"Aduh,"
Suara ringisan itu membuat Alendra yang tadinya tengah duduk dengan tenang di kursi ruang makan berjalan mendekat ke sumber suara.
"Tangan Moya kenapa?!" seru Alendra heboh.
Dengan cekatan Alendra menarik tangan Revi, laki-laki itu menghisap darah yang keluar dari jari telunjuk milik Revi. "Ale kamu ngapain? Itu-"
Alendra segera meludahkan darah itu dari mulutnya dan kemudian laki-laki itu mengambil obat merah dan kain kasa dari laci dapur. Dengan telaten Alendra mengobati luka di jari telunjuk Revi sedangkan Revi hanya tersenyum menatap anaknya.
"Moya hati-hati dong kalo masak, jangan sambil mikirin Ale." gumam Alendra masih dengan kesibukannya itu.
"Pede banget kamu, orang Moya tadi nggak sengaja kena jari gara-gara tangannya licin." jelas Revi.
Alendra tersenyum melihat hasil kerjanya di tangan Moyanya. "Ternyata Ale punya bakat jadi dokter, Ale mau jadi dokter aja deh kalo gitu."
Revi terkekeh melihat tingkah anaknya. "Udah sana tunggu di meja makan aja, Moya mau nerusin masaknya."
Alendra menggeleng keras. "No, Moya yang duduk aja. Biar Poya yang masak, lagian Poya lama banget sih mandinya. Toh, tetep ganteng Ale kemana-mana." ujar Alendra.
"Ngomong apa kamu, Le?"
Suara itu terdengar dari belakang tubuh Alendra. Dengan kompak Revi dan Alendra menoleh ke arah Aron.
"Astagfirullah, sayang tangan kamu kenapa? Kok bisa gini?" tanya Aron khawatir, laki-laki itu memegang tangan kanan Revi yang sudah diobati oleh Alendra tadi.
"Tadi nggak sengaja kena pisau, Poya." sahut Alendra.
"Poya nanya sama Moya bukan kamu Le, pengen banget diajak ngomong?" ujar Aron sambil menatap anaknya sinis.
Alendra pun menatap Aron tak kalah sinis. "Suami macam apa yang membiarkan istrinya terluka," celetuk Alendra menyindir Aron.
"Poya ada rencana masuk sinetron indosiar? Yang sinetron azab-azab gitu?" lanjut Alendra.
Aron mendegus kesal, Alendra makin besar bukannya makin bar-bar justru makin k.a.l.e.m.
"Udah, nanti kalo kelamaan debat, kalian telat berangkatnya." tegur Revi menegahi.
Kini Aron beralih menatap Revi kembali. "Sayang, kamu beneran gapapa? Perlu ke rumah sakit? Atau-"
"Poya, luka Moya tuh nggak terlalu parah. Cuma kegores dan nggak terlalu dalem, lagian udah Ale obatin juga. Responnya kok kayak orang nggak tau pengobatan gitu sih."
"Heh, anak kecil. Kamu tau yang namanya khawatir sama orang yang kita cinta nggak?"
"Taulah, tiap hari Ale khawatir sama Ai tuh."
"Kamu ini-"
"Poya, Ale. Udah dong, pusing Moya tiap hari liat kalian ribut." ujar Revi sambil menatap anak dan suaminya kesal.
"Kamu duduk aja ya sayang, biar aku yang masak nanti dibantuin Ale." ujar Aron sambil menuntun Revi duduk.
"Kamu lebay banget sih, orang tangan aku yang sakit bukan kaki pake dituntun segala." ucap Revi sambil menatap Aron geli.
"Aku kan khawatir sama kamu, baby."
"Geli, udah sana."
Setelah itu, Aron dan Alendra melanjutkan masakan Revi yang belum selesai tadi. Mereka membuat nasi goreng telur mata sapi.
![](https://img.wattpad.com/cover/227033797-288-k627050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Genç Kurgu"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...