A34 : Si Tukang Ngambek

12.8K 1.9K 669
                                    

Seorang gadis tengah memasukan buku-bukunya ke dalam tas, gadis itu terlihat buru-buru. Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu dan guru di kelas itu baru saja keluar kelas karena ada jam tambahan mendadak, gadis bergegas mengangkat tas dan kemudian menggendongnya di punggung.

"Aileen gue mau bicara sesuatu sama lo,"

Suara itu membuat Aileen menghentikan aktivitasnya, kemudian menatap lawan bicaranya datar. "Nggak." ucap gadis itu dingin.

"Sebentar aja please, gue janji nggak ngapa-ngapain. Sumpah!" ujar orang itu sambil mengangkat tangannya.

Keisha mendegus kesal. "Ngapain sih lo, Vin? Kurbel? Udah jelas-jelas Aileen nggak mau ngomong sama lo. Lo tuli ya?"

Skakmat

Ucapan Keisha yang begitu tajam membuat Ravin yang saat ini ada di hadapan mereka terdiam.

"Gue nggak ada urusan ya sama lo, Kei." ketus Ravin menatap Keisha tak berminat.

Keisha berdiri dari duduknya, gadis itu menatap Ravin sambil bersedekap dada. "Urusan Aileen itu urusan gue juga, dia temen gue. Apalagi kalo berhubungan sama cowok semacam lo ini."

Ravin menatap Keisha tidak suka. "Gue cuma butuh waktu Aileen sebentar doang, mau ngomong sesuatu. Kenapa lo yang repot sih?" ujar Ravin kesal.

"Dan gue sebagai teman Aileen, sangat tidak mengizinkan Aileen berinteraksi sama lo." ucap Keisha sambil menatap Ravin sinis.

Aileen menghela napas pelan. "Mau ngomong apa?" ketusnya.

"Boleh ngomongnya berdua aja?" pinta Ravin sambil menatap Aileen lembut.

"Nggak," jawab Aileen singkat.

Keisha terbahak. "Lo juga dari tadi kan ngomong bego,"

"Lo bisa diem nggak sih Kei, gua nggak ngajak lo ngomong!" kesal Ravin.

Keisha hanya menjulurkan lidahnya meledek Ravin, kemudian gadis itu menarik tangan Aileen untuk keluar kelas. "Ayo Ai, lo kan katanya mau jemput Kak Lendra di rumah sakit. Dia pulang hari ini kan?"

Aileen mengangguk.

Namun, tangan Aileen ditahan oleh Ravin. Laki-laki itu memasang wajah memohonnya. "Please sebentar aja, gue janji."

Aileen menepis tangan Ravin, kemudian gadis itu menatap Ravin dingin. "Jangan pegang," ketus Aileen.

Gadis itu mengalihkan pandangannya pada arloji yang melingkar di tangannya. "Udah telat," gumamnya pelan.

Keisha pun menatap gadis itu karena mendengar gumaman Aileen. "Emang lo nggak bareng sama Kak Raden, Kak Cio sama Kak Aber?" tanya Keisha.

Aileen menggelengkan kepalanya. "Mereka udah duluan,"

"Aileen, gue cuma mau minta maaf sama lo atas kejadian waktu itu." ujar Ravin tiba-tiba.

Aileen kini kembali menatap Ravin, masih dengan wajah datarnya. "Kalo lo cuma mau bahas itu, gue nggak ada waktu."

"Tapi Aileen gue-"

"Ravin, Aileen nggak mau ngomong sama lo. Ngerti bahasa manusia nggak sih?!" ucap Keisha geram. Gadis itu sangat kesal dengan sikap Ravin yang begitu pemaksa dan banyak omong.

Kali ini, Keisha benar-benar menarik tangan Aileen untuk keluar dari kelas. Mereka berdua berjalan menuju parkiran.

"Jadi lo nggak jadi ikut jemput Kak Lendra di rumah sakit?" tanya Keisha sambil memainkan kunci motornya.

Aileen mengecek ponselnya, kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya. "Udah jalan pulang."

"Jadi nanti lo balik langsung ke rumah Kak Lendra?" tanya Keisha lagi.

AilendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang