"Alendra! Bangun sekarang juga atau Moya sama Poya nggak akan mau beliin kamu mobil-mobilan lagi!"
Suara itu terus terdengar, sedangkan anak laki-laki yang berusaha dibangunkan malah menarik selimut bergambar batman hingga selimut itu menutupi seluruh tubuhnya.
"Ale, bangun sekarang juga. Ini udah hampir jam 7 loh? Kamu mau telat masuk sekolah?" ujar Revi sambil berkacak pinggang.
Bukannya bangun, Alendra justru berguling-guling di dalam selimutnya.
"Ale nggak mau sekolah!" teriaknya.
"Ale, jangan bikin Moya pusing dong."
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka membuat Revi menoleh dan Alendra yang mengeluarkan kepala dibalik selimutnya.
"Loh? Ale? Poya kira kamu udah bangun. Ayo cepet bangun, Poya bisa telat ngantor kalo kamu kelamaan." ujar Aron sambil sesekali melihat ke arah arloji yang melingkar di tangannya.
"Anak kamu nggak mau sekolah," ujar Revi sambil menatap Aron kesal.
Aron menunjuk dirinya sendiri. "Anak aku?"
"Moya, inget ya. Kita bikinnya bareng. Lagian kamu yang lahirin, kan Poya cuma sumbangin goy-"
"Aron!" potong Revi sambil melotot.
"Omonganmu dijaga! Ale masih kecil udah kamu kotorin otaknya."
Aron hanya cengengesan kemudian laki-laki itu beralih menatap anaknya yang kini menatapnya dengan wajah yang mirip seperti anak kucing minta makan.
"Jadi, kenapa jagoan Poya yang satu ini nggak mau sekolah?" tanya Aron.
"Ale mau TK lagi aja Poya..."
"Boleh kan?"
Revi menatap anaknya dengan wajah kaget, sedangkan Aron menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tentu saja tidak habis pikir dengan permintaan anaknya.
"Kamu kan udah SD, Ale. Udah kelas satu loh, masa mau balik TK lagi sih."
"Ale mau jagain Ai di sekolah Poya, nanti kalo nggak ada Ale pasti banyak yang deketin Ai. Pokoknya Ale nggak mau!"
Astaga! Revi tidak habis pikir dengan tingkah anaknya yang satu ini.
"Tenang aja, Ale. Percaya sama Poya, Ai itu dilahirin sama Aunty Mefla itu buat dijadiin istri kamu nanti. Jadi kamu nggak usah khawatir," Tentu saja jawaban ngelantur itu terucap dari bibir Aron yang tiada ahlak.
"Omongan kamu bener-bener ya? Ale masih kecil, Aron." ucap Revi sambil menatap Aron geram.
"Hust, udah baby biarin aja yang penting dia mau sekolah." ujar Aron sambil terkekeh.
"Yaudah deh Ale mau sekolah, tapi Ale yang antar jemput Ai." Setelah mengatakan itu, Alendra membuka selimutnya dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
"Bener-bener nggak ngerti lagi aku sama tingkah Ale. Mirip kamu banget ya, by?" ucap Aron sambil menatap Revi yang kini sudah menatap laki-laki itu tajam.
"Semua orang juga tau tingkah dia mirip siapa!" sewot Revi.
"Ya pasti, memang 11 12 sama kamu kan?"
Aron ini memang tidak tau diri atau bagaimana, Revi ingin meledak rasanya. Kok bisa dia menikah dengan laki-laki setengah otak begini?
"Nanti malem aku tidur sama Ale!" jawab Revi pada akhirnya kemudian dengan cekatan wanita itu keluar dari kamar Alendra.
"Loh? Kok gitu sih? Moya! Nanti malem nggak bisa main kuda dong?!" teriak Aron tidak tau malu.
Terdengar suara pintu terbuka. Aron menoleh ternyata anaknya menyembulkan kepalanya sambil menatap Aron. "Poya nanti malem mau main kuda? Emang di rumah ada kuda ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Novela Juvenil"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...