Di dalam kelas XI Ipa 3 semua murid tengah merapihkan seragam mereka karena saat ini mereka sudah siap dengan kaos olahraganya. Yap, hari ini mereka ada pelajaran olahraga dan harus berkumpul di lapangan 15 menit setelah bel berbunyi.
Aileen memasukan bukunya yang tadi pagi dia baca ke dalam laci meja, kemudian gadis itu keluar kelas sambil menunggu Keisha yang tadi sedang mengganti sepatunya.
"Ai!"
Aileen menoleh, gadis itu menatap Keisha yang kini sudah ada di depannya dengan rambut dikuncir. Rambut Keisha dikuncir satu sedangkan rambut Aileen dikuncir dua.
Keisha menatap Aileen gemas. "Lo kok jadi imut gitu woi!" pekik Keisha sambil memainkan rambut Aileen.
Aileen mendegus kesal, gadis itu menyingkirkan tangan Keisha dari rambutnya.
Keisha menyengir kuda kemudian gadis itu menarik tangan Aileen menuju lapangan diikuti teman-teman sekelasnya yang lain. Namun saat sampai di lapangan semua murid menatap anak kelas XII bingung.
Iya, anak kelas XII itu sudah berbaris rapih di lapangan basket yang seharusnya digunakan oleh kelas XI untuk materi shooting yang akan diajarkan untuk minggu ini karena minggu depan akan penilaian.
Keisha menatap Aileen dengan wajah menggoda. "Olahraga sama kelas doi nih," ujar Keisha sambil menyolek lengen Aileen.
"Nggak jelas lo." ketus Aileen kemudian gadis itu segera berjalan menuju barisan kelasnya diikuti oleh Keisha di belakangnya.
"Ai," bisik seseorang tepat di telinganya membuat Aileen yang tadinya sedang menghadap ke depan memperhatikan gurunya yang tengah berbasa-basi itu terlonjak kaget.
"Apa sih," ketus Aileen dengan wajah datarnya.
Tidak lain dan tidak bukan pelakunya adalah Alendra, laki-laki itu kini bersembunyi di barisan kelas XI, lebih tepatnya di samping Aileen. Entah bagaimana caranya, hanya Alendra yang tahu.
"Lo ngapain sih dikuncir gitu rambutnya," bisik Alendra kesal.
"Nggak ada urusan sama lo." ucap Aileen dingin.
Alendra mengelus dadanya berusaha sabar, dengan hati-hati Alendra melepaskan kunciran itu namun tangannya ditepis oleh Aileen. "Ale!" pekik Aileen sambil menatap Alendra tajam.
Dan pekikan Aileen itu mampu menarik perhatian semua anak di lapangan itu beserta gurunya sekaligus.
Alendra menatap gurunya itu sambil menyengir lebar. Tubuhnya yang tadinya membungkuk pun kini sudah tegap, laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat semua perhatian menyorot padanya.
"Lendra, ngapain kamu di situ? Mau balik kelas sebelas lagi?" tanya Guru olahraga sambil menatap Alendra.
"Mau ngapel Pak," jawab Alendra dengan wajah yang dibuat polos.
"Mau ngapelin siapa kamu?"
Tanpa malu Alendra merangkul Aileen sambil tersenyum lebar. "Hehe mau ngapelin Ai, Pak Bisma tau sendirilah."
Guru Olahraga itu namanya Pak Bisma, guru sekaligus pelatih basket jadi Alendra cukup dekat dengan Pak Bisma apalagi posisi Alendra dalam tim basket adalah kapten.
Aileen melepaskan rangkulan Alendra, rasanya Aileen ingin mematahkan tangan Alendra yang terlalu seenaknya itu.
"Sekarang waktunya pelajaran bukan pacaran Lendra, balik ke barisan kamu." ujar Pak Bisma sambil menatap Alendra.
Murid perempuan di sana menatap Aileen iri sedangkan Keisha sejak tadi sudah bersiul menggoda Aileen dari belakang.
"Belom pacaran Pak, tapi insyaallah langsung nikah aja. Mohon doanya ya teman-teman." ujar Alendra dengan wajah tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...