A30 : Kamis, 17 September

11.2K 1.8K 987
                                    

"Alendra, kamu kenapa sih? Kalo sedang latihan ya kamu fokusnya ke latihan. Kalo ada masalah jangan dibawa ke latihan, kamu ini kapten Len dan hari ini kamu kacau banget. Bapak harap untuk hari selanjutnya nggak kayak gini lagi." omel Pak Bisma pada Alendra yang tengah berdiri di depannya.

Alendra menghela nafas pelan kemudian laki-laki itu mengangguk. "Iya Pak, maaf."

Pak Bisma mengalihkan pandangannya, melihat anak didiknya yang lain. "Kalian boleh pulang, inget tetap jaga kesehatan."

Setelah itu Pak Bisma pergi dari lapangan basket. Sedangkan Alendra duduk di kursi yang tersedia dan mengusap keringatnya kasar.

Raden, Aber dan juga Cio sedang berbincang dengan teman satu timnya. Saat teman-temannya yang lain sudah berpamitan pulang, ketiga laki-laki itu pun menghampiri Alendra dan duduk di sampingnya.

"Lo ada masalah apa sih, Len? Sampe Pak Bisma ngomel banget tadi." tanya Cio pada Alendra.

"Aileen?" tebak Raden.

Alendra mendengus kesal kemudian laki-laki itu mengangguk. Kemudian Alendra mendongak menatap langit yang sudah mulai gelap.

"Tadi pagi dia nyari lo sih, ke kelas kebetulan ketemu sama gue. Dia nyusulin lo ke gudang?" tanya Cio penasaran.

"Iya," jawab Alendra singkat.

"Terus permasalahannya dimana? Lo lagi uhuk-uhuk di gudang terus kegep sama Aileen?" celetuk Aber sambil menyengir kuda.

Raden menoyor kepala Aber. "Lo tuh ya Ber, serius dikit dong njir." kesal Raden.

"Dendeng, lo cowok gue cowok. Yakin mau diseriusin? Kalo gue sih yes." gurau Aber sambil mengedipkan matanya genit.

"Bangsat, jijik gue njing!" seru Raden menatap Aber ngeri.

"Diem dulu ya setan, temen lagi ada masalah bukannya prihatin malah-"

"Jadi monyet, yang emang cuma Aber!" potong Raden.

"Hust, udah diem. Yuks yank cerita dulu." ucap Aber sambil mengelus lengan Alendra dengan tatapan memelas.

Bukannya menjauh, Alendra justru meletakan kepalanya pada bahu Aber. "Ber gue capek suka sama cewek, suka sama lo aja gimana." ucap Alendra sambil mendongak menatap wajah Aber dengan wajah yang dibuat imut.

Refleks Aber mendorong tubuh Alendra sambil memeluk dirinya sendiri. "Aku jijik sama mas,"

"Anjing sumpah gue beneran jijik, Len!" lanjut Aber sambil menatap Alendra dramatis.

Alendra tersenyum kecut kemudian laki-laki itu mengambil tasnya. "Tau ah, gue mau balik. Mau mandi kembang tujuh rupa."

"Nggak, nggak bisa. Cerita dulu lo kenapa woi."

"Ntar pas latihan basket lo nggak bener lagi kita semua kena omel juga dodol!"

Alendra menghela nafas kasar kemudian meletakan kembali tasnya. "Aileen salah paham sama gue." ujar Alendra lemas.

"Salah paham kenapa?"

"Perasaan tadi pagi muka dia cerah-cerah aja tuh meskipun datar kayak punya doi," celetuk Cio.

"Please Yo, serius dulu anjing."

"Iya babi ku sayang,"

"Lanjut Len," ucap Raden tidak menghiraukan Aber dan Cio.

"Tadi di gudang, gue nggak tau Kallista dateng dari mana tiba-tiba meluk gue."

"Dia bilang suka sama gue." lanjut Alendra malas.

AilendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang