Seorang gadis tengah bersandar pada tempat tidur, gadis itu memegang sebuah akuarium mini yang berisi dua ikan louhan.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka, menampilkan Asyeila yang rapih dengan baju tidurnya. "Kak Ai belom tidur?"
Aileen mengangguk kemudian menepuk kasur di sebelahnya yang kosong. "Sini duduk," ujar Aileen.
Asyeila menuruti perintah Kakaknya, dia duduk di sebelah Aileen kemudian gadis itu memperhatikan Aileen dalam diam.
Aileen menoleh menatap Asyeila dan saat ini mereka bertatap-tatapan. "Kamu malem-malem kenapa belum tidur?" tanya Aileen sambil menyingkirkan anak rambut Asyeila yang menutupi wajah gadis itu.
Asyeila memeluk lengan Kakaknya, kemudian Asyeila ikut memperhatikan akuarium yang berada di tangan Aileen. "Ini ikan yang waktu itu dikasih Kak Ale kan? Gara-gara ikan louhan Kak Ai yang dulu menghembuskan nafas terakhir alias wafat." celetuk Asyeila.
Aileen hanya berdehem pelan.
Asyeila mendongak menatap wajah kakaknya. "Kak?"
"Iya? Mau tidur?"
Asyeila menggelengkan kepalanya. "Sye kasihan sama Kak Ale." ujarnya jujur.
"Kenapa?"
"Kak Ale kan baik banget, Sye sayang sama Kak Ale. Kok Kak Ai tadi sore marahin Kak Ale sih? Kak Ale sedih tau," ucap Asyeila dengan wajah lesu.
Aileen menghela nafas pelan. "Sye masih kecil, Sye-"
"Sye tau Kak Ai sayang juga kan sama Kak Ale? Kenapa Kak Ai nggak pacaran aja sama Kak Ale." potong Asyeila sambil menyengir lebar.
"Tidur aja ya, Sye mau tidur sama Kak Ai?" ujar Aileen mengalihkan pembicaraan.
"Kak Aiiii..." rengek Asyeila.
"Apa?" tanya Aileen.
Asyeila bersedekap dada sambil menatap Aileen. "Jadian sama Kak Ale yaa?"
Aileen menghela nafas lelah. "Kamu disogok apa sama dia?"
Asyeila meringis pelan. "Kok Kak Ai tau sih," gumamnya pelan.
Kemudian Asyeila menatap Aileen sambil menyengir kuda, gadis itu beranjak dari duduknya. "Sye tidur dulu deh, bye Kak Ai."
"Oh iya, kata Kak Ale kalo sayang jangan dipendam nanti keburu ditinggal jadian."
Setelah itu Asyeila menutup pintu kamar Aileen.
Aileen mengambil kardus yang berada di bawah kolong tempat tidurnya. Gadis itu membuka kardus besar itu kemudian mengambil sebuah boneka. Boneka yang saat kecil dulu diberikan oleh Alendra.
Aileen membelainya pelan kemudian gadis itu tersenyum tipis. Gadis itu kembali duduk di tempat tidurnya sambil menatap boneka itu. "Ale, Ai jahat ya?" tanyanya pelan.
Setelah itu Aileen menidurkan badannya, gadis itu terlelap sambil memeluk boneka itu. Boneka yang 12 tahun yang lalu Alendra berikan padanya.
***
Langit yang cerah menyambut pagi hari ini. Semua orang sudah mulai sibuk beraktivitas, tidak terkecuali seorang gadis yang kini sudah berada di sekolah dengan setumpuk buku di tangannya.
Yap, gadis itu adalah Aileen Bellvania Arkarna. Dia baru saja dari perpustakaan meminjem buku paket untuk dirinya sendiri. Matanya tidak sengaja melihat keberadaan seseorang yang sejak semalam menghantui pikirannya.
"Al-"
Saat hendak memanggil namanya, tiba-tiba saja tangan Aileen ditarik paksa oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...