Seorang gadis tengah bergulat dengan setumpuk buku yang ada di meja belajarnya, tangannya membuka lembar demi lembar kemudian sesekali menulis sesuatu di bukunya.
Dahi gadis itu mengernyit bingung saat coret-coretan jawabannya tidak ada di pilihan ganda yang tertulis di soal. Gadis itu mencoba berkali-kali tetapi tetap saja tidak menemukan hasilnya. Begitulah matematika, sudah seringkali diperjuangkan tetapi malah mengecewakan.
Gadis itu adalah Aileen. Saat ini Aileen tengah bersedekap dada mempehatikan coretan demi coretan di bukunya. "Kok nggak ketemu," gumamnya pelan.
Gadis itu mengambil buku coretannya dan juga buku paket matematika yang berisi soal yang belum bisa gadis itu pecahkan. "Dad pasti tau," ucapnya pelan sambil tersenyum tipis.
Aileen melihat jam dinding yang ada di kamarnya, disana jam dinding menunjukan pukul delapan lebih kemudian gadis itu beranjak dari duduknya. Aileen keluar dari kamar menuju ruang kerja Daddynya karena biasanya Daddynya itu sedang berada di ruang kerja.
Aileen menuruni tangga sambil memeluk bukunya. Saat sudah sampai di depan pintu ruang kerja Daddynya, pintu itu terbuka sedikit. Aileen membuka pintu itu lebih lebar tetapi yang dilihatnya adalah Daddynya yang sedang merangkul Asyeila, adiknya.
Karena tidak ingin mengganggu, Aileen hanya menunggu di depan pintu sambil mendengarkan pembicaraan adik dan daddynya itu.
"Sye tadi dapet nilai terbaik loh Dad di kelas,"
"Sye kan pinter."
"Hehe, iya pinter kayak Daddy sama Mommy!"
"Sama Kak Ai juga!"
"Iya, anak Dad emang pinter semua."
Aileen tersenyum dalam keterdiamannya.
"Dad, malam ini Sye pengen tidur sama Dad sama Mom boleh nggak?"
"Boleh."
"Yey!"
Setelah mendengar percakapan itu, Aileen bersandar pada tembok sambil memeluk bukunya semakin erat.
Tidak lama kemudian Billy dan juga Asyeila keluar dari ruang kerja Billy bersamaan.
"Dad," panggil Aileen sambil menatap Daddynya.
"Kak Ai! Kak Ai mau belajar yaa?" tanya Asyeila sambil menatap Aileen dengan senyum senangnya.
"Iya," jawab Aileen sambil tersenyum tipis.
"Ada apa Ai?" tanya Billy sambil menatap anak sulungnya.
Aileen mengeratkan pegangannya pada bukunya. "Ai mau minta tolong sama Dad buat bantuin Ai mecahin soal." ucap Aileen.
Billy menatap Aileen kemudian beralih menatap Asyeila yang tengah menguap. "Deadlinenya kapan?"
"Ini bukan tugas Dad, Ai cuma-"
"Kalo gitu nggak harus sekarang kan, besok aja ya?"
Aileen mengangguk patuh kemudian tersenyum tipis. "Sye keliatannya udah ngantuk banget. Tidur gih,"
Asyeila mengucek matanya kemudian menyengir kuda. "Iya Kak, Sye mau tidur sama Dad sama Mom juga. Sye tidur dulu ya Kak? Ayo Dad!"
Setelah itu Asyeila terlihat menggandeng Billy meninggalkan Aileen yang kini tengah menunduk memperhatikan kakinya.
"Ai, kamu ngapain bengong di situ?"
Suara itu membuat Aileen mendongak, tepat di depannya Mefla sedang menatapnya.
"Mom?"
Mefla melirik sekilas buku yang tengah di pegang oleh Aileen. "Mau mimta diajarin sama Dad ya? Dadnya mana?" tanya Mefla.
![](https://img.wattpad.com/cover/227033797-288-k627050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailendra
Teen Fiction"Lendra, Ibu tanya sekali lagi ya? Cita-cita kamu kalo udah besar nanti apa?" "Nikah sama Aileen, Bu." "Alendra, Ibu serius." "Tapi kata Poya, Ale cuma boleh seriusin Ai, Bu." "..." ~12 Tahun Kemudian~ "Alendra Arkhana Mahatma! Kerjaanmu berantem t...