"Ai masuk dulu ya Dad, Sye."
Saat mobil milik Daddynya sudah berlalu dari sekolah, Aileen segera memasuki sekolahnya itu.
Masih sangat pagi, tetapi sudah banyak murid yang berada di sekolah. Sepertinya hari ini mereka menjadi murid yang rajin.
Aileen terlonjak kaget saat seseorang merangkulnya secara tiba-tiba dari belakang.
"Met pagi teman sebangkuh." sapa Keisha sambil menyengir kuda.
Aileen hanya mengangguk pelan sebagai respon atas ucapan Keisha barusan. Masih dengan Keisha yang merangkul Aileen, keduanya berjalan bersama menuju kelas.
"Kok lo nggak berangkat sama doi?" tanya Keisha penasaran.
Aileen mendengus pelan. "Doi?" tanyanya.
"Dia Orang Istimwa, siapa lagi kalo bukan Kak Alendra Arkhana Mahatma." jawab Keisha sambil menggerakan tangannya, gadis itu seolah menulis nama Alendra di udara.
Aileen hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ish, ditanya kenapa juga malah geleng-geleng doang. Sebuah pertanyaan itu membutuhkan jawaban, Ai. Sedangkan sebuah perasaan membutuhkan balasan ea." gurau Keisha cengengesan.
"Gapapa," jawab Aileen singkat.
Keisha mengelus dadanya. "Sabar gue punya temen yang tercipta dari bongkahan es kayak lo."
"Setau gue manusia dari tanah, bukan bongkahan es." ucap Aileen menimpali.
Dengan gemas Keisha mencubit lengan Aileen. Refleks, Aileen menggeplak tangan Keisha. "Sakit, apa sih." kesal Aileen sambil mengelus lengannya.
"Anjir, sumpah ya Ai lo kok jadi ngeselin banget gini sih." ujar Keisha.
"Gue kan gemes pengen nampol," lanjut Keisha.
Saat mereka berbelok di koridor kelas 10, Aileen dan Keisha berpapasan dengan Alendra dan juga teman-temannya.
Kini mereka berhadapan, Alendra menatap Aileen sekilas. Sebelum pada akhirnya laki-laki itu segera melanjutkan langkahnya tanpa menyapa Aileen. Sedangkan Raden, Aber dam Cio mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah Alendra yang tidak seperti biasanya.
"Itu temen lo kenapa Kak?" tanya Keisha penasaran, tidak biasanya Alendra bersikap tak acuh seperti itu.
"Kalo lo tanya kita, terus kita tanya siapa?" ujar Cio pada Keisha.
"Goblo ih, lo pada kan temennya." ucap Keisha menatap ketiga laki-laki itu.
"Mana saya tau, saya kan jomblo." ujar Aber diakhiri dengan cengirannya.
"Kita duluan ya pemirsah," pamit Raden kemudian ketiga laki-laki itu berlalu meninggalkan Keisha dan juga Aileen.
"Lo ada permasalahan rumah tangga ya sama Kak Lendra? Ngaku lo," tanya Keisha dengan wajah keponya.
"Nggak tau." ketusnya kemudian gadis itu berjalan lebih dulu meninggalkan Keisha yang masih memasang wajah penasarannya.
***
"Woi Len lo mau kemana? Udah bel masuk anjir," seru Aber saat teman sebangkunya itu bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kelas.
"Nyebat." jawab Alendra sebelum laki-laki itu benar-benar keluar kelas.
Raden terbahak sambil memegangi perutnya. "Lendra? Nyebat? Hahaha anjir mana sempat keburu batuk-batuk."
"Dia mana bisa nyebat, ngehirup asap rokok aja nggak kuat."
"Ngadi-ngadi tuh anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...