Pagi menjelang siang ini, Lapangan Basket indoor SMA Gema Nusa sudah sangat ramai diisi apalagi di bagian tribun penonton. Yap, hari ini adalah pertandingan persahabatan basket antara SMA Gema Nusa dan SMA Permata Bangsa.
Ini adalah pertandingan terakhir anggota basket kelas 12 karena setelah ini mereka akan sibuk dengan persiapan ujian dan lain sebagainya.
Pertandingan akan dimulai 30 menit lagi, mereka para tim basket masih punya waktu untuk mempersiapkan diri. Sedangkan pendukung dari masing-masing sekolah sudah mulai berdatangan masuk ke dalam lapangan basket indoor tersebut, memenuhi tribun penonton.
Alendra, laki-laki itu baru saja keluar dari mobil dibantu oleh Aileen karena laki-laki itu sedikit kesusahan. Mereka berangkat sedikit siang karena hari ini memang sekolah membebaskan murid berangkat jam berapa saja asal tidak lebih dari jam sembilan.
Alendra menyempilkan wajahnya ke dalam kaca, menatap seorang laki-laki paruh baya dengan cengiran khasnya. "Camer makasih ya udah nganter calon mantu ke sekolah,"
Billy menatap Alendra datar. "Anak saya manusia dan saya juga, kami bukan monyet, jadi siapa yang kamu sebut 'camer' itu?" ucapnya dingin.
Alendra membelalakan matanya, laki-laki itu mengelus dadanya sabar. "Astagfirullah Uncle, sungguh teganya dirimu."
Aileen menghela napas pelan, kemudian gadis itu menarik tangan Alendra ke belakang. Gadis itu menampilkan wajahnya di depan kaca mobil Daddynya. "Hati-hati Dad," ucap Aileen yang dibalas anggukan oleh Billy. Kemudian mobil itu pun berlalu dari sana, Alendra melambaikan tangannya. "MAKASIH YA DADDY!" teriak Alendra yang kemudian mendapat tatapan dari berbagai siswa-siswi di sekitarnya.
Sekilas Aileen bisa mendengar perbincangan siswi-siswi yang ada di sekitarnya, mereka memakai seragam yang berbeda dengannya sudah dipastikan mereka adalah murid SMA Permata Bangsa.
"Itu yang teriak tadi siapa sih? Ganteng banget anjir lucu,"
"Seriously lo nggak kenal dia? Dia Alendra kapten basket SMA Gema Nusa tapi kayaknya dia habis kecelakaan deh,"
"Ganteng banget, liat deh senyumnya aja serasa ngajak nikah. Jadi pengen kenalan."
"Gue sih pengennya dia jadi pacar gue,"
"Gila sih, ternyata aslinya lebih ganteng daripada di foto sosmednya."
"Gue jadi suka Alendra,"
Aileen mendengus kesal mendengar bisikan-bisikan itu. Gadis itu mengapit lengan kiri Alendra. "Ayo," ajak Aileen dengan wajah datarnya.
Alendra melirik lengan kirinya yang diapit oleh Aileen, laki-laki itu tersenyum lebar. "Alhamdulillah pagi-pagi udah dapet rejeki," ucap Alendra cengengesan.
"Mukanya datar aja bisa nggak?!" ketus Aileen sambil menatap Alendra dingin.
Bukannya menurut, Alendra justru sengaja senyum-senyum sambil menatap Aileen. "Senyum nih senyum," ujarnya bahkan laki-laki itu menarik bibirnya agar tersenyum lebih lebar.
Aileen melirik sekitarnya, kemudian gadis itu mencopot cardigannya dan melemparkannya untuk menutupi wajah Alendra. "Diem aja, jalan." ucap gadis itu.
"Gelap dong Ai, gimana sih? Gelap seperti hidupku tanpamu ea ea.."
Tanpa menghiraukan ucapan Alendra, Aileen segera menuntun jalan laki-laki itu menuju lapangan basket. Saat sudah masuk ke dalam lapangan basket, barulah Aileen mengambil cardigannya dari kepala Alendra.
"Wah ada Lendra, apa kabar bro? Kayaknya lagi nggak baik ya?"
Alendra membalikan badannya bersama dengan Aileen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Fiksi Remaja"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...