Segerombolan anak laki-laki yang memakai seragam SD itu keluar dari gerbang sekolahnya sambil menenteng tas punggung mereka masing-masing.
"Lendra, kamu mau bawa kita kemana? Nanti kalo Papaku jemput gimana?" pertanyaan itu keluar dari seorang anak laki-laki dengan baju seragam yang dikeluarkan.
"Kamu ini udah kayak preman masa masih anak papa sih?" ujar Alendra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Teman-temannya yang lain tertawa sedangkan laki-laki yang barusan bertanya memasang wajah cemberut. "Kalo bukan anak Papa aku anak siapa lagi?" tanyanya sambil menatap Alendra kesal.
Alendra bersedekap dada sambil menatap salah satu temannya dari atas ke bawah dengan tatapan seolah sedang menilai. "Anak pungut?" celetuk Alendra.
Anak laki-laki itu menendang kaki Alendra membuat Alendra meringis kesakitan. "Kok kamu nendang Ale sih, Dhirga?!" tanya Alendra sewot.
"Kamu yang mulai ngatain aku anak pungut, nanti aku bilangin sama Papaku!" sewot Dhirga.
Alendra menggerutu kesal. "Tangan kosong kalo berane!" seru Alendra.
"Kok Lendra sama Dhirga malah berantem sih? Katanya kita mau jalan-jalan?"
"Iya, jalan-jalan kemana?"
"Lendra, kita mau kemana?"
Teman-teman seperbocilan Alendra mulai mengeluarkan suaranya.
Alendra menatap temannya satu per satu. "Aku mau bawa kalian ke TK itu," ujar Alendra sambil menunjuk sebuah TK yang ada di sebrang jalan.
"Kamu mau TK lagi ya?" tanya salah satu temannya.
Alendra mengangguk antusias namun kemudian dia menunduk lemas. "Tapi nggak dibolehin sama Poya Moya," ujarnya.
"Yaudah kita ke sana yuk, di TK ada perosotan sama ayunan nggak kayak di sekolah kita."
Alendra mengangguk dengan wajah senangnya. Kemudian mereka segerombolan anak kecil laki-laki yang berjumlah lima orang mulai menyebrang.
Saat sudah sampai di depan TK mereka langsung saja masuk ke dalam. Kehadiran kelima bocah laki-laki yang memakai seragam SD itu mengundang banyak tatapan.
Mata Alendra menjelajah ke segala arah mencari keberadaan pujaan hatinya yang tidak lain adalah Aileen.
Alendra menatap arloji berbentuk wajah spidermen yang melingkar di tangannya. Di sana menunjukan jam sepuluh tepat, dan seharusnya Aileen sudah keluar dari kelasnya karena mereka pulang di jam yang sama.
"Lendra kita mau jajan dulu, kamu mau langsung main?"
Alendra menggelengkan kepalanya. "Mau cari istriku dulu," Dan ucapan Alendra barusan membuat semua teman-temannya menatapnya bingung.
"Lendra, kamu udah punya istri?" tanya Dhirga.
"Iya, dia sekolah di sini. Aku cari dulu ya?" ujar Alendra polos.
"Aku juga mau, carinya dimana?" sahut temannya yang lain.
Alendra menggaruk rambutnya bingung. "Nanti aku tanya Poya carinya dimana," ujarnya kemudian berjalan menuju kelas Aileen.
Alendra memasuki kelas Aileen yang langsung mendapat tatapan dari semua anak-anak di sana beserta gurunya.
Ibu guru itu berjalan mendekati Alendra. "Kamu ngapain masuk ke sini?" tanyanya lembut.
Bukannya menjawab Alendra justru menetapkan padangannya pada Aileen yang sedang duduk di samping teman sebayanya. Dan yang duduk di samping Aileen itu laki-laki, Alendra tidak suka melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...