Seorang anak perempuan sedang bermain dengan ikan-ikan hias yang berada di kolam. Anak itu tersenyum meskipun tipis, matanya melihat kesana kemari mengikuti gerak-gerik ikan-ikan miliknya.
"Ai? Kamu ngapain di sini?"
Suara itu membuat Aileen menghentikan kegiatannya. Seseorang yang memanggilnya tadi sudah duduk bersilang di samping Aileen.
"Kamu kok nggak ikut makan malem bareng?"
"Ai nggak laper, Onty Aci." jawab Aileen sambil bermain air yang ada di kolam itu.
Yap, seseorang itu adalah Arsinta Equeena adik dari Mefla Adreani yang kini sudah menjadi dokter di salah satu rumah sakit terkenal di jakarta.
Arsi mengelus rambut Aileen yang menguntai ke bawah dengan lembut. "Kata Mommy mu, kamu belum makan? Ayo makan bersama sekalin nanti kalo malem-malem di sini masuk angin loh," ujar Arsi.
Aileen hanya menatap Arsi sebentar kemudian mengangguk.
Kini keduanya beranjak meninggalkan kolam ikan yang terletak di belakang rumah dan berjalan bersama menuju ruang makan. Di sana, sudah ramai karena memang malam ini Billy mengadakan makan malam dengan keluarga besarnya.
Arsi menggandengan tangan Aileen, setelah sampai di ruang makan gadis itu mendudukan Arsi di sebelah kursinya. Kini semua tatapan mengarah pada Aileen. "Kamu darimana aja sih sayang? Kenapa nggak langsung ke ruang makan?" tanya Mefla sambil menatap Aileen.
"Ai nggak laper, Mom." jawab Aileen seadanya.
"Tapi kamu belum makan sayang, Mom suapin ya?" tawa Mefla sambil menatap Aileen lembut.
Aileen menggelengkan kepalanya.
"Aileen Bellvania Arkarna makan," ucap Billy tegas.
Jika Billy sudah berbicara tegas seperti itu ditambah dengan mengucapkan nama lengkapnya maka Aileen tidak akan membantah.
Anak perempuan itu hanya mengangguk kemudian menatap Mefla. "Ai makan sendiri, Mom."
Semua orang disana kecuali Billy menghela nafas pelan. Di situ juga ada orangtua dari pihak Mefla maupun Billy.
"Ini nih, cucu Bunda ngikut sifat kamu banget Bil astaga!" pekik Claudia, bunda Billy.
"Iya nih, dia masih TK udah kayak anak remaja sifatnya. Kamu apain ponakan Kakak, Bil." sambung Bela, kakak Billy.
"Kamu sih Bil, cucu Mama jadi nggak manja-manja gitu kan kayak anak kecil biasanya. Padahal kan Bunda pengen lucu-lucuan sama Ai," ujar Nesa, Mama Mefla dengan wajah cemberut.
"Mama udah jadi nenek jangan narsis gitu," tegur Adrian, suami Nesa
Nesa menatap suaminya tajam. "Pa, nggak usah ingetin umur Mama."
"Udah lah kok malah ribut, mending kita mulai makannya aja." ujar Wijaya, suami Claudia menengahi.
"Tapi Yah, Bunda masih kesel masa cucu Bunda sifatnya kayak Billy. Kirain nggak akan ada lagi penerus sifat Billy itu,"
Billy menghela nafas pelan, selalu saja dirinya yang disalahkan. "Nanti Billy bikin adik buat Ai,"
"Yang mirip Mefla," lanjut Billy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Mefla. Kenapa Billy se frontal itu sih?
Aileen menatap Daddynya dengan wajah ceria, raut wajah yang sangat jarang anak perempuan itu tunjukan. "Ai mau dapet adik?" tanya anak itu polos.
"Billy omongan kamu kenapa jadi amburadul gitu sih?" kesal Mefla.
Billy terkekeh. "Nanti Dad bikinin adik buat kamu, Ai."
"Billy!" tegur Mefla dengan wajah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...