar karena masa lalu membuat keduanya tersiksa secara bersamaan dengan cara yang berbeda. Mereka...