29

52 8 0
                                    

Kian Hari Gina kian dibuat cemas. Kenapa Handit mengirim anak buahnya lagi?? Apa rencanya?? Apa mungkin Handit masih belum melupakannya?? Ah, itu tidak mungkin. Sudah tiga tahun lebih, tidak mungkin Handit tidak melupakan perasaannya.

Tangan Gina terangkat menyentuh dadanya yang terasa aneh. Entahlah, rasanya aneh jika mengingat sosok itu. Sosok malaikat yang sudah menemani masa remajanya. Sosok itu terasa masih nyata dan aneh, Gina masih merasakan jika sosok itu sangat berharga dan istimewa didalam hidupnya.

"Jeng, jeng Gina tau nggak kemarin Vino sama Rega mau diculik orang" Gina mengangguk lesu.

"Iya bu Tias, kemarin Rega juga cerita" jawab Gina semestinya.

"Berhuntung banget jeng ada yang tolongin, sampe dianterin pulang lagi. Orangnya sih nyeremin, tapi kayaknya baik deh jeng" manik Gina terangkat untuk menatap manik Tias, atau lebih tepatnya ibunya Vino yang tinggal tak jauh dari tempat tinggal Gina. Yaa setelah kehadiran Rega, Gina menjadi lebih akrab dengan ibu-ibu tetangga, karena Rega main dengan anak tetangga.

"Bu Tias tau orangnya??"

"Ya taulah jeng, orang dianterin sampe depan rumah kok. Masa jeng Gina nggak tau sih"

"Ciri-cirinya kaya gimana bu??" tanya Gina antusias.

"Badannya gede, terus banyak tatonya kaya preman tapi pakaiannya rapi gitu, terus mobilnya juga bagus kayanya orang kaya" Gina terdiam, mobil bagus udah pasti, badan gede iya, tapi kalo pakaian rapi kayanya enggak deh. Setau Gina anak buah Handit cuma pake pakaian hitam, nggak harus rapi.

"Warna bajunya hitam ya?!"

"He'em, hitam semua jeng. Nggak baju nggak celana nggak sepatu semuanya hitam, nyeremin pokoknya kalo nggak senyum. Tapi orangnya juga ramah, tau ah aneh banget pokoknya" Gina mengangguk mantap. Fix, itu pasti anak buah Handit Gina yakin. Tapi kenapa dia tolongin Rega dan juga Vino?? Gina berdecak, rencana apa yang Handit buat???

Tanpa berlama-lama Gina mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor Handit yang sudah tiga tahun tidak pernah i hubungi sama sekali, Gina saja Ragu kalo nomor Handit ini masih aktif, tapi apa salahnya dicobakan???

Tuttt tutttt

"Nomor yang sedang anda tuju tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi" Gina berdecak dikala hanya mendengar suara operator dari ponselnya.

"Kenapa jeng??"

"Nggak papa" jawab Gina cepat. Ia harus segera menemui Handit, ya Gina harus menemui Handit. Besok Gina akan pergi ke Jakarta untuk menemui mantan kekasihnya.

***

"Tar besok gue mau ke Jakarta"

"Hah?? Ngapain??" kaget Tara mendengar penuturan istrinya. Tara terduduk dan bersiap untuk meneguk segelas air ditangannya.

"Gue mau temui Handit"

Uhuk uhuk uhuk

Tara langsung terbatuk saat mendengar nama itu. Sebuah nama yang sudah lama lenyap, kini kembali muncul kepermukaan. Ada apa?? Kenapa Gina mendadak ingin bertemu dengan Handit setelah sekian lamanya Gina tak pernah membicarakan nama itu lagi.

"Enggak, aku nggak izinin kamu pergi"

"Sehari doang"

"Tapi aku nggak izinin kamu pergi" tegas Tara tidak terima.

"Yaudah, gue nggak butuh izin dari lo" serkas Gina berniat untuk pergi kekamar terlebih dahulu, tapi Tara langsung mencengkram lengannya kuat sampai Gina merintih kesakitan.

My Bride 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang