10 Tahun Kemudian
"Ai, sini sarapan dulu."
Aileen yang tadinya sedang melamun sambil memperhatikan sepatunya pun melangkahkan kakinya menuju meja makan. Dimana di sana sudah ada Mommy, Daddy dan juga Asyeila Khanza Ellvania, adiknya.
Gadis itu duduk di samping adik perempuannya yang sudah menginjak kelas 8 SMP, karena memiliki otak yang sangat cerdas Asyeila yang seharusnya masih kelas 6 SD kini sudah memasuki smp melalui kelas akselerasi.
"Sye, kamu bawa bekal ya. Tadi Dad udah suruh Mom siapin bekal buat kamu," ujar Billy sambil mengambil bekal yang sudah Mefla siapkan lalu menyodorkan kotak bekal itu pada Asyeila.
Asyeila tersenyum senang, mengambil kotak bekal itu lalu dimasukan ke dalam tasnya. "Makasih Mom, Dad."
"Kak Ai, hari ini berangkat sama Sye yuk?" ajak Asyeila sambil menatap kakaknya yang tengah melahap rotinya dengan tenang.
"Sye, abisin dulu makannya. Habis itu minum obat ya?" ujar Mefla lembut.
"Iya, Mom."
"Hari ini Sye berangkat sama Dad," ucap Billy tiba-tiba.
Mefla menatap suaminya sambil menghela nafas pelan. "Sekalian sama Ai ya, motor dia kan lagi di bengkel."
Billy menatap Aileen yang duduk berhadapan dengannya. "Tapi sayang, sekolah Ai sama Sye kan nggak searah. Nanti kalo Sye di hukum terus dia kecapean gimana?"
Aileen meneguk segelas susu kemudian gadis itu menatap Daddynya datar. "Gapapa, Dad. Ai bisa naik taksi atau angkot." ucapnya singkat.
"Tapi Ai-"
"It's okay Mom, Ai berangkat sekarang ya?"
Gadis itu beranjak dari duduknya, menyalimi tangan Billy dan juga Mefla. Kemudian Aileen menatap Asyeila lembut. "Semangat belajarnya dan inget nggak boleh capek-capek terus jajannya yang bener nggak bol-"
"Nggak boleh jajan sembarangan, Sye udah hafal banget sama kalimat Kak Ai." ujar Asyeila sambil menatap kakaknya sambil mengerucutkan bibirnya. Aileen memang seperti itu pada Asyeila, gadis itu akan berubah cerewet melarang Asyeila ini itu.
Aileen mendegus geli. "Kak Ai berangkat dulu," ujar Aileen sambil mengecup singkat pipi Asyeila.
***
Aileen menatap sekolahnya dengan wajah datar, gadis itu baru saja turun dari taksi. Kakinya melangkah ringan menuju kelasnya, XI Ipa 3.
Banyak orang yang menatap Aileen secara terang-terangan. Kebanyakan para siswi menatap gadis itu sinis, ada juga yang menatapnya penasaran. Semua murid di SMA Gema Nusa tau betul siapa Aileen Bellvania Arkarna, gadis berwajah dingin tetapi walau begitu banyak laki-laki yang mengincar gadis itu karena wajah cantiknya dan juga merasa tertantang mencairkan sifat Aileen.
Aileen tidak peduli, gadis itu tetap melangkahnya tanpa menghiraukan tatapan-tatapan itu sampai ada seseorang yang menepuk bahunya keras.
"Selamat pagi temanku," sapa gadis itu sambil menyengir kuda.
Tanpa melihat orang itu, Aileen tau bahwa yang menepuk bahunya tidak lain adalah Keisha, teman sebangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...