A19 : Ngilang

12.3K 1.7K 369
                                    

Seorang gadis tengah membuka lemarinya, gadis itu mengambil salah satu jaket bomber berwarna hitam yang terpasang rapih di dalam lemari.

"Jaket Ale belum dikembaliin," gumam Aileen pelan.

Aileen menatap langit dari jendela yang ada di kamarnya. Gelap, karena hari sudah malam. Aileen mengambil hpnya yang berada di dalam saku celana tidurnya. Aileen membuka aplikasi Whatsapp, mencari kontak bernama Ale yang sudah seharian ini tidak terlihat. "Tumben nggak spam chat," ucap Aileen.

Aileen mendudukan dirinya di tepi ranjang. Dia menatap hpnya dalam diam.

Gadis itu menghela nafas pelan. "Gue kenapa sih," tanyanya pada dirinya sendiri.

Aileen memakai jaket bomber milik Alendra itu dengan wajah datarnya kemudian gadis itu keluar dari kamar menuju lantai bawah.

Di ruang tamu terlihat kedua orangtuanya, Sye dan juga kedua orangtua Alendra.

"Loh Ai? Mom kira kamu udah tidur," ujar Mefla sambil menatap Aileen.

"Masih jam 8, Mom." jawab Aileen.

Semua pasang mata kini menatap Aileen yang memakai baju tidur dan juga jaket bomber berwarna hitam.

"Kak Ai sini, mau kue nggak?" tanya Asyeila yang saat ini tengah duduk di karpet sambil memakan kuenya.

Aileen menggelengkan kepalanya, gadis itu memperhatikan orang-orang di ruang tamu itu seperti mencari seseorang.

"Kamu cari Ale ya?" celetuk Aron sambil menatap Aileen dengan tatapan menggoda.

"Ngapain anak gue cari anak lo, kayak nggak ada yang lain aja." ujar Billy sambil menatap Aron datar.

Mefla mencubit lengan Billy gemas. "Ngomongnya ya!"

Billy meringis pelan. "Apa sih sayang,"

Revi mendegus pelan. "Gitu-gitu anak gue, meskipun gesreknya 11 12 sama Aron juga."

Aron menatap Revi tidak terima. "Kamu kenapa seneng banget sih nistain suami sendiri, mau durhaka sama suami iya?"

"Aku kan cuma jujur," ujar Revi.

Aileen menghela nafas, menatap mereka datar. Memang begitu, keluarganya jika sudah disatukan dengan keluarga Alendra memang tidak akan berhenti berdebat. Ada saja yang menjadi bahan perdebatan mereka.

"Ai ijin keluar,"

Billy menatap Aileen dengan kedua alis yang terpaut. "Kamu mau kemana?" tanyanya.

Aileen menatap Daddynya gugup. "Ai mau keluar,"

"Iya, keluar kemana?"

Aileen menggigit bibir bawahnya, bingung mau menjawab apa. Sebenarnya gadis itu juga tidak tau mau kemana.

"Uncle tau kamu pasti cari Ale iyakan?" tebak Aron.

"Udah jelas ini, jadi gimana Bil? Udah siap kan besan sama orang paling gans di muka bumi ini?" tanya Aron dengan wajah songongnya.

Billy mendegus kesal. "Nggak usah kepedean, terlalu over bisa menyebabkan kematian." ketus Billy.

"Dad, setau Sye kepedean nggak bikin meninggal kok." ujar Asyeila dengan wajah polosnya.

Aron terbahak. "Tuh, ternyata sekarang lo kalah pinter sama anak sendiri, Bil."

"Udah, kamu tuh ngajak ribut mulu." tegur Revi sambil menatap Aron.

"Makin tua emang suami lo gesreknya makin menjadi ya Rev," ujar Mefla sambil menatap Aron iba.

"Gapapa yang penting disayang sama kamu, yakan beb?" ujar Aron sambil menatap Revi dengan kedipan matanya.

AilendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang