Ramein kolom komentar ya guys❤
***
"Ai jalannya yang cepet, jangan kayak siput. Apa perlu Ale gandeng?"
Aileen yang sedari tadi mengikuti langkah Alendrapun berhenti. Anak perempuan itu menatap Alendra dengan wajah datarnya. "Ale kenapa nggak pulang?"
"Nggak mau, masa Ale harus pulang ke rumah Allah. Ale kan belum nikahan sama Ai," jawab Alendra sambil mengerucutkan bibirnya.
"Nikahan apa?" tanya Aileen tidak mengerti.
"Susah jelasinnya Ai masih kecil nggak akan paham. Nanti aja jelasinnya nunggu Ai gede kayak Ale." ujar Alendra kemudian anak laki-laki itu menggandeng tangan Aileen agar anak perempuan itu mengikuti langkahnya.
"Emang Ale udah gede?" tanya Aileen sambil menatap Alendra dari atas ke bawah.
"Udah lah, emangnya Ai masih bocah." ejek Alendra.
Berikut adalah definisi tidak sadar diri.
Aileen hanya diam tidak menggubris ucapan Alendra barusan, anak perempuan itu hanya mengikuti kemana Alendra akan membawanya.
Aileen menghentikan langkahnya ketika sadar bahwa Alendra membawanya ke sebuah lahan kosong yang dikelilingi pepohonan. "Ale mau culik Ai ya?" Pertanyaan polos itu keluar dari mulut Aileen.
"Enggak, siapa yang mau culik Ai?"
Aileen memeluk lengan Alendra karena merasa takut, hari juga sudah menjelang sore. "Ai mau pulang," pinta Aileen dengan mata berkaca-kaca.
"Nanti ya, sebentar lagi sampe. Ale ada hadiah buat Ai," ucap Alendra sambil mengusap-usap rambut Aileen agar anak perempuan itu tidak lagi merasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...