Aileen baru saja memasukan ponselnya ke dalam tas, gadis itu baru saja mendapat kabar bahwa Daddynya tidak bisa menjemput karena ada urusan lain. Aileen mengerti, Daddynya memang orang yang memiliki banyak kesibukan, gadis itu sangat bersyukur setidaknya Daddynya itu masih memiliki waktu untuk keluarganya.
Aileen menghela nafas pelan, gadis itu baru saja ingat bahwa dirinya tidak membawa uang lebih karena dompetnya ketinggalan di kamar dan uang jajannya tadi sudah habis. Mau nebeng Keisha juga gadis itu sudah pulang duluan.
Tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya pelan. "Kok lo belom pulang?"
Aileen memasang wajah datarnya. "Bukan urusan lo," ketusnya seraya mengalihkan pandangannya.
"Bokap lo nggak jemput?" tanya orang itu.
"Yaudah pulang bareng gue," lanjutnya sambil menggenggam tangan Aileen dan menariknya menuju parkiran. Namun sebelum itu terjadi, Aileen dengan kesal menepisnya.
"Apa sih,"
"Gue cuma mau lo pulang bareng gue, biar gue yang anter pulang." paksa orang itu.
"Ravin, gue nggak mau pulang sama lo!" ucap Aileen dingin sambil menatap Ravin tidak suka. Yap, orang itu adalah Ravin.
Ravin menatap Aileen, laki-laki bersedekap dada. "Bokap lo nggak jemput kan?"
Aileen hanya diam, gadis itu tengah berpikir bagaimana cara pulang tanpa harus diantar oleh Ravin.
"Kelamaan, udah lo pulang bareng gue aja." ujar Ravin sambil kembali menarik tangan Aileen.
Namun kehadiran Alendra dan teman-temannya beserta Kallista yang tiba-tiba saja berada diantara mereka membuat Aileen segera menghempaskan tangan Ravin.
"Ale lukanya udah diobatin?" tanya Aileen spontan.
Aileen meruntuk dalam hati, jelas-jelas di jidat laki-laki itu sudah ada kain kasa. Sudah pasti lukanya sudah diobati.
Alendra hanya mengangguk mengiyakan.
"Ale-"
"Len, lo jadi nganterin gue kan? Bisa sekarang nggak? Soalnya gue disuruh pulang cepet sama Mama." sela Kallista cepat.
"Lo dianter Aber aja lah Kall, Lendra masih sakit gitu. Nggak kesian apa lo," celetuk Raden.
Aber mengangguk setuju. "Yuk Yang, gue anterin. Sampe pelaminan juga gue jabanin," ujar Aber cengengesan sambil menatap Kallista.
Cio menggelengkan kepalanya menatap Aber iba. "Prihatin Ber gue liat lo, makin lama makin yakin gue kalo lo pasien RSJ yang melarikan diri."
"Anjir!" umpat Aber menatap Cio tidak terima.
"T-tapi emang iya sih." lanjut Aber sambil menyengir lebar.
Alendra menatap Aileen yang kini tengah menatapnya. "Lo tadi mau bilang apa?" tanya Alendra dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Aileen mau bilang kalo dia mau pulang bareng gue," ujar Ravin menatap Alendra malas.
Alendra kini beralih menatap Ravin dengan senyum miring di bibirnya. "Ayo Kall," ucap Alendra kemudian berlalu dari sana diikuti Kallista yang tengah tersenyum penuh arti pada Aileen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...