Aileen meletakkan tasnya di bangku pertama dari ujung kanan. Gadis itu duduk kemudian menyumpal telinganya dengan earphone. Bel masuk akan berbunyi kurang lebih 5 menit lagi dan teman sebangkunya bernama Keisha itu belum menunjukan batang hidungnya.
Aileen mendengarkan lagu sambil melihat pemandangan luar dari jendela yang ada di sampingnya. Di sana terlihat anak-anak kelas 10 yang tengah berkumpul di lapangan basket menggunakan kaos olaraga, mereka terlihat sedang berbincang-bincang santai.
"Woi Ai!"
Aileen menoleh saat seseorang menepuk bahunya, matanya menatap temannya itu datar. "Apa?"
Keisha, gadis itu mengatur nafasnya kemudian tersenyum lebar. "Hari ini jamkos dong! Sampe jam terakhir woi gila nggak tuh?"
Aileen melepaskan earphonenya kemudian gadis itu menatap Keisha. "Kenapa jamkos?"
"Gue denger-denger sih guru-guru lagi pada rapat, terus nggak tau lagi ada apaan. Bodo ah, yang penting jamkos asik!" celetuk Keisha.
"Gue mau ke perpus aja, ikut?" tanya Aileen.
Keisha mendegus kesal, gadis itu bersedekap dada kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap Aileen. "Plis ya Ai, disaat jamkos kayak gini mending lo ngajak gue ke kantin atau ke lapangan futsal atau lapangan basket kek yang banyak cogannya. Lah ini?"
"Kenapa?" ketus Aileen.
"Astagaa demi apa, lo cuek banget sih pantesan jomblo." celetuk Keisha dengan wajah yang dibuat polos.
Tidak mendapat respon apapun dari Aileen membuat Keisha mengelus dada berusaha sabar. "Eh, gue mau tanya sama lo. Hubungan lo sama Kak Lendra apaan sih? Gue denger-denger di luar tadi anak-anak pada ngomongin lo yang elus-elus kepala Kak Lendra di sekolah. Jangan-jangan kalian Backstreet ya?" tanya Keisha berbisik agar teman-temannya yang lain tidak mendengar perbincangannya dengan Aileen.
"Nggak," jawab Aileen singkat.
"Terus lo ngapain elus-elus gitu?" tanya Keisha dengan wajah keponya.
"Di rambutnya banyak dosa, jadi gue bersihin." jawab Aileen asal.
Dan saat itu juga Keisha terbahak keras membuat sebagian teman-temannya di kelas menoleh pada Keisha dan juga Aileen.
"Hahaha gila lo, Ai. Ternyata lo bisa ngelawak juga astaga ngakak gue woi!" ujar Keisha masih dengan tawanya.
Aileen menatap Keisha datar yang membuat Keisha langsung terdiam dan menyengir canggung. "Ini humor gue yang receh apa gimana sih," gumam Keisha.
"Gue mau ke perpus,"
"Yodah sono, gue nggak ikut. Mending gue ke kantin aja." ujar Keisha.
"Gue ikut boleh?"
Suara itu membuat Aileen dan juga Keisha menoleh, di depan bangku mereka kini sudah ada Ravin yang tersenyum sambil menatap Aileen.
"Ikut kemana Vin?" tanya Keisha bingung.
"Eh itu, gue mau ke perpus juga. Sekalian bareng gapapa kan Aileen?" tanya Ravin sambil tersenyum canggung.
Aileen hanya mengangguk pelan kemudian gadis itu keluar kelas lebih dulu yang kemudian disusul dengan Ravin. Mereka berdua berjalan menuju perpustakaan berdampingan. Aileen yang menatap datar ke depan dan Ravin yang sesekali mencuri pandang pada Aileen.
"Lo emang pendiem gini ya?" tanya Ravin tiba-tiba.
Aileen tidak menjawab, gadis itu hanya diam dengan mata yang menatap lurus ke depan.
Ravin menghela nafas pelan, kemudian tatapannya tertuju pada tali sepatu Aileen yang lepas. Refleks, Ravin menggenggam tangan Aileen agar gadis itu berhenti berjalan. "Aileen itu-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...